Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Angkat Sejarah Tokoh Perempuan Aceh, Dosen Umuslim Implementasikan Modul Ajar Digital Reading Narrative Text di SMAN 1 Kuala

Kamis, 31 Agustus 2023 | 20:26 WIB Last Updated 2023-08-31T13:53:21Z
Angkat Sejarah Tokoh Perempuan Aceh, Dosen Umuslim Implementasikan Modul Ajar Digital Reading Narrative Text di SMAN 1 Kuala
Foto : Dosen Universitas Almuslim bersama siswa SMA Negeri 1 Kuala usai implementasi modul ajar digital

Detikacehnews.id | Bireuen - Dosen Universitas Almuslim yang terdiri dari beberapa multidisiplin ilmu, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia serta teknologi pendidikan mengimplementasikan Desain Modul Ajar Digital untuk Reading Narrative Text berbasis Local Wisdom melalui Lesson Study di SMA Negeri 1 Kuala, Kamis, (31/8/2023).

Hal ini sesuai pantauan awak media detikacehnews.id yang meliput langsung kegiatan tersebut.

Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Silvi Listia Dewi, M.Pd mengatakan bahwa ini merupakan salah satu penelitian yang dimenangkan oleh pihaknya dari hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun 2023 dengan Skema Fundamental.

Hal ini berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Nomor 0536/E5/PG.02.00/2023 tanggal 30 Mei 2023 tentang Penerima Program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2023.





"Alhamdulillah awal Juni 2023 lalu, kami dinyatakan lulus pada hibah DRTPM ini dan berhak melaksanakan penelitian yang sudah kami rancang sebelumnya dan didanai langsung oleh pihak Kemendikbud," ujarnya.

Dr. Silvi menyebutkan ada beberapa dosen yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini, diantaranya ia sendiri dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris bertindak sebagai Ketua, Misnar, M.A dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris (anggota), Dr. Alfi, Syahrin, M.Pd selaku Ketua LPPM Umuslim (anggota), dan Rahma, M.Pd dari prodi PG-PAUD (anggota).

Adapun tujuan digelar penelitian ini untuk mendesain, meriview, mengembangkan dan mengimplementasikan modul ajar digital reading narrative text dengan mengangkat kisah perempuan-perempuan perkasa di Provinsi Aceh sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa serta rasa patriotisme untuk terus mencintai bangsanya.

"Tentu tujuan yang ingin kami capai disini adalah meningkatkan kesadaran generasi muda tentang sejarah perjuangan tokoh perempuan Aceh perkasa yang dulunya sudah berjuang membela bangsa ini sehingga dapat diterapkan sikap dan kepahlawanan dalam kehidupan mereka," tuturnya.





Sementara itu, Misnar yang bertindak sebagai dosen model melakukan uji coba produk tahap pertama untuk siswa kelas XI B menerangkan bahwa sebelum implementasi ke sekolah ini dilaksanakan, pihaknya sudah lebih dulu mengumpulkan berbagai data dan informasi terkait sejarah beberapa perjuangan tokoh perempuan di Aceh. Mulai dari menginterview langsung Qismullah Yusuf yang merupakan penulis buku "21 Wanita Perkasa yang Ditempa oleh Budaya Aceh". Kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa makam tokoh perempuan Aceh, seperti makam Tgk. Faqinah di Aceh Besar, makam Nahrasiah di Aceh Utara, makam Putri Lindung Bulan di Aceh Tamiang, dan makam Putroe Phang di Banda Aceh.

"Alhamdulillah dari kegiatan ini kami bisa berjumpa langsung dengan tokoh sejarawan Aceh dan bisa ziarah ke beberapa makam tokoh perempuan Aceh yang sangat luar biasa," ujarnya.

Misnar menyebutkan implementasi kegiatan penelitian ini memuat reading narrative text dalam bahasa inggris yang menceritakan sejarah perjuangan tokoh perempuan Aceh melalui pendekatan Lesson Study agar terlahir pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

"Selama ini banyak kita jumpai di setiap reading narrative text yang dimuat di beberapa buku pelajaran lebih kepada dongeng dan legenda yang hanya bersifat imajinatif, untuk itu perlu adanya muatan kearifan lokal agar siswa lebih paham pada budaya dan sejarah tokoh Aceh dulunya," terang Misnar.

"Semoga modul ajar digital ini menjadi referensi bagi sekolah menengah untuk diterapkan disetiap pembelajaran, apalagi saat ini diaplikasikan kurikulum merdeka yang sangat tepat untuk melahirkan pembelajaran menyenangkan sekaligus menambah pemahaman tentang sejarah Aceh," tutupnya.