Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Hadiri Kenduri Blang Tanjong Mesjid, Kadis Pertanian Bireuen Serap Aspirasi Petani

Senin, 05 Mei 2025 | 20:08 WIB Last Updated 2025-05-05T13:08:37Z

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, Mulyadi, SE., MM saat memberikan sambutan di kenduri blang di Tanjong Mesjid, Gandapura.



Detikacehnews.id | Bireuen – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, Mulyadi, SE., MM., menghadiri tradisi tahunan Kenduri Blang atau Khanduri Tron U Blang yang digelar di halaman Meunasah Gampong Tanjong Mesjid, Kecamatan Gandapura, Senin (5/5/2025). Kehadirannya menjadi sorotan karena membawa pesan kuat bahwa pemerintah bukan hanya hadir dalam bentuk kebijakan, tetapi juga dalam bentuk kedekatan emosional dengan petani.


Dalam sambutannya, Mulyadi menegaskan bahwa Kenduri Blang bukan sekadar seremonial adat, melainkan warisan budaya yang sarat nilai-nilai syariat Islam. Tradisi ini, menurutnya, mengajarkan masyarakat untuk hidup selaras dengan alam, menjaga lingkungan dengan hati, dan memulai musim tanam dengan doa serta semangat kebersamaan.


Kenduri Blang ini bagian dari syariat, bukan hanya budaya. Islam mengajarkan kita untuk menghormati alam, karena dari sanalah rezeki kita berasal. Pemerintah hadir tidak hanya lewat kebijakan, tapi lewat pendampingan langsung yang menyentuh hati petani,” ujar Mulyadi di hadapan ratusan warga dan tokoh masyarakat yang hadir.


Ia menjelaskan bahwa Dinas Pertanian Bireuen terus memperkuat sistem pendampingan petani melalui penyuluh dan fasilitator yang ditugaskan di setiap kecamatan. Pendekatan ini, menurutnya, penting agar petani tidak merasa sendiri dalam menghadapi tantangan lapangan seperti perubahan cuaca, serangan hama, hingga persoalan distribusi pupuk dan air.


Dalam sesi dialog terbuka yang digelar setelah acara seremonial, sejumlah petani menyampaikan keluhan terkait distribusi pupuk subsidi yang belum merata, kondisi saluran irigasi yang mulai dangkal, serta buruknya akses jalan usaha tani. Mulyadi merespons cepat dan menyatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi lintas sektor untuk melakukan normalisasi saluran dan perbaikan jalur distribusi.


Kami memahami keluhan bapak-ibu sekalian. Kita tidak tinggal diam. Koordinasi dengan dinas terkait terus kami lakukan untuk perbaikan saluran air, distribusi pupuk, dan jalan usaha tani yang vital bagi kelancaran hasil pertanian,” tegasnya.


Ia juga membeberkan bahwa Dinas Pertanian saat ini sedang menyusun jadwal tanam berbasis kajian ilmiah untuk mengoptimalkan musim tanam dan mengurangi risiko gagal panen akibat serangan hama atau perubahan cuaca ekstrem.


Ketua Gapoktan Intan Jaya, Armiadi Ibrahim, dalam kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran langsung Kepala Dinas Pertanian ke tengah-tengah masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa desa mereka memiliki sekitar 50 hektar lahan sawah, yang sebagian besar masih mengandalkan tadah hujan dan pompa dari 17 sumur bor.


Kami butuh lebih dari sekadar bantuan fisik. Kami butuh pendampingan, motivasi, dan keberpihakan yang nyata. Kehadiran Pak Kadis hari ini sangat memberi semangat bagi kami para petani,” ujar Armiadi.


Kehadiran Mulyadi dalam Kenduri Blang ini menjadi simbol bahwa pemerintah tidak hanya berbicara lewat angka dan program, tetapi juga hadir secara langsung di tengah masyarakat. Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Mulyadi menyatu dengan warga, menikmati hidangan kenduri, dan mendengar aspirasi tanpa jarak.


Kegiatan adat ini juga dihadiri oleh Camat Gandapura Azmi, S.Ag., PJ Geuchik Sayuti, S.HI., anggota DPRK Hidayatus Siddiq, serta unsur Muspika dan penyuluh pertanian. Tradisi tahunan ini tidak hanya menjadi penanda dimulainya musim tanam, tapi juga menjadi ruang komunikasi antara pemangku kepentingan dan pelaku utama sektor pertanian.


Dengan semangat sinergi dan nilai-nilai lokal yang dijunjung tinggi, Kepala Dinas Pertanian Bireuen mengukuhkan komitmennya: bahwa pembangunan pertanian yang berkelanjutan hanya bisa terwujud jika pemerintah berjalan bersama petani bukan sekadar dari belakang meja, tapi dari tengah sawah.