![]() |
Anggota PKK Gampong Geulanggang Baro foto bersama narasumber Program Sekolah Keluarga |
Detikacehnews.id | Bireuen - Program Sekolah Keluarga Angkatan I yang digelar di Gampong Geulanggang Baro, Kecamatan Kota Juang, terus menunjukkan komitmennya dalam membina keluarga yang tangguh, berdaya, dan peduli lingkungan. Setelah sukses menggelar kuliah perdana beberapa pekan lalu, kuliah kedua yang berlangsung pada Selasa, 22 Juli 2025, kembali menjadi ruang belajar inspiratif bagi para ibu rumah tangga anggota PKK setempat.
Mengusung dua tema krusial sekaligus yakni pembinaan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah (SAMAWA) serta antisipasi penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA), kuliah kedua ini menjadi jembatan penting dalam memperkuat fondasi keluarga dan membangun kesadaran akan bahaya sosial yang mengintai generasi muda.
Sesi pertama menghadirkan narasumber berkompeten di bidang pendidikan keluarga, Dr. Ihwani. Dalam pemaparannya, Ia mengajak peserta memahami bahwa keluarga bahagia tidak hadir begitu saja, melainkan perlu dibangun secara sadar dan konsisten. “Relasi yang sehat dalam keluarga dimulai dari komunikasi yang jujur, kehadiran emosional yang tulus, dan komitmen untuk saling mendukung,” ujar Dr. Ihwani di hadapan para peserta.
Ia juga menegaskan bahwa ketahanan keluarga menjadi benteng utama dalam menghadapi dinamika sosial dan budaya zaman kini. Ketika keluarga dibangun dengan prinsip kasih sayang (mawaddah) dan saling pengertian (rahmah), maka konflik akan lebih mudah diselesaikan, dan anak-anak akan tumbuh dalam suasana penuh kehangatan.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Ir. Richard Mareno, MT, yang secara khusus membahas urgensi pencegahan penyalahgunaan NAPZA dalam keluarga. Ia mengungkapkan bahwa narkoba saat ini tak lagi menyasar kalangan tertentu, melainkan sudah menyebar ke semua lini, termasuk usia remaja dan anak-anak.
Menurutnya, pencegahan yang efektif dimulai dari rumah, dan peran ibu menjadi sangat vital. “Ibu adalah garda terdepan dalam mengenali perubahan perilaku anak, mendeteksi gejala awal penggunaan zat adiktif, dan memberikan perhatian emosional yang dibutuhkan,” jelas Richard.
Ia juga membekali para peserta dengan indikator sederhana untuk mengenali potensi risiko pada anak serta langkah-langkah preventif yang bisa diterapkan secara praktis di lingkungan keluarga.
Sebanyak 36 ibu-ibu dari Gampong Geulanggang Baro tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Diskusi berjalan dinamis, dengan banyak peserta yang berbagi cerita dan tantangan dalam menjalani peran sebagai ibu sekaligus pendidik pertama di rumah.
Suasana semakin hidup ketika para peserta diajak berdialog langsung dengan narasumber, mengutarakan keresahan mereka terhadap pengaruh negatif dari lingkungan sekitar, media sosial, hingga gaya hidup remaja yang semakin kompleks.
Menariknya, kuliah kedua ini juga disemarakkan dengan kegiatan penanaman pohon di sekitar kantor desa, sebagai kelanjutan dari materi “ramah lingkungan dan cinta bumi” yang disampaikan oleh Dr. Ir. Cut Azizah, ST, MT, CEIA pada sesi sebelumnya. Penanaman ini menjadi simbol bahwa ilmu yang diterima tidak hanya sebatas teori, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata yang memberi dampak langsung bagi lingkungan.
Ketua Tim Penggerak PKK Geulanggang Baro, Desi Safnita, M.Sos, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap para ibu dapat terus aktif mengikuti seluruh rangkaian kuliah yang dirancang selama enam bulan ke depan.
“Program ini sangat bermanfaat untuk membekali perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keluarga. Ini bukan hanya tentang teori, tapi bagaimana kita bisa menghadirkan keteladanan dan solusi di tengah kompleksitas sosial saat ini,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa PKK akan terus menjadi mitra utama dalam mendukung keberhasilan Sekolah Keluarga, dengan mendorong kehadiran aktif para peserta dan menciptakan iklim belajar yang nyaman serta produktif.
Sekolah Keluarga merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Universitas Almuslim, yang digagas oleh Program Pascasarjana dan Fakultas Teknik. Dirancang untuk berlangsung selama enam bulan dengan 12 sesi tematik, program ini menggabungkan pendekatan edukatif, praktik langsung, serta proyek berbasis keluarga.
Dengan keterlibatan langsung para akademisi, praktisi, dan warga desa, Sekolah Keluarga menjadi contoh nyata kolaborasi antara kampus dan masyarakat dalam membangun ketahanan sosial dari unit terkecil keluarga.
Melalui program ini, diharapkan terlahir lebih banyak keluarga tangguh yang mampu mendidik generasi penerus bangsa, menjaga lingkungan, dan menjadi pilar dalam menciptakan masyarakat yang sehat, harmonis, dan bebas dari pengaruh buruk narkoba.