![]() |
Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST meletakkan batu pertama pembangunan bantuan pompanisasi di Peudada. |
Bantuan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diusulkan melalui Kelompok Tani Si Cupak yang diketuai oleh Azhar, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Meunasah Krueng. Usulan bantuan telah diajukan sejak tahun lalu, saat H. Mukhlis melakukan kunjungan kerja ke Desa Hagu, Kecamatan Peudada.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Mulyadi, SE, MM, dalam keterangannya menjelaskan bahwa pembangunan sarana pompanisasi ini ditargetkan selesai pada Desember 2025. Dengan begitu, petani dapat segera memanfaatkannya untuk musim tanam padi berikutnya. Ia menegaskan bahwa keberadaan pompanisasi ini sangat vital, mengingat selama tiga tahun terakhir masyarakat di Kecamatan Peudada, termasuk Desa Meunasah Krueng, tidak dapat menanam padi akibat keterbatasan ketersediaan air.
“Dengan adanya pompanisasi ini, kita berharap indeks pertanaman (IP) dapat meningkat. Tahun ini pemerintah menangani sekitar 500 hektar lahan untuk oplah padi, dengan seluruh biaya yang ditanggung pemerintah, mulai dari penyediaan traktor hingga kebutuhan pendukung lainnya. Ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mengurangi beban petani,” ungkap Mulyadi.
Sementara itu, Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, dalam sambutannya menekankan agar pembangunan sarana pompanisasi ini dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Ia berharap agar bantuan yang telah diperjuangkan bersama ini benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat, khususnya para petani.
“Bantuan ini adalah bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat tani. Kita ingin agar setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar bermanfaat. Saya berpesan agar pembangunan dilakukan secara maksimal, sehingga masyarakat bisa merasakan dampaknya dan keberlangsungan pertanian di daerah ini dapat terus terjaga,” ujar Bupati Mukhlis.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa program pompanisasi ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan produktivitas, serta memastikan kesejahteraan masyarakat tani di Bireuen. Dengan adanya dukungan dari APBN dan keterlibatan langsung pemerintah daerah, diharapkan pertanian di Kecamatan Peudada kembali bergairah setelah beberapa tahun mengalami hambatan akibat keterbatasan air.
Peletakan batu pertama ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, terutama para petani yang selama ini menantikan adanya solusi dari pemerintah. Kehadiran fasilitas pompanisasi diharapkan menjadi titik balik bagi produktivitas pertanian di Peudada, sehingga dapat kembali menjadi salah satu lumbung pangan penting di Kabupaten Bireuen.