Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Bupati Bireuen Bantu Pengobatan Muhammad Rasya, Anak Difabel Penderita Ulkus Dekubitus

Selasa, 13 Mei 2025 | 14:34 WIB Last Updated 2025-05-13T07:34:07Z

Momen Muhammad Rasya di kamar bedah RSUD dr Fauziah yang sedang menjalani operasi luka dideritanya dan turut dipantau langsung oleh Bupati Bireuen, Senin sore (12/5).



Detikacehnews.id | Bireuen - Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST., turun langsung membantu pengobatan Muhammad Rasya, 13 tahun, seorang anak penyandang disabilitas asal Gampong Seunebok Peulimbang, Kecamatan Peulimbang, yang menderita penyakit ulkus dekubitus atau luka tekan akibat kelumpuhan sejak balita.


Rasya yang sejak usia dua tahun mengalami kelumpuhan akibat virus polio, kini harus berjuang menghadapi komplikasi lanjutan berupa luka serius di bagian tubuhnya yang tidak mengalami pergerakan. Luka tersebut disebabkan oleh tekanan berkepanjangan karena posisi tubuh yang tidak berubah-ubah dalam jangka waktu lama. Untuk mengobati luka tersebut, Rasya menjalani tindakan operasi di RSUD dr. Fauziah Bireuen pada Senin sore, 12 Mei 2025.


Aisyah (40 tahun) ibu dari Muhammad Rasya, mengungkapkan bahwa perjuangan untuk kesembuhan anaknya sudah berlangsung lama. “Rasya mengalami kelumpuhan sejak usia dua tahun, dan selama ini kami terus berusaha berobat ke rumah sakit. Tahun lalu, Rasya juga sempat menjalani operasi. Tapi karena kondisinya tidak bisa bergerak, sekarang muncul luka di bagian bokong yang semakin parah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.


Rasya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya, Refa Aliya Putri (18), kini duduk di bangku SMA, sementara adiknya, Muhammad Rafi (10), masih bersekolah di tingkat dasar. Kehidupan mereka sederhana, dan Aisya bersama suaminya, Muliadi A. Gani, berupaya semaksimal mungkin memberikan perawatan terbaik bagi Rasya meski dengan keterbatasan.


Dokter Bedah RSUD dr. Fauziah Bireuen, dr. Zumirda, menjelaskan bahwa kondisi yang dialami Rasya merupakan dampak dari infeksi virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan permanen. “Virus polio ini sangat berbahaya. Ketika tubuh lumpuh dan tidak bisa bergerak, maka daya tahan tubuh menurun dan muncul risiko lain seperti ulkus dekubitus. Saat ini kami sedang melakukan tindakan operasi untuk menangani lukanya,” jelas dr. Zumirda.


Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan pasien dan pola makan yang baik, serta merawat luka secara konsisten. “Kita sudah berkoordinasi dengan Pak Bupati untuk mengedukasi petugas Puskesmas agar bisa memberikan perawatan lanjutan. Kami akan mengirim tim ke rumah pasien untuk pemantauan dan perawatan secara berkala,” tambahnya.


Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST., yang langsung memantau proses penanganan Rasya di rumah sakit, mengatakan bahwa perhatian terhadap masyarakat tidak mampu adalah bagian dari tanggung jawab moral dan kemanusiaan, bukan semata karena statusnya sebagai bupati.


Penanganan Muhammad Rasya bukan karena kasus ini viral. Tapi karena ini persoalan kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Kalau ada informasi dari awal, tentu akan kita bantu lebih cepat. Saya ingin masyarakat tahu, bahkan sebelum saya jadi Bupati, saya sudah aktif membantu warga yang kurang mampu,” ujar Bupati Mukhlis.


Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peka dan tidak hanya berdiam diri jika melihat ada warga di sekitar yang membutuhkan bantuan. “Saya berharap masyarakat tidak tinggal diam. Jika ada tetangga atau saudara yang sakit dan kurang mampu, laporkan. Kita akan cari jalan keluarnya. Dan bagi yang mampu, mari kita bantu semampunya,” seru Bupati.


Di akhir keterangannya, Bupati Mukhlis mengimbau para orang tua untuk rutin membawa anak-anak mereka ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) agar mendapatkan imunisasi lengkap, termasuk vaksin polio yang sangat penting untuk mencegah kelumpuhan permanen seperti yang dialami Muhammad Rasya.


Jangan sampai anak-anak kita mengalami nasib serupa. Imunisasi itu penting, dan ini bisa dicegah sejak dini. Saya minta petugas Puskesmas dan para kader Posyandu untuk lebih aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat,” tegasnya.


Kisah Muhammad Rasya bukan hanya menjadi pelajaran tentang pentingnya vaksinasi dan perawatan yang layak bagi penyandang disabilitas, tapi juga potret nyata bagaimana seorang pemimpin daerah bisa menunjukkan kepeduliannya dengan tindakan, bukan sekadar kata-kata.