Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dari Lilin dan Botol Bekas, Guru SDN 102122 Bartong Ciptakan Pembelajaran Bermakna Lewat Inovasi GERAPI

Selasa, 14 Oktober 2025 | 20:02 WIB Last Updated 2025-10-14T13:23:26Z

Rahmat Saputra, S.Pd, guru SD Negeri 102122 Bartong, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai sukses menciptakan inovasi GERAPI

 

Detikacehnews.id | Serdang Bedagai - Kreativitas seorang guru SD Negeri 102122 Bartong, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, berhasil mengubah keterbatasan menjadi peluang pembelajaran yang bermakna. Melalui inovasi bertajuk GERAPI (Gali Eksperimen, Refleksi, dan Aksi Pembelajaran Inovatif), Rahmat Saputra, S.Pd menghadirkan cara belajar sains yang sederhana, menyenangkan, dan penuh makna bagi siswa sekolah dasar.


Dalam praktik pembelajarannya, Rahmat memperkenalkan proyek sederhana berjudul “Kapal Tok-Tok”. Kapal mini berbahan botol minuman bekas, air, sedotan, dan lilin ini mampu bergerak karena panas yang diubah menjadi energi gerak. Melalui percobaan tersebut, siswa kelas V belajar secara langsung mengenai konversi energi panas menjadi energi gerak, bukan sekadar menghafal teori di buku.


Awalnya anak-anak hanya tahu panas bisa membuat air mendidih. Tapi ketika melihat kapal buatan mereka bergerak sendiri, mereka mulai memahami bagaimana energi berpindah dan menyebabkan gerakan,” ujar Rahmat Saputra.


Konsep GERAPI berlandaskan tiga prinsip utama pembelajaran mendalam, yaitu Mindful Learning (berkesadaran), Meaningful Learning (bermakna), dan Joyful Learning (menyenangkan). Pendekatan ini mendorong siswa untuk aktif mengamati, menalar, bereksperimen, serta merefleksikan hasil pembelajarannya.


Dampak inovasi ini terlihat nyata. Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran, nilai rata-rata siswa meningkat dari 65,3 menjadi 85,7, dan seluruh siswa (100%) berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selain peningkatan akademik, siswa juga menunjukkan perubahan perilaku positif: lebih berani bertanya, aktif berdiskusi, dan menunjukkan rasa ingin tahu ilmiah selama kegiatan eksperimen.


Rahmat menjelaskan bahwa ide lahirnya GERAPI berawal dari kondisi sekolah yang tidak memiliki laboratorium IPA dan alat peraga sains terbatas.


Kami ingin membuktikan bahwa inovasi tidak harus mahal. Dengan bahan sederhana pun, siswa bisa memahami konsep sains secara nyata dan menyenangkan,” jelasnya.


Tak hanya di pelajaran IPA, pendekatan GERAPI juga dikembangkan pada mata pelajaran Matematika, khususnya pada topik Perbandingan dan Pengukuran Waktu. Melalui integrasi ini, siswa menghitung waktu tempuh dan kecepatan berdasarkan hasil eksperimen kapal mereka sendiri. Pendekatan kontekstual tersebut membuat siswa lebih mudah memahami konsep matematika secara aplikatif.


Keberhasilan praktik baik ini kemudian dipresentasikan Rahmat dalam forum Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Sipispis. Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan tahapan pembelajaran, hasil eksperimen, serta refleksi pelaksanaan GERAPI. Para peserta forum memberikan respons positif dan berencana menerapkan konsep serupa di sekolah masing-masing.


Kepala SD Negeri 102122 Bartong Kecamatan Sipispis, Betti Kristiani Damanik, S.Pd turut memberikan apresiasi terhadap inovasi tersebut. Ia menilai GERAPI tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga menumbuhkan karakter positif siswa sesuai Profil Pelajar Pancasila.


Siswa menjadi lebih kritis, kreatif, dan berani bereksperimen. Mereka belajar tidak hanya dari buku, tetapi dari pengalaman yang berkesan,” ujarnya.


Kini, inovasi GERAPI karya Rahmat Saputra, S.Pd, menjadi salah satu contoh praktik baik pembelajaran mendalam di Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan semangat “Gerak dari Api, Gerak dari Hati,” Rahmat membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkreasi. Sebab, pendidikan yang bermakna selalu berawal dari api kecil kreativitas dan ketulusan hati seorang pendidik.