Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kamu Harus Tahu! Golput Lebih Kejam dari Mafia

Jumat, 16 Juni 2023 | 22:08 WIB Last Updated 2023-06-16T15:15:15Z

Kamu Harus Tahu! Golput Lebih Kejam dari Mafia
 Penulis : Elga Safitri

Detikacehnews.id | Opini - Masyarakat Indonesia akan menggelar pesta demokrasi Pemilu 2024 yang terdiri atas Pilpres 2024, Pileg 2024, dan Pilkada 2024. Pemilu serentak ini adalah pertama dalam sejarah Republik Indonesia yang menghabiskan anggaran hingga Rp 76 triliun.

Sebagaimana diketahui, Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan dan lembaga perwakilan politik yang memiliki legitimasi yang kuat dari rakyat. Untuk itu, proses Pemilu harus berjalan dengan jujur, adil, bebas, dan rahasia serta demokratis.

Pemilu merupakan bagian dari proses penguatan kehidupan demokrasi, serta upaya mewujudkan tata pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karenanya, proses demokratisasi harus berjalan dengan baik, terkelola, dan terlembaga.

Tahun 2024 akan jadi momentum perubahan untuk Indonesia. Di tahun politik ini, masyarakat Indonesia akan memilih jajaran pejabat negara yang akan menjadi pemimpin bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Hal baru yang akan terjadi di pemilu tahun depan adalah Pemilu Serentak, pemilih akan langsung memilih anggota legislatif, Presiden/Wakil Presiden, serta Kepala Daerah di saat yang bersamaan.

Untuk itu, masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu mendatang, selayaknya menggunakan hak suara dengan baik tanpa ada niat Golput (Golongan Putih) atau tidak ingin mencoblos siapa pun di hari Pemilu.

Golput pada dasarnya merupakan gerakan moral yang dicetuskan pada 3 Juni 1971 di Balai Budaya Jakarta. Golput bukan hal asing bagi kita. Banyak masyarakat yang memilih menjadi golput daripada ikut mencoblos. Padahal, pilihannya menentukan nasib masa depan bangsa 5 tahun yang akan datang.

Bahkan lebih parah lagi, ketika kita golput akan menimbulkan berbagai dampak negatif yang tanpa disadari kita sudah menjadi bagian dari perusak bangsa ini atau dengan kata lain, kita lebih kejam dari mafia yang sering melakukan aksi kriminal.

Terlihat sepele, itu disebabkan karena kita menganggap tidak ada gunanya memilih politisi bangsa ini jika nasib rakyat tidak ada perubahan atau bisa jadi karena faktor  sikap apatis terhadap persoalan politik yang langsung memvonis bahwa politik itu kotor dan tidak penting dalam hidup ini.

Kita bisa saja kecewa dan marah terhadap tokoh politisi di negeri ini. Tetapi kita tidak boleh menafikan bahwa segala persoalan kehidupan di negara ini yang memegang kekuasaan tertinggi adalah politik.

Jadi ketika kita mulai bersikap apatis terhadap politik maka disitulah awal kehancuran suatu bangsa. Peduli terhadap politik bukan hanya tentang menjadi seorang kader partai agar bisa membela bangsa ini, namun dengan kita menggunakan hak suara pada Pemilu saja sudah menunjukkan kepedulian kita terhadap kesejahteraan bangsa ini.

Pastikan suara kita tersalurkan kepada calon pemimpin yang tepat di Pemilu 2024, yaitu dengan mencoblos surat suara pada TPS yang sudah ditentukan setiap daerah.

Perlu diketahui, poin terpenting ketika kita menjadi golput adalah hak pilih kita dengan mudah akan disalahgunakan oleh mereka yang haus akan jabatan sehingga strategi apapun akan dilakukan untuk meraih kemenangan di Pemilu.

Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan bahwa jika kita golput, maka akan sangat mudah memperbesar potensi manipulasi suara. Saat seseorang tidak menggunakan hak pilih, berarti ada satu surat suara yang tidak terpakai.

Tidak hanya sampai di situ, surat suara yang tidak terpakai akan membuka potensi terjadinya kecurangan dengan cara surat suara tersebut akan dicoblos oleh mereka pelaku kecurangan dengan memilih Caleg, Capres, atau Calon Kepala Daerah sesuai keinginan mereka.


Tentu saja hal ini sangat ditakutkan sebab dapat melahirkan pemimpin yang tidak sesuai harapan rakyat dan bahkan akan bersikap semena-mena terhadap negara ini.


Jika ini terjadi, bukankan kita lebih kejam dari mafia??? Sebab kita telah membiarkan pelaku kejahatan memegang kendali nasib bangsa ini.

Jika kita golput, harapan untuk memperbaiki nasib suatu daerah menjadi lebih baik akan hilang. Pasalnya setiap suara kita memiliki dampak yang besar terhadap nasib rakyat dan daerahnya.


Oleh karena itu, marilah kita mulai menentukan sikap untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat agar Indonesia menjadi lebih baik lagi kedepannya. Mulailah melek politik karena nasib bangsa ini ada pada kepedulian kita terhadap politik meskipun hanya sekedar menggunakan hak pilih yang benar di Pemilu 2024 mendatang.