Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Filosofi Pendidikan Indonesia: Ki Hajar Dewantara

Sabtu, 28 Oktober 2023 | 17:20 WIB Last Updated 2023-10-28T10:20:01Z

 

Filosofi Pendidikan Indonesia: Ki Hajar Dewantara
Penulis : Rahmi Hayati, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim



Detikacehnews.id | Artikel - Ki Hajar Dewantara, yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang pendidik terkemuka Indonesia dan tokoh kunci dalam pengembangan sistem pendidikan Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai kehidupan awalnya: Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Pakualaman, Yogyakarta, Indonesia. Ia lahir dalam keluarga bangsawan Jawa. Masa kecilnya ditandai oleh keberuntungan dan akses ke pendidikan. Keluarganya mengirimnya ke Belanda untuk pendidikan tinggi. Di Belanda, ia belajar sastra dan humaniora. Pengalaman di Belanda mengenalkannya pada berbagai sistem dan filsafat pendidikan yang sangat memengaruhi pemikirannya tentang pendidikan. Selama di Eropa, Ki Hajar Dewantara terinspirasi oleh gagasan pendidik Eropa seperti John Dewey dan Émile Durkheim. Ia terutama dipengaruhi oleh filsafat pendidikan progresif John Dewey.

Pada tahun 1912, ia kembali ke Indonesia dengan aspirasi membawa pendidikan modern ke tanah airnya. Ia percaya bahwa pendidikan adalah alat yang kuat untuk kebangkitan nasional dan kemajuan sosial. Ki Hajar Dewantara terkenal karena mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, yang merupakan gerakan pendidikan nasional Jawa. Taman Siswa didirikan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat umum dan mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia. Ki Hajar Dewantara sangat mendukung penggunaan bahasa Indonesia dalam pendidikan untuk menyatukan kepulauan Indonesia yang beragam. Ia percaya bahwa dengan merangkul bahasa nasional, orang dapat lebih baik terhubung dan memahami satu sama lain, melampaui berbagai bahasa lokal.

Peran Penting dalam Nasionalisme Indonesia: Karyanya dalam bidang pendidikan sangat terkait dengan gerakan nasionalisme Indonesia. Ia melihat pendidikan sebagai alat untuk mempromosikan identitas nasional dan mempersiapkan negara untuk merdeka dari pemerintahan kolonial Belanda. Warisan Ki Hajar Dewantara sangat besar di Indonesia. Ia sering disebut sebagai "bapak pendidikan Indonesia" dan diperingati pada Hari Pendidikan Nasional, yang jatuh pada tanggal kelahirannya, 2 Mei. Gagasan dan filsafat pendidikannya terus memengaruhi pendidikan Indonesia dan komitmennya terhadap inklusivitas dan persatuan nasional. Kehidupan awal dan pengalaman pendidikan Ki Hajar Dewantara berperan penting dalam membentuk visinya terhadap pendidikan Indonesia dan dedikasinya dalam mempromosikan identitas budaya dan nasional Indonesia.

Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah pendidikan Indonesia, dan warisannya terus berlanjut dalam sistem pendidikan modern Indonesia. Ia memainkan peran penting dalam membentuk pandangan pendidikan Indonesia yang inklusif, berdasarkan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kebebasan.

Filosofi Pendidikan Indonesia

Filosofi Pendidikan Indonesia adalah seperangkat nilai, tujuan, dan konsep yang dijadikan dasar dalam sistem pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia, memiliki pemikiran atau filosofi pendidikan yang masih digunakan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara:

Pendidikan sebagai pembudayaan: Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau Masyarakat.

Pendidikan sebagai tempat menyemai benih kebudayaan dalam masyarakat: Pendidikan sebagi tempat untuk berlatih dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Pendidikan sebagai kunci utama untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab: Ki Hajar Dewantara percaya bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Tujuan utama pendidikan: Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang khayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Filosofi pendidikan Indonesia kemudian dibentuk berdasarkan pada nilai-nilai budaya dan agama yang kuat, serta menghargai perbedaan dan pluralitas. Pendidikan di Indonesia juga memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan pemikiran generasi muda Indonesia. Sejak masa kolonial, pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan besar-besaran. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem pendidikan diubah sesuai dengan mengajarkan tentang kebersamaan, saling membantu, dan saling mendukung antara sesama.saat ini, kebijakan pendidikan Indonesia mengacu pada Merdeka Belajar untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.


Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Beberapa dasar-dasar pendidikan yang menuntun menurut Ki Hajar Dewantara meliputi:

Tut Wuri Handayani: Konsep ini dapat diartikan sebagai "berikan yang terbaik yang kamu miliki." Ki Hajar Dewantara mengajarkan pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik kepada setiap individu. Guru harus berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas yang memperkaya karakter, moralitas, dan kepribadian peserta didik. Semboyan pendidikan yang Ki Hajar Dewantara buat melambangkan kekhasan Indonesia dengan arti yang sangat penting dan mendalam. Semboyan terdiri dari 3 yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani berarti figur seseorang yang dapat menjadi pemimpin yang baik adalah di samping menjadi suri tauladan atau panutan, juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral bagi orang-orang di sekitarnya untuk menjadi lebih baik, sehingga menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan masyarakat pada umumnya. Semboyan Tut Wuri Handayani kini menjadi slogan dari Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.

Pendidikan untuk Kemerdekaan: Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai alat pembebasan diri dari penindasan. Ia percaya bahwa melalui pendidikan, individu dapat menjadi lebih mandiri dan memiliki kemampuan untuk berkontribusi pada masyarakat dan bangsa.

Pendidikan Berbasis Budaya Lokal: Ki Hajar Dewantara mempromosikan pendidikan yang berakar dalam budaya lokal dan bahasa Indonesia. Ia mendorong penggunaan bahasa daerah dalam proses pendidikan untuk mempertahankan dan menghormati identitas budaya setempat.

Kemandirian dan Kreativitas: Ki Hajar Dewantara mengembangkan pendekatan pendidikan yang mendorong siswa untuk menjadi mandiri dan kreatif. Ia meyakini bahwa pendidikan harus menciptakan lingkungan di mana siswa dapat mengembangkan potensi mereka sendiri.

Kesetaraan Gender: Ki Hajar Dewantara adalah pionir dalam memperjuangkan hak pendidikan perempuan. Ia mendirikan Sekolah Kartini, sebuah sekolah khusus perempuan, untuk meningkatkan pendidikan perempuan. Ini mencerminkan pandangannya tentang pentingnya kesetaraan gender dalam pendidikan.

Moralitas dan Etika: Ki Hajar Dewantara mengajarkan pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan harus membentuk karakter yang baik dan etika yang kuat pada peserta didik.

Pendekatan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan mencerminkan penghargaannya terhadap kebebasan, kreativitas, dan budaya lokal. Pemikirannya ini telah memengaruhi perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dan menjadi dasar dari banyak sekolah dan lembaga pendidikan di negara ini.