Detikacehnews.id | Bireuen - Siapa yang tidak kenal dengan H. Mukhlis Takabeya? Sosok pengusaha konstruksi yang sangat disegani di Aceh ini telah berhasil mengukir prestasi gemilang, baik di dunia bisnis, politik, maupun sosial. Namun, di balik kesuksesan yang diraihnya saat ini, perjalanan hidup Mukhlis penuh dengan perjuangan, pengorbanan, dan ketekunan yang luar biasa.
Mukhlis Takabeya, yang memiliki nama lengkap Mukhlis bin Cut Hasan bin Syeikh Mahmud bin Syeikh Abbas bin Syeikh Fauzi Hadramaut, lahir pada 17 April 1972 di Alue Krub, Peusangan, Bireuen. Ia adalah putra dari pasangan Teungku Cut Hasan dan Rabiah. Sejak kecil, Mukhlis sudah menunjukkan kegigihan dan ketekunan dalam mengejar ilmu. Ia menyelesaikan pendidikan di MIS Alue Krub, sebelum melanjutkan ke SMA Negeri 2 Lhokseumawe dan kemudian menimba ilmu di Politeknik Unsyiah, yang kini dikenal sebagai Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Pada tahun 1996, setelah menyelesaikan pendidikannya di Politeknik, Mukhlis memulai kariernya di dunia konstruksi. Ia bergabung dengan PT Mutiara Aceh Lestari (MAL), sebuah perusahaan konstruksi milik Saifannur, abang kandungnya. Mukhlis terlibat langsung dalam berbagai proyek penting, salah satunya adalah pembangunan Jembatan Teupin Gapeuh di Aceh Utara. Di bawah bimbingan Saifannur dan pengalamannya di PT MAL, Mukhlis banyak belajar tentang dunia konstruksi, mengaplikasikan teori yang diperolehnya di bangku kuliah ke lapangan.
Sebagai General Manager di PT MAL, Mukhlis memimpin berbagai proyek di daerah-daerah berisiko tinggi seperti Tiro dan Bener Meriah, yang kala itu dilanda konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Pusat. Meskipun situasi politik tidak stabil, Mukhlis terus menunjukkan ketangguhannya, bahkan di tengah ancaman keamanan yang mencekam. Pengalaman inilah yang membentuk mental bisnisnya, menjadikannya pengusaha yang tidak gentar menghadapi tantangan.
Perjuangan Mukhlis di dunia bisnis tidaklah mudah. Sejak masa kuliah, ia sudah mulai merintis usaha kecil-kecilan, seperti menjadi agen buku diktat hingga pengusaha kulit lembu. Ia juga dikenal sebagai perantara dalam membantu calon mahasiswa baru masuk ke perguruan tinggi. Namun, Mukhlis tidak cepat puas dengan pencapaian-pencapaian kecil tersebut. Pada tahun 2000, bersama istrinya, Sadriah, yang merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Puskesmas Blang Mangat, Mukhlis mendirikan perusahaan konstruksi sendiri yang dinamai CV Takabeya, yang kemudian berubah menjadi PT Takabeya Perkasa Group pada tahun 2004.
Nama Takabeya sendiri diambil dari salah satu nama mata kuliah favorit Mukhlis saat menempuh studi di Politeknik. Perusahaan yang ia dirikan awalnya hanya menangani proyek-proyek kecil di Aceh Utara. Namun, dengan ketekunan dan kecerdasannya dalam mengelola bisnis, Mukhlis perlahan-lahan membangun reputasi dan jaringan yang luas. Salah satu momen penting dalam perjalanan bisnis Mukhlis adalah saat terjadinya musibah gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada 24 Desember 2004. Bencana tersebut membuka peluang besar bagi PT Takabeya Perkasa Group untuk terlibat dalam proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh, termasuk pembangunan jetty dan jembatan rangka baja di berbagai daerah.
Kesuksesan Mukhlis Takabeya di dunia bisnis semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pengusaha konstruksi terkemuka di Aceh. PT Takabeya Perkasa Group kini memiliki sertifikasi di berbagai subklasifikasi, termasuk jasa pelaksana konstruksi komersial, konstruksi saluran air, jalan raya, dan jembatan. Di bawah kepemimpinan Mukhlis, perusahaan ini telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri konstruksi di Aceh.
Namun, Mukhlis Takabeya tidak hanya berkecimpung di dunia bisnis. Pada tahun 2017, ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik ketika Saifannur, abang kandungnya, mencalonkan diri sebagai Bupati Bireuen. Mukhlis menjadi ketua tim sukses (timses) pasangan Saifannur-Muzakar A Gani (Fakar), yang diusung oleh koalisi Golkar, NasDem, Demokrat, dan Partai Damai Aceh. Meskipun sempat menghadapi berbagai rintangan, termasuk hasil uji kesehatan yang sempat menggagalkan pencalonan Saifannur, Mukhlis tidak menyerah. Dengan kerja keras tim hukumnya, Mahkamah Agung (MA) akhirnya membatalkan keputusan yang menghalangi pencalonan Saifannur. Fakar pun memenangkan Pilkada Bireuen dengan perolehan suara yang signifikan.
Kemenangan tersebut semakin memperkuat peran Mukhlis dalam politik lokal. Pada tahun 2020, Mukhlis terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Bireuen untuk periode 2020-2025. Di bawah kepemimpinannya, Golkar Bireuen berhasil meningkatkan perolehan kursi di DPRK Bireuen dari 3 kursi pada tahun 2014 menjadi 7 kursi pada tahun 2019 dan meningkat lagi menjadi 9 kursi pada tahun 2024. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kemampuan leadership Mukhlis yang luar biasa dalam mengkonsolidasikan partai dan memperkuat basis dukungan di tingkat akar rumput.
Di bidang olahraga, Mukhlis juga memberikan kontribusi besar. Pada tahun 2018, ia terpilih sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bireuen. Di bawah kepemimpinannya, KONI Bireuen berhasil meraih peringkat 6 dalam Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIV di Pidie, dengan perolehan 31 medali emas, 38 medali perak, dan 47 medali perunggu. Prestasi ini jauh melampaui capaian sebelumnya pada PORA XIII di Jantho, di mana Bireuen hanya mampu menduduki peringkat 19.
Selain kiprahnya di dunia bisnis dan politik, Mukhlis Takabeya juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap isu-isu sosial. Melalui PT Takabeya Perkasa Group, ia sering mengadakan berbagai kegiatan sosial, seperti pembagian sembako, bantuan pendidikan, dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu. Mukhlis juga kerap membangun rumah bagi warga miskin dan memberikan bantuan kepada korban bencana alam. Kegiatan-kegiatan sosial ini tidak hanya menunjukkan kepedulian Mukhlis terhadap masyarakat, tetapi juga memperkuat hubungan baik antara perusahaannya dan komunitas lokal.
Di tengah kesibukannya sebagai pengusaha dan politisi, Mukhlis tetap menjaga silaturahmi dan ukhuwah islamiyah dengan masyarakat Bireuen. Setiap tahun, ia menggelar acara open house yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, pejabat pemerintah, hingga warga biasa. Acara tersebut menjadi ajang bagi Mukhlis untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, mempererat persaudaraan, dan membahas isu-isu penting yang dihadapi oleh masyarakat.
Hingga kini, Mukhlis Takabeya tetap menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh di Bireuen. Dengan semangat pantang menyerah, ia terus memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan daerah, baik melalui bisnis, politik, maupun kegiatan sosial. Kiprah dan perjuangan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda, untuk terus berusaha dan tidak takut menghadapi tantangan hidup.