Foto bersama dosen UNIKI dengan petani dari desa Blang Senong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.
Program PKM yang digelar pada Selasa, 24 September 2024, ini dipimpin oleh Muhammad Ferdi Ananda Chadafi, S.E., M.S.M., bersama dua dosen UNIKI lainnya, yaitu Dr. Mai Simahatie, S.E., M.M., dan Hilda Pratiwi, S.P., M.P. Tujuan dari program ini adalah memberdayakan petani pisang melalui peningkatan keterampilan pemasaran dan manajemen SDM yang diharapkan bisa mendongkrak hasil produksi dan penjualan. Melalui pendekatan yang holistik dan inovatif, PKM ini diharapkan bisa mengubah wajah pertanian pisang di Blang Senong sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petaninya.
Selama bertahun-tahun, para petani di Blang Senong hanya fokus pada aspek produksi, tanpa banyak memperhatikan pemasaran yang dapat membuka akses mereka ke pasar yang lebih luas. Ferdi Ananda Chadafi melihat adanya celah besar di sektor pemasaran yang jika terisi dengan strategi yang tepat, bisa menjadikan pisang Blang Senong sebagai produk unggulan, bukan hanya di pasar lokal, tetapi bahkan di pasar nasional.
Keberhasilan program ini tidak hanya bermanfaat bagi petani secara individu, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi desa secara keseluruhan. Dengan dukungan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, langkah ini diharapkan dapat terus berlanjut, melahirkan generasi petani yang lebih terampil dan mandiri, serta memajukan sektor pertanian di Indonesia.
Ferdi bersama timnya memberikan pelatihan mengenai berbagai teknik pemasaran modern yang mudah dipahami dan diterapkan oleh para petani. Para petani diajari cara menyusun strategi harga yang kompetitif, menentukan segmen pasar yang tepat, hingga cara memanfaatkan media sosial sebagai platform pemasaran. Pada sesi praktik, mereka juga belajar membuat akun di beberapa media sosial dan e-commerce yang sesuai untuk memasarkan produk pertanian.
"Kami ingin membekali petani dengan kemampuan untuk mengambil kendali penuh atas hasil panen mereka, bukan hanya sebagai produsen, tetapi juga sebagai pelaku bisnis yang mandiri dan berwawasan," jelas Ferdi. "Dengan strategi pemasaran yang efektif, kami percaya pisang Blang Senong akan mampu menembus pasar yang lebih besar dan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih signifikan bagi petani."
Selain pemasaran, aspek SDM juga menjadi perhatian utama dalam PKM ini. Dr. Mai Simahatie memberikan sesi khusus tentang bagaimana petani bisa bekerja sama lebih efektif dan efisien melalui pembagian tugas yang jelas, pengelolaan waktu yang baik, dan penerapan sistem kerja yang lebih terorganisir. Pengetahuan ini menjadi penting karena dengan pengelolaan SDM yang lebih baik, para petani dapat memaksimalkan hasil produksi tanpa harus menambah tenaga kerja.
Melalui beberapa simulasi, para petani diajarkan tentang pentingnya komunikasi dan kerja sama tim, terutama dalam pembagian tugas antara penanaman, perawatan, hingga pemanenan. Dengan teknik ini, mereka dapat menjaga kualitas produk dan mengurangi risiko kerugian akibat salah pengelolaan atau ketidakefisienan.
"Seperti bisnis lainnya, petani juga perlu membentuk tim kerja yang solid," ungkap Dr. Mai. "Mereka harus saling mendukung, dan mengetahui tugas serta peran masing-masing sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja di lapangan. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif."
Hilda Pratiwi menekankan pentingnya komitmen jangka panjang antara pihak akademisi dan komunitas petani. Ia juga menyampaikan bahwa sinergi antara universitas dan masyarakat desa seperti ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi bisa langsung berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal. Ia berharap kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada satu program PKM saja, tetapi dapat berlanjut dan berkembang ke sektor-sektor lain di masa depan.
Dalam pelatihan ini, tim dosen UNIKI turut memberikan beberapa strategi keberlanjutan yang melibatkan pendampingan rutin bagi para petani setelah program PKM berakhir. Dukungan lanjutan ini meliputi konsultasi berkala dan penilaian atas perkembangan pemasaran dan manajemen yang telah diterapkan oleh para petani, sehingga mereka selalu mendapatkan arahan untuk perbaikan.
"PKM ini baru langkah awal. Kami akan terus mendampingi para petani agar mereka bisa berkembang secara mandiri. Harapan kami, program seperti ini bisa menginspirasi wilayah lain untuk memanfaatkan potensi lokalnya secara optimal," terang Hilda.
Kehadiran PKM ini disambut antusias oleh para petani Blang Senong. Mereka melihat adanya harapan baru untuk meningkatkan taraf hidup dengan cara-cara yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Salah satu petani, Bapak Rahmat, mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini, “Dulu kami hanya tahu cara menanam dan memanen saja, tapi sekarang kami diajari bagaimana menjual dan memasarkan. Ini akan sangat membantu kami dan anak-anak kami di masa depan.”
Program PKM ini memberikan warna baru dalam kehidupan para petani di Blang Senong. Banyak yang berharap agar inovasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan dapat terus dikembangkan sehingga pisang Blang Senong bisa menjadi produk unggulan yang dikenal luas di pasaran. Tidak hanya itu, dengan manajemen SDM yang lebih baik, mereka juga berharap bisa bekerja lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan produksi tanpa harus menghadapi masalah klasik dalam pengelolaan kerja.
Dengan adanya program ini, Blang Senong tidak hanya bertransformasi dalam hal produksi dan pemasaran pisang, tetapi juga dalam membangun mentalitas petani yang lebih modern dan berpikiran maju. Tim dosen UNIKI berkomitmen untuk melanjutkan program serupa di masa depan, membuka peluang lebih besar bagi komoditas lokal lain yang belum tergarap optimal.
Melalui sinergi yang kuat antara pihak universitas dan masyarakat desa, program ini diharapkan menjadi langkah awal yang menginspirasi berbagai kalangan. Tidak hanya untuk peningkatan ekonomi lokal, tetapi juga untuk mempromosikan kolaborasi antara akademisi dan masyarakat sebagai bentuk nyata dari penerapan ilmu untuk kebaikan bersama.
Dengan semangat yang sama, di masa mendatang, Blang Senong mungkin akan dikenal bukan hanya sebagai penghasil pisang berkualitas, tetapi sebagai desa yang sukses dalam memberdayakan masyarakatnya melalui pendidikan, kerja sama, dan inovasi. Program ini telah membuka jalan untuk masa depan yang lebih cerah bagi Blang Senong, sebuah kisah inspiratif dari sebuah desa yang terus berusaha menjadi lebih baik.