![]() |
SIMPORA XVI Tahun 2025 |
Detikacehnews.id | Bireuen - Universitas Almuslim, sebuah kampus yang dikenal dengan semangat kebudayaan dan keberagamannya, bersiap menjadi tuan rumah ajang bergengsi Simposium Nusantara (SIMPORA) XVI Tahun 2025, yang akan digelar pada 31 Agustus hingga 5 September 2025. Ajang ilmiah dan kebudayaan ini akan mempertemukan peserta dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dari Malaysia, dalam sebuah ruang perjumpaan lintas generasi, budaya, dan spiritualitas.
Mengangkat tema besar “Religion, Traditions and Local Wisdom”, SIMPORA tahun ini mengusung visi besar untuk menghadirkan kembali kesadaran kolektif akan pentingnya merawat nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Nusantara. Dengan pendekatan multidisipliner, kegiatan ini menjadi ruang dialog yang mempertemukan kalangan akademisi, mahasiswa, seniman, tokoh adat, hingga penggerak komunitas dalam upaya merekonstruksi makna dari warisan-warisan budaya yang selama ini terpinggirkan oleh arus modernisasi.
Salah satu fokus kajian utama dalam SIMPORA XVI 2025 adalah “The Tectonic of Wooden Architecture”. Topik ini membuka ruang kajian yang mendalam terhadap bangunan-bangunan kayu tradisional yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan Malaysia, bukan hanya sebagai karya arsitektural, tetapi sebagai simbol spiritual dan ekspresi peradaban.
“Arsitektur kayu dalam tradisi Nusantara menyimpan filosofi hidup yang luar biasa. Setiap tiang, balok, dan ukiran memiliki cerita tentang relasi manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Ini bukan sekadar bangunan, tapi ruang sakral yang menghidupkan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal,” jelas Hakim Muttaqim, Ketua Panitia SIMPORA XVI, dalam keterangannya.
SIMPORA tahun ini juga menggarisbawahi pentingnya memandang warisan budaya bukan sebagai benda mati yang harus dilestarikan semata, tetapi sebagai ruang hidup yang terus berkembang dan bisa dijadikan pijakan dalam membangun masa depan yang lebih berakar.
Selama enam hari pelaksanaan, SIMPORA XVI 2025 menghadirkan rangkaian kegiatan yang dirancang dengan pendekatan interaktif, partisipatif, dan inspiratif. Agenda yang akan digelar antara lain:
- Culture Expo: Pameran budaya yang menampilkan warisan seni, kriya, dan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia dan Malaysia.
- Workshop Mahasiswa Nasional dan Internasional: Sesi pelatihan lintas budaya yang mendorong kolaborasi antar generasi muda dalam bidang kebudayaan, penelitian, dan pengabdian.
- Simposium Ilmiah: Forum akademik yang membahas isu-isu budaya, spiritualitas, dan arsitektur dengan pendekatan interdisipliner.
- Ekskursi ke Dataran Tinggi Takengon: Perjalanan budaya yang akan membawa peserta menyusuri jejak tradisi masyarakat Gayo yang terkenal dengan kopi dan kesenian didong.
- Gala Dinner: Malam keakraban yang mempertemukan para akademisi, budayawan, dan pemangku adat dalam suasana kekeluargaan dan penuh inspirasi.
Sebagai tuan rumah, Aceh tak ingin menyia-nyiakan momen ini. Peserta SIMPORA akan diajak menelusuri situs-situs budaya ikonik yang mencerminkan kekayaan spiritual dan estetika arsitektur Aceh, seperti:
- Masjid Teungku di Pucok Krueng, Pidie Jaya – masjid kuno yang masih mempertahankan struktur kayu asli sebagai lambang keagungan dan kesederhanaan.
- Rumah Tgk Chik Awe Geutah – rumah ulama kharismatik yang menjadi simbol perpaduan ilmu, adab, dan keindahan.
- Umah Pitu Ruang – rumah tradisional Aceh Tengah dengan filosofi ruang yang mencerminkan struktur sosial masyarakat.
- Rumah Reje Baluntara – warisan adat Gayo yang mencerminkan hubungan harmonis antara pemimpin, rakyat, dan alam.
Dengan keterlibatan lebih dari 10 universitas dari Indonesia dan Malaysia, SIMPORA XVI 2025 diharapkan menjadi panggung kolaboratif yang tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga menyemai benih inovasi. Kegiatan ini menjadi langkah nyata menjawab tantangan globalisasi, dengan menjadikan akar budaya sebagai fondasi utama dalam membangun masa depan yang inklusif, adil, dan berkeadaban.
“Ini bukan hanya acara akademik, ini adalah gerakan kebudayaan. Kami ingin generasi muda tidak hanya mengenal warisan leluhur, tapi juga mampu menjadikannya sebagai inspirasi dalam menghadirkan solusi bagi dunia hari ini,” tambah Hakim Muttaqim.
Panitia SIMPORA XVI 2025 mengundang mahasiswa, peneliti, pegiat budaya, komunitas seni, serta masyarakat luas untuk terlibat dalam kegiatan ini. Informasi pendaftaran peserta, call for paper, serta rundown lengkap kegiatan akan segera diumumkan melalui kanal resmi Universitas Almuslim dan media sosial SIMPORA.
SIMPORA bukan sekadar simposium. Ia adalah gerakan spiritual, budaya, dan intelektual yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam satu harmoni Nusantara.