![]() |
Dok. Kegiatan Bupati Bireuen didampingi Pj. Sekda Bireuen resmikan Rumah Bantuan Dana Desa di Pandrah. |
Program pembangunan rumah bantuan ini sejalan dengan Peraturan Bupati (Perbup) Bireuen yang mewajibkan setiap gampong untuk membangun minimal dua unit rumah layak huni setiap tahun melalui dana desa. Diharapkan, dalam lima tahun ke depan, program ini mampu menghadirkan ribuan rumah baru bagi masyarakat miskin yang selama ini belum tersentuh bantuan.
Bupati Mukhlis dalam sambutannya di hadapan masyarakat menyampaikan keprihatinannya terhadap praktik-praktik penyaluran bantuan rumah yang selama ini tidak tepat sasaran. Menurutnya, program bantuan rumah yang seharusnya berpihak pada rakyat kecil, justru seringkali dinikmati oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
“Banyak warga miskin yang tidak pernah dapat rumah bantuan, karena mereka tidak punya uang untuk ‘membeli’ bantuan tersebut. Ironisnya, justru orang-orang mampu yang dapat rumah. Ini menyedihkan dan tidak boleh terjadi lagi,” ujar Mukhlis lantang.
Ia menyebut, sejak awal dirinya menjabat, salah satu tekad besarnya adalah menghentikan praktik curang dalam penyaluran bantuan sosial. Oleh sebab itu, meskipun data penerima rumah bantuan telah divalidasi secara administrasi, Mukhlis tetap memilih untuk turun langsung ke gampong-gampong, melakukan verifikasi dan meninjau kelayakan penerima secara nyata.
“Saya tidak ingin ada lagi rumah bantuan yang dibayar. Bantuan ini hak rakyat, bukan dagangan,” tegasnya.
Tak hanya itu, Mukhlis juga menyatakan bahwa pembangunan rumah layak huni akan terus berlanjut hingga tahun 2030, dengan dukungan dari berbagai sumber, baik dari anggaran dana desa, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim), maupun lembaga sosial seperti Baitul Mal.
Yang lebih mencengangkan, anggaran pengadaan mobil dinas bupati dan wakil bupati yang selama ini menjadi simbol fasilitas pejabat, oleh Mukhlis diputuskan untuk dialihkan sepenuhnya guna pembangunan rumah bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Buat apa beli mobil dinas baru kalau rakyat kita masih tidur di rumah tak layak. Lebih baik mobil itu kita ‘bangunkan’ jadi rumah. Itu jauh lebih berkah,” ungkapnya disambut tepuk tangan warga.
Langkah ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan menjadi angin segar di tengah keresahan publik terkait kesenjangan sosial. Pemerintah Kabupaten Bireuen kini dikenal sebagai salah satu daerah yang mengutamakan keberpihakan kepada rakyat kecil dalam implementasi program-program pembangunan.
Mukhlis menutup sambutannya dengan harapan besar agar semua pihak, baik perangkat desa, tokoh masyarakat, maupun aparatur pemerintahan, dapat bersinergi dalam mengawal program ini agar benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat miskin yang berhak.
“Kita tidak hanya membangun rumah, tapi juga membangun harapan. Semoga kelak, dari rumah sederhana inilah, lahir generasi Bireuen yang sehat, cerdas, dan sejahtera,” tutupnya.