Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Wow! Dua Mahasiswa FKIP Universitas Almuslim Perkenalkan Budaya Aceh di Jepang

Sabtu, 08 November 2025 | 00:38 WIB Last Updated 2025-11-07T17:38:43Z

Dokumentasi foto dua mahasiswa FKIP Universitas Almuslim yang saat ini sedang mengikuti program Student Exchange di Nagoya Gakuin University (NGU), Jepang.

 

Detikacehnews.id | Jepang – Semangat muda untuk belajar dan memperkenalkan budaya Aceh terus berkobar dari dua mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim yang kini tengah menempuh program Student Exchange di Nagoya Gakuin University (NGU), Jepang. Mereka adalah Muhammad Syawal (NPM 228820310014) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris semester 7 dan Fakhrurrozi (NPM 2102090054) dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) semester 8.


Keduanya secara rutin melaporkan kegiatan akademik dan kebudayaan yang diikuti selama menjalani program pertukaran pelajar. Dalam laporan bulan Oktober 2025 yang disampaikan kepada Wakil Dekan III FKIP Universitas Almuslim, Dr. M. Danil, M.Pd., mereka berbagi pengalaman menarik tentang bagaimana pembelajaran di luar negeri dapat menjadi ruang pertemuan antara ilmu, budaya, dan karakter.


Dalam laporannya, Muhammad Syawal menuturkan pengalaman uniknya saat mengikuti kelas memasak tradisional Jepang. “Assalamualaikum Bapak/Ibu. Saya izin mengirimkan dokumentasi kegiatan yang kami ikuti pada bulan Oktober ini. Pada tanggal 14 Oktober 2025 kemarin, kami belajar membuat Nikujaga masakan rumahan khas Jepang yang terbuat dari daging, kentang, dan sayuran dengan cita rasa manis dan gurih,” tulisnya.



Namun bagi Syawal, kegiatan tersebut bukan sekadar tentang resep makanan. Di balik aroma masakan, ia menemukan nilai-nilai kehidupan masyarakat Jepang yang begitu kental. “Selain mempelajari resepnya, kami juga mengenal nilai budaya Jepang seperti kehangatan, kesabaran, dan kebersamaan selama proses memasak,” lanjutnya.


Tak hanya beradaptasi dengan budaya lokal, kedua mahasiswa FKIP Universitas Almuslim ini juga menjadi duta kecil Aceh di kancah internasional. Pada 18–19 Oktober 2025, mereka ikut berpartisipasi dalam Festival NGU yang digelar di Tsubasa-kan, sebuah acara tahunan di kampus Nagoya Gakuin University yang menampilkan keragaman budaya dari berbagai negara.


Dalam kesempatan itu, mereka mempersembahkan Tari Saman, tarian tradisional Aceh yang terkenal karena kekompakan gerak dan semangat kebersamaannya. Penampilan tersebut mendapat sambutan meriah dari mahasiswa Jepang dan peserta internasional lainnya.



Selain menari, Syawal dan Fakhrurrozi juga membuka stand budaya Aceh yang menjadi pusat perhatian pengunjung. Di sana mereka menjual kopi Gayo, produk kerajinan khas Aceh seperti gantungan kunci dan tas hasil karya mereka sendiri melalui brand Mom and Me, serta menawarkan layanan henna art bagi pengunjung. “Alhamdulillah, semua mendapat sambutan luar biasa, terutama kopi dan henna yang menjadi favorit pengunjung Jepang,” ujar Fakhrurrozi dalam laporannya penuh semangat.


Menanggapi laporan tersebut, Wakil Dekan III FKIP Universitas Almuslim, Dr. M. Danil, M.Pd., menyampaikan apresiasi mendalam atas capaian dan kreativitas mahasiswanya.
Kami sangat bangga melihat semangat dan kreativitas mahasiswa FKIP Universitas Almuslim dalam mengikuti program Student Exchange di Jepang. Mereka bukan hanya belajar tentang budaya dan bahasa setempat, tetapi juga mampu memperkenalkan identitas budaya Aceh di forum internasional,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa semangat seperti inilah yang mencerminkan visi FKIP dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga berkarakter kuat dan mampu berperan di dunia global.


Senada dengan itu, Dekan FKIP Universitas Almuslim, Dr. Sari Rizki, M.Psi., turut menyampaikan rasa bangga atas kiprah kedua mahasiswa tersebut. “Kami merasa terharu melihat perkembangan mereka. Program pertukaran mahasiswa seperti ini menjadi jembatan penting untuk memperluas wawasan global dan memperkuat karakter mahasiswa agar siap bersaing secara internasional. Kami berharap pengalaman ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani melangkah dan membawa nilai-nilai luhur bangsa ke dunia,” ujarnya.


Sebelum berangkat ke Jepang, Muhammad Syawal dan Fakhrurrozi dilepas secara resmi oleh pihak universitas pada 20 Maret 2025 di Ruang Rapat Kampus Induk Universitas Almuslim. Acara pelepasan dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd., beserta jajaran pimpinan universitas. Dalam sambutannya, Rektor berpesan agar kedua mahasiswa menjaga nama baik almamater dan memanfaatkan kesempatan emas tersebut untuk menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya.


Mereka kemudian berangkat ke Jepang pada 25 Maret 2025, didampingi oleh tim Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Almuslim menuju Bandara Kualanamu, Medan. Perjalanan panjang mereka dilalui dengan dua kali transit di Malaysia dan Filipina sebelum akhirnya tiba di Nagoya pada 26–27 Maret 2025.
Di NGU, mereka akan menjalani masa studi selama dua semester atau satu tahun akademik penuh, mengikuti berbagai kegiatan akademik dan kultural bersama mahasiswa dari berbagai negara.


Program Student Exchange ke Jepang ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Almuslim dalam mewujudkan visi internasionalisasi kampus, dengan mendorong kolaborasi lintas budaya dan akademik. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya bertindak sebagai pelajar, tetapi juga sebagai duta budaya Aceh dan Indonesia, yang membawa pesan perdamaian, persahabatan, dan keberagaman.


Dengan semangat belajar, kreativitas, dan jiwa cinta budaya yang tinggi, Muhammad Syawal dan Fakhrurrozi telah membuktikan bahwa mahasiswa Universitas Almuslim mampu bersaing di tingkat global tanpa kehilangan akar lokalnya.
Mereka menjadi contoh nyata generasi muda berwawasan internasional, berkarakter lokal, dan berjiwa Qurani, sesuai dengan nilai-nilai yang terus ditanamkan oleh Universitas Almuslim.