![]() |
| Dokumentasi foto beberapa baut yang ada di Jembatan Bailey Teupin Mane, Kecamatan Juli terlepas. |
Detikacehnews.id | Bireuen — Ketenangan warga di sekitar Jembatan Bailey Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, kembali terusik. Minggu (28/12/2025) pagi, warga dikejutkan oleh temuan sejumlah baut pada badan jembatan darurat tersebut yang diketahui telah dicopot oleh orang tak dikenal (OTK).
Temuan itu sontak menimbulkan kegelisahan, mengingat jembatan Bailey tersebut baru saja rampung dikerjakan dan menjadi urat nadi vital penghubung ruas lintas nasional Bireuen–Takengon. Beberapa baut yang telah dilepas bahkan ditemukan tergeletak di atas badan jembatan, memperkuat dugaan adanya tindakan tidak bertanggung jawab yang berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Padahal, hanya dua pekan sebelumnya, tepatnya Minggu sore, 14 Desember 2025, Jembatan Bailey Teupin Mane selesai dibangun oleh pasukan TNI bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan dukungan pemerintah daerah. Rampungnya jembatan tersebut disambut suka cita oleh masyarakat.
Warga dari sembilan desa di Mukim Juli Selatan yang sempat terisolasi sejak Rabu, 26 November 2025, akibat bencana banjir dan tanah longsor, akhirnya dapat kembali beraktivitas. Jembatan darurat itu menjadi satu-satunya titian harapan bagi masyarakat, sekaligus jalur utama distribusi logistik dan bantuan kemanusiaan pascabencana.
Antusiasme dan rasa syukur kala itu terasa begitu kuat. Wajah-wajah lelah para personel TNI, pekerja lapangan, serta masyarakat yang selama berminggu-minggu terkurung, seketika berubah cerah. Ucapan terima kasih dan doa mengalir kepada TNI, pemerintah daerah, dan seluruh pihak yang telah bekerja siang dan malam demi memulihkan akses transportasi warga.
Namun harapan itu kembali diuji. Penemuan baut jembatan yang dicopot OTK pada Minggu pagi tersebut memunculkan kekhawatiran baru. Kabar kejadian itu dengan cepat menyebar luas melalui grup-grup WhatsApp dan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Warga pun terbelah dalam menafsirkan motif di balik kejadian tersebut. Sebagian menduga baut-baut itu dicopot untuk dicuri, sementara yang lain mencurigai adanya upaya sabotase yang berpotensi menyebabkan jembatan kembali rusak atau bahkan runtuh.
“Saya duga ini sabotase oleh OTK. Kalau hanya untuk dicuri dan dijual, berapa sih harga baut-baut itu? Terlalu sedikit hasilnya dan risikonya sangat besar. Tidak masuk akal,” ujar seorang warga setempat yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan warga lain melalui pesan WhatsApp yang dikonfirmasi kepada awak media detikacehnews.id. Dalam pesannya, warga tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga jembatan yang telah dibangun demi kepentingan bersama.
“Bismillahirrahmanirrahim… semoga dirahmati Allah SWT. Tolong disampaikan kepada seluruh keluarga dan warga Kecamatan Juli agar diketahui bahwa jembatan Bailey/darurat yang dibuat oleh pasukan TNI di depan masjid itu adalah untuk kita semua, bukan untuk TNI. Jadi mohon jangan dirusak oleh anak-anak kita yang berprofesi mencuri. Kita semua sudah merasakan bagaimana sulitnya saat jembatan itu tidak ada. Sekarang sudah ada dan sangat membantu, maka mari kita jaga bersama demi kebutuhan kita semua,” tulisnya.
Pesan tersebut mencerminkan kegelisahan sekaligus kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan jembatan yang kini menjadi simbol harapan pemulihan pascabencana. Warga berharap aparat berwenang segera menyelidiki kejadian tersebut dan meningkatkan pengamanan di sekitar jembatan agar insiden serupa tidak terulang.
Jembatan Bailey Teupin Mane bukan sekadar bangunan fisik, melainkan denyut kehidupan bagi ribuan warga. Kerusakan sekecil apa pun berpotensi membawa dampak besar bagi mobilitas, keselamatan, dan proses pemulihan masyarakat. Oleh karena itu, warga menegaskan pentingnya kesadaran bersama untuk menjaga fasilitas umum yang telah dibangun dengan kerja keras, pengorbanan, dan niat kemanusiaan.
