Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Profil dr Zumirda, Sosok di Balik Pelayanan Kesehatan Gratis Bireuen Berstandar Rumah Sakit

Senin, 22 Desember 2025 | 20:43 WIB Last Updated 2025-12-22T13:43:00Z

Foto dr. Zumirda, Sp.B-ET, FISA, FINACS yang berhasil diabadikan awak media saat sedang memimpin kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis di beberapa desa.

 
Detikacehnews.id | Bireuen - Pelayanan Kesehatan Gratis yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim (FK Umuslim) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen dan Tim Satgas Siaga Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen selama tiga hari berturut-turut, Jumat hingga Minggu, 19–21 Desember 2025, mencuri perhatian publik. Kegiatan ini dinilai berbeda dari pelayanan kesehatan gratis pada umumnya karena menghadirkan puluhan dokter lintas spesialis, peralatan medis yang hampir lengkap, serta obat-obatan berkualitas setara fasilitas pelayanan kesehatan terbaik.


Berbeda dengan kegiatan pelayanan kesehatan gratis pada umumnya, pelayanan yang digelar FK Umuslim ini menghadirkan fasilitas medis yang nyaris setara dengan pelayanan rumah sakit rujukan. Di setiap lokasi, tim medis dilengkapi dengan peralatan pemeriksaan yang memadai dan ketersediaan obat-obatan berkualitas tinggi yang umumnya hanya diperoleh melalui fasilitas kesehatan formal. Kondisi tersebut memungkinkan dokter melakukan pemeriksaan dan tindakan medis secara optimal, aman, dan sesuai standar pelayanan rumah sakit.


Di balik suksesnya kegiatan kemanusiaan tersebut, berdiri satu sosok sentral yang menjadi penggerak utama, yakni dr. Zumirda, Sp.B-ET, FISA, FINACS. Ia merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen, yang memimpin langsung jalannya pelayanan kesehatan gratis di lapangan.


Kegiatan ini merupakan respons cepat atas bencana banjir hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bireuen. Selama tiga hari, pelayanan kesehatan gratis dilaksanakan di tiga desa berbeda yang terdampak parah, yakni Gampong Raya Dagang, Kecamatan Peusangan pada Jumat (19/12/2025), Gampong Kapa, Kecamatan Peusangan pada Sabtu (20/12/2025), serta Gampong Kuala Ceurape, Kecamatan Jangka pada Minggu (21/12/2025). Setiap lokasi dipilih berdasarkan tingkat kerusakan dan jumlah pengungsi pascabencana.


Di setiap titik pelayanan, dr. Zumirda tampak terjun langsung memimpin koordinasi. Melalui pengeras suara, ia menginstruksikan tim medis agar bergerak cepat namun tetap cermat, terutama dalam menangani kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta warga dengan penyakit penyerta. Meski mengemban peran sebagai penanggung jawab utama, ia juga tetap melayani pasien secara langsung sebagai dokter bedah.


Pelayanan kesehatan gratis ini melibatkan lebih dari 20 dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis, serta puluhan tenaga kesehatan yang terdiri atas perawat, bidan, apoteker, hingga rohaniawan yang memberikan dukungan spiritual bagi para penyintas banjir. Tak hanya itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim juga turut ambil bagian membantu alur pelayanan, mulai dari pendaftaran hingga pendampingan pasien.


Kehadiran dokter dari berbagai disiplin ilmu yang jarang dijumpai dalam kegiatan pelayanan kesehatan gratis menjadi nilai lebih dari kegiatan ini. Berbagai kasus penyakit pascabanjir, mulai dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, gangguan pencernaan, hipertensi, hingga luka dengan infeksi sekunder, dapat ditangani secara komprehensif langsung di lokasi.


Profil dr. Zumirda. Dari Cot Seurani ke Pusat Pengabdian Kemanusiaan
dr. Zumirda, yang akrab disapa dr. Zum, dikenal sebagai salah satu dokter spesialis bedah senior di Kabupaten Bireuen. Ia lahir di Cot Seurani, Krueng Mane, Aceh Utara, pada 25 November 1981. Latar belakang pendidikannya dimulai dari SD Negeri 3 Muara Batu (1994), SMP Negeri 1 Muara Batu (1997), dan SMA Negeri 1 Muara Batu (2000).


Ia menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan spesialis bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) dan lulus pada tahun 2018.


Karier medisnya dimulai sebagai dokter umum di Klinik Wahana Husada Lampeuneurut Banda Aceh, RS Kesdam Banda Aceh, dan RS Cempaka Azzahra Banda Aceh. Sejak tahun 2019 hingga kini, dr. Zumirda aktif sebagai dokter spesialis bedah di RSUD dr. Fauziah Bireuen, dokter bedah di RSU Bireuen Medical Centre, serta pernah berpraktik di RSU Malahayati Bireuen pada periode 2019–2021.


Dalam bidang organisasi profesi, dr. Zumirda dipercaya menjabat sebagai Ketua IDI Cabang Bireuen periode 2022–2025. Ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) Aceh periode 2025–2029, serta menjadi tim pengajar jejaring Fakultas Kedokteran USK sejak 2022 hingga sekarang.


Pada Selasa, 2 September 2025, dr. Zumirda resmi dilantik sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim. Di bawah kepemimpinannya, FK Umuslim semakin aktif mengambil peran dalam kegiatan pengabdian masyarakat, khususnya di bidang kemanusiaan dan kebencanaan.


Untuk terus meningkatkan kompetensi, dr. Zumirda juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar, baik nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah Intermittent Vacuum Therapy (IVT) with the Vacumed® Device di Düren, Rhineland, Jerman (2024), Acute Care Surgery Symposium (2022), Central Venous Catheter Workshop dan AV Fistula Workshop di Bandung (2022), pelatihan Bedah Laparoskopi Dasar Lanjut di RS Gading Pluit Jakarta (2022), serta Workshop Bedah Plastik untuk manajemen fraktur wajah (2023).


Di luar aktivitas profesionalnya, dr. Zumirda dikenal sebagai sosok keluarga. Ia menikah dengan dr. Dara Farasina dan dikaruniai dua orang anak, Asyraf Dhiyaul Islam dan Aisya Nurul Arsyi. Ia berdomisili di Desa Gampong Raya Dagang, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.


Di bawah kepemimpinan dr. Zumirda, pelayanan kesehatan gratis ini dirancang tidak sekadar bersifat darurat, tetapi mengedepankan mutu dan keselamatan pasien. Fasilitas yang disiapkan mencakup peralatan medis lengkap untuk pemeriksaan umum dan tindakan lanjutan, sistem alur pelayanan yang tertata, hingga ketersediaan obat-obatan pilihan yang setara dengan obat yang biasa diresepkan dan ditebus di apotek rumah sakit. Dengan dukungan tersebut, para dokter dapat bekerja secara profesional dan komprehensif, meskipun berada di lokasi bencana.


Melalui kegiatan pelayanan kesehatan gratis ini, dr. Zumirda menegaskan komitmennya bahwa kehadiran tenaga medis tidak boleh berhenti pada ruang praktik rumah sakit semata, tetapi harus hadir langsung di tengah masyarakat, terutama saat bencana melanda.


Ke depan, kegiatan pelayanan kesehatan gratis ini direncanakan akan terus berlanjut dan menyasar wilayah-wilayah lain di Kabupaten Bireuen yang masih terdampak banjir, sebagai bagian dari upaya pemulihan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.


Dengan fasilitas yang hampir setara rumah sakit terbaik, keterlibatan puluhan dokter lintas spesialis, serta kepemimpinan lapangan yang kuat, pelayanan kesehatan gratis ini tidak hanya menjadi respon bencana, tetapi juga menjadi model pelayanan medis humanis dan berkualitas yang diharapkan dapat terus berlanjut di wilayah terdampak lainnya di Kabupaten Bireuen.