Detikacehnews.id | Bireuen - Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) menggelar program Dosen Mengaji untuk seluruh dosen setiap pagi Jumat selama dua minggu sekali.
Hal ini dikatakan Wakil Rektor II UNIKI, Chairul Bariah, SE, MM., saat dikonfirmasi awak media detikacehnews.id via WhatsApp, Senin, (31/10/2022).
"Benar, UNIKI rutin menggelar program Dosen Mengaji setiap pagi Jumat selama dua minggu sekali," ujarnya.
Chairul Bariah mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk membekali dosen-dosen UNIKI pemahaman tentang agama dan melaksanakan tridharma perguruan tinggi sebagaimana diwajibkan bagi setiap Universitas. UNIKI juga terus berbenah diri dan mempersiapkan dosen-dosen muda agar siap menghadapi tantangan pendidikan di era Society 5.0.
Pada Jumat, 28 Oktober 2022 kemarin, kegiatan Dosen Mengaji terasa spesial sebab dihadiri oleh Dr. Amiruddin Idris, M. Si yang merupakan anggota DPRA dan juga menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan Kebangsaan Bireuen serta didampingi oleh Ketua Yayasan Nuryani Rachman, M. Pd. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri mantan Ketua Majelis Adat Kabupaten Bireun Drs. Jailani, M.Si.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diawali dengan pembacaan shalawat kepada Rasulullah Saw., kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Yasin secara bersama-sama yang dipimpin oleh Tgk. Syakbi. M.Ag (Dosen UNIKI). Kemudian dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh Tgk. Muhammad, S.Pd., M. Pd selaku dosen UNIKI yang juga menjabat sebagai Direktur Pesantren Mahasiswa Jami’ah Kebangsaan.
Adapun tema ceramah yang diangkat yaitu “Sabar dan hikmah dari rasa sakit”. Dalam kajiannya, penceramah membacakan hadits Nabi dan menjelaskan lima hikmah dari buah kesabaran atas musibah yang diberikan Allah terhadap manusia, diantaranya, hikmah sakit bisa menghindari dari api neraka, hikmah sakit sebagai penghapus dosa, menjadi sumber kebaikan, hikmah sakit membuat manusia terus mengingat Allah dan hikmah sakit menjadikan manusia optimis untuk bertahan hidup dan menghargai sehat untuk terus melakukan kebaikan sebelum datangnya sakit.
Usai kajian ceramah, Dr. H. Amiruddin Idris, SE., M. Si memberikan sambutan dan mengajak semua dosen untuk terus berbenah dan melakukan yang terbaik untuk mencerdaskan mahasiswa. Menurutnya, dosen harus mempu memberikan teladan yang baik bagi mahasiswa terutama dalam sikap karena akan menjadi contoh bagi mahasiswa. Ia juga menyebutkan bahwa pengembangan pendidikan harus dijalankan seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotorik. Tiga unsur ini harus dilakukan secara tuntas.
"Tidak ada nilai seorang muslim sekalipun pandai secara teori tapi kalau dalam praktik (sikap) tidak ada," ujarnya.
Disamping itu, kegiatan juga dilanjutkan dengan prosesi “Peusijuek” yang merupakan sebuah tradisi adat yang hampir hilang untuk saat ini di Aceh. Prosesi pesijuek dilakukan pada beberapa dosen yang sebelumnya mengalami musibah. Sebagaimana adat di Aceh peusijuek dilakukan sebagai bagian dari adat yang notabennya prosesi itu diisi dengan pembacaan Ayat Al-Qur’an dan shalawat kepada Nabi serta memohon kepada Allah agar musibah tersebut tidak terjadi kembali.