Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kisah Pilu, Siswi Bireuen Harus Menempuh Jarak 10 KM Menuju Sekolah dengan Berjalan Kaki

Rabu, 22 Maret 2023 | 12:13 WIB Last Updated 2023-03-22T05:13:18Z

Kisah Pilu, Siswi Bireuen Harus Menempuh Jarak 10 KM Menuju Sekolah dengan Berjalan Kaki
 Foto : Sri Rahmayani, siswi Bireuen yang menempuh jarak 10 km menuju sekolah dengan berjalan kaki.

Detikacehnews.id | Bireuen - Nasib pilu harus ditanggung oleh salah satu siswi Bireuen yang harus menempuh jarak 10 km menuju sekolahnya dengan berjalan kaki.

Ia adalah Sri Rahmayani yang merupakan putri dari pasangan Bapak Nasruddin dan Ibu Hanifah. Meskipun begitu, semangat dan kesabarannya dalam menjalankan studinya sangatlah besar.

Diketahui, Sri Rahmayani saat ini sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Simpang Mamplam dan ia merupakan siswi kelas 10 disana.

Dara Aceh kelahiran 15 Febuari 2005 ini sehari-hari menempuh jarak ke sekolah sejauh 10 km dengan ditemani oleh ibunya sebab ia harus berangkat ke sekolah di waktu shubuh. Hal ini dilakukannya agar bisa tiba di sekolah tepat waktu meskipun harus berjalan kaki.

Tidak seperti anak sekolah pada umumnya, Sri Rahmayani mengalami banyak kesulitan dalam menjalankan studinya bahkan bisa dibilang sangat miris kehidupan yang dialaminya.

Pernah, Sri Rahmayani tetap berdiam diri di kelasnya saat jam istirahat tiba. Bukan karena tidak ingin pergi ke kantin atau pun berkumpul dengan teman lainnya yang asik menikmati jajanan di waktu jam istirahat. Namun, semua itu dilakukan karena ia tidak memiliki uang sepeserpun bahkan berangkat dari rumah tak satu pun sesuap nasi yang ia makan.

Ditambah lagi, orangtuanya mengalami kesulitan ekonomi yang membuatnya sering menahan lapar bahkan sampai 3 hari baru bisa makan. Itupun dengan lauk seadanya.

Lebih parahnya lagi, Sri Rahmayani hanya diberikan uang jajan Rp 3.000 untuk satu minggu. Itu pun jika orangtuanya ada penghasilan dari membajak sawah orang atau menjaga sapi milik orang lain. Apalagi ditambah kondisi ayahnya saat ini tidak lagi bisa bekerja dengan berat karena kondisi kakinya yang patah sewaktu bekerja.

"Sudah jatuh tertimpa tangga" begitulah kondisi yang sangat miris dialami Sri Rahmayani yang beralamat lengkap di Desa Blang Panyang, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen.

Penuh haru dan pilu serta dengan mata yang berkaca-kaca terlihat dari raut wajah Sri Rahmayani saat menceritakan kisah hidupnya. Namun, ia tetap berusaha tegar dan berharap kedepannya ada keajaiban yang akan merubah nasibnya dan keluarganya.

Sementara itu, ibunda Sri Rahmayani yaitu Hanifah yang hanya pekerja serabutan demi membantu menafkahi keluarganya mengatakan bahwa selama ini tidak banyak yang tahu tentang kondisi keluarganya. Hal ini dilakukan karena ia tidak ingin menyusahkan orang lain. Menurutnya selama masih bisa berusaha sendiri maka ia akan terus berjuang meskipun sangat pahit dan sulit atau bahkan menahan lapar sekalipun.

Semangat terus, dek Sri Rahmayani semoga di tanganmu kelak akan merubah nasib keluargamu yang insyaAllah setelah ini akan datang lebih banyak lagi pertolongan Allah yang merubah kesedihan dan kepahitan hidupmu menjadi kebahagiaan.