Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Maraknya Kasus Tindak Kriminal Kenakalan Remaja Kota Lhokseumawe, Pemuda Aceh Utara: Lemahnya Fungsi Self Control Keluarga

Senin, 24 Juli 2023 | 20:03 WIB Last Updated 2023-07-24T13:03:44Z

Maraknya Kasus Tindak Kriminal Kenakalan Remaja Kota Lhokseumawe, Pemuda Aceh Utara: Lemahnya Fungsi Self Control Keluarga
Penulis : Mukhtar Effendi

Detikacehnews.id | Lhokseumawe - Maraknya Kasus Kenakalan Remaja Tindakan Kriminal di Kota Lhokseumawe, Pemuda Aceh Utara Soroti Lemahnya Fungsi Self Control Keluarga, Senin, (24/07/2023).

Kasus kenakalan remaja di kota Lhokseumawe menjadi perhatian serius yang harus diatasi semua stakeholder, pasalnya sudah banyak berita yang mengabarkan kejadian perihal kenakalan remaja yang terjadi di kota Lhokseumawe.

Dilansir dari serambi news.com, Senin,(24/07) pihak kepolisian resor Lhokseumawe ( Polres) melalui Polisi Sektor ( Polsek) Banda Sakti, mengamankan lima orang remaja yang terduga membawa sejumlah enam bilah senjata tajam, berupa celurit melakukan konvoi di jalanan Los Kala, Jalan Banda Aceh - Medan. Minggu, (23/07) malam hari.

Kelima pelaku merupakan anak dibawah umur dan masih tergolong ke dalam masa remaja berhasil di amankan di Mapolres Kota Lhokseumawe, Minggu, (23/07).

Identitas mereka berinisial RF, (16 THN) dan HK (15 THN) warga Desa Meuriah Palo, Kec. Muara Satu, AS (16 THN) warga Bathupat Timur, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.

Kemudian, RF ( 16 THN) warga Desa Ujong Blang, Kec. Banda Sakti Kota Lhokseumawe, dan FH ( 14 THN) warga Desa Meunasah Drang, Kecamatan. Muara Batu Kab. Aceh Utara.

Dari kelima remaja terdapat barang bukti yang berhasil diamankan, diantaranya, enam bilah senjata tajam, dua handphone android, tujuh unit sepeda motor.

Mukhtar Efendi, mengatakan perihal kenakalan remaja yang terindikasi berujung tindak kriminal tersebut menjadi kekhawatiran yang harus di perhatikan secara khusus karena menyangkut dengan identitas masa depan bangsa .

"Kualitas bangsa ini tergantung dengan generasi muda, bobroknya anak anak muda bangsa berarti merupakan sinyal bagaimana kedepannya bangsa ini, ini perlu perhatian khusus semua elemen masyarakat," Ujar Mukhtar Efendi Alumni Mahasiswa Sosiologi Unimal.

Mukhtar, kenakalan remaja ini diindikasikan pincangnya agen sosialisasi yang dialami seorang anak untuk dapat mengadopsi nilai dan norma yang berlaku, terutama keluarga.

"Anak akan mendefinisikan diri nya sebagai mana tahap awal ia mengenal dunia luarnya, keluarga berperan penting sini hadirnya sosok orang tua sangat berpengaruh untuk menanamkan nilai dan norma yang yang baik, di keluarga lah anak mengetahui mana yang benar mana yang salah di masyarakat agar tidak terjadi abnormal perilaku," sambungnya

Dia menambahkan, tahap umur anak dari 0-5 tahun perlu perhatian ekstra dari peran orang tua karena anak perekam yang handal.

Sedangkan anak remaja awal berusia dari 5-17 tahun juga menjadi transisi pola pikir, sikap dan karakter dan emosi dari masa anak -anak ke masa remaja, pola asuh orang tua harus benar.

Mukhtar Efendi menambahkan, Lemahnya Fungsi Keluarga membuat anak mudah melakukan hal yang abnormal terhadap fakta sosial (nilai dan norma) lingkungan masyarakat terkadang peran orang harus berfungsi semaksimal mungkin. Keluarga yang harmonis akan membawa anak untuk menjadi seorang yang baik.

"Keluarga itu yang menjadi pondasi utama anak untuk menjadi individu yang baik, keluarga yang broken home pastinya mengorbankan masa depan anak, perlunya Self control yang baik di contohkan oleh orang tua terhadap anak baru anak memiliki benteng ketika berinteraksi di dunia sosial nya baik lingkungan bermain," Tegasnya.

Dia meminta orang tua untuk tidak menerapkan pola asuh anak yang salah dengan membiarkan anak bermain gadget secara berlebihan tanpa adanya pengawasan karena bahaya globalisasi mampu memudarkan budaya bangsa.

"Kadang orang tua mudah dan membiasakan anak untuk main gawai secara berlebihan tanpa di awasi, bahaya game internet kalau di salah gunakan seusianya mereka usia mencari jati diri, apa yang mereka sering adopsi akan ditiru dan menjadi kebiasaan langsung di praktekan tanpa mengetahui baik dan benar yang di adopsi di internet kembali itu berbahaya perlu peran keluarga," Katanya.

Ia menambahkan, Untuk meminimalisir kasus serupa terjadi, menurut nya berangkat dari hal kecil dan utama yaitu keluarga harus memiliki self control terhadap anak dengan menanamkan nilai agama, karakter terpuji dan pola asuh yang tepat.

Ia berharap stakeholder terkait dapat memusatkan fokus mengambil langkah strategis untuk mengurangi kejadian serupa terjadi di wilayah Kota Lhokseumawe sehingga wilayah kota menjadi harmonis rukun dan damai.