Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Gelar Pengabdian kepada Masyarakat, Dosen Umuslim Dukung Pengembangan Kapasitas Guru SMA Negeri 1 Bireuen

Selasa, 01 Oktober 2024 | 16:00 WIB Last Updated 2024-10-07T03:31:39Z

Dosen Umuslim menggelar Pengabdian kepada Masyarakat dengan Pengembangan Kapasitas Guru SMA Negeri 1 Bireuen Melalui Pendekatan In-On-In Berbasis PBL dan PjBL


Detikacehnews.id | Bireuen - Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Almuslim (Umuslim) sukses menyelenggarakan kegiatan pendampingan pengembangan kapasitas guru dalam menyusun modul ajar berbasis Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) menggunakan metode In-On-In. Kegiatan yang diinisiasi oleh Ketua Pengusul, Fatimah, S.Pd., M.Si., yang juga merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Almuslim, dengan anggotanya Marnita, M.Pd., dan Drs. M. Taufiq, M.Pd., berlangsung di SMA Negeri 1 Bireuen dan mendapatkan antusiasme tinggi dari para guru.


Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 3, 7, dan 9 September 2024 ini digelar untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan mengimplementasikan modul ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan Kurikulum Merdeka yang kini diimplementasikan di sekolah-sekolah di Indonesia. SMA Negeri 1 Bireuen, yang telah mengadopsi Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2022/2024 dengan status mandiri berubah, menjadi salah satu sekolah mitra yang aktif dalam kegiatan ini.


Sebanyak 19 guru dari berbagai mata pelajaran, termasuk 6 guru Fisika, 7 guru Biologi, dan 6 guru Kimia, berpartisipasi dalam kegiatan. Tujuan utama pelatihan adalah membekali para guru dengan keterampilan dalam merancang modul ajar berbasis PBL dan PjBL, yang dirancang untuk mendorong siswa agar lebih kritis, kreatif, dan mandiri dalam belajar. Fatimah, selaku Ketua Pengusul sekaligus inisiator kegiatan ini, menjelaskan pentingnya pendekatan ini di era pendidikan modern.


Dalam kesempatan wawancara bersama awak media detikacehnews.id, Fatimah menegaskan pentingnya inovasi dalam pembelajaran. "Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Namun, kebebasan ini juga diikuti dengan tanggung jawab yang besar. Guru harus lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Melalui pendekatan In-On-In, kami ingin memastikan bahwa guru-guru di SMA Negeri 1 Bireuen mampu mengembangkan modul ajar yang relevan dan berbasis masalah serta proyek, yang tidak hanya menantang siswa tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis dan solusi nyata," jelas Fatimah.


Sementara itu, Zulfikri, S.Ag., M.M., Kepala SMA Negeri 1 Bireuen, sangat mengapresiasi langkah tim pengabdian dari Umuslim. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. "Kami berterima kasih kepada tim Umuslim yang telah memberikan pendampingan intensif. Sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah merupakan kunci dalam menciptakan pendidikan yang lebih baik. Kurikulum Merdeka memang membawa banyak perubahan, tetapi kami yakin, dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, para guru kami akan lebih siap dalam menghadapi tantangan ini. Harapan saya, kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan," ujar Zulfikri.


Kegiatan ini dirancang dalam tiga tahapan utama: In Service Learning 1 (IN1), On The Job Training (ON), dan In Service Learning 2 (IN2). Pada tahap IN1, para guru mendapatkan pelatihan dan workshop intensif tentang bagaimana menyusun modul ajar berbasis PBL dan PjBL yang sesuai dengan karakteristik Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, dalam tahap ON, para guru mengimplementasikan modul tersebut dalam proses pembelajaran di kelas mereka, sementara tim pengabdian melakukan supervisi dan memberikan umpan balik. Tahap terakhir, IN2, adalah evaluasi dan refleksi atas implementasi yang telah dilakukan.


Dalam kegiatan tersebut, tim pengabdian juga menemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh para guru. Fatimah menjelaskan, "Sebagian besar guru masih mengalami kesulitan dalam memahami istilah-istilah penting dalam Kurikulum Merdeka seperti Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Kami berupaya untuk menjelaskan secara rinci, termasuk memberikan contoh-contoh konkrit agar mereka lebih memahami cara menganalisis dan menyusun modul ajar yang efektif."


Sebagian besar guru masih menggunakan modul ajar yang dikembangkan oleh orang lain tanpa melakukan modifikasi sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa di SMA Negeri 1 Bireuen. Beberapa alasan yang mengemuka antara lain terbatasnya waktu pelatihan, ketidakpahaman tentang model pembelajaran inovatif, keterbatasan dalam penggunaan teknologi informasi, dan anggapan bahwa perangkat pembelajaran bukanlah prioritas yang harus segera diselesaikan.


Menanggapi hal ini, Fatimah bersama timnya memberikan solusi yang konkret. "Kami mendampingi para guru dalam setiap tahapan, mulai dari pengembangan modul ajar, implementasi di kelas, hingga evaluasi. Metode In-On-In ini dirancang agar guru tidak merasa sendiri dalam proses ini. Kami juga mendorong mereka untuk berkolaborasi dengan sesama guru dan memanfaatkan teknologi pendidikan yang ada," paparnya.


Selain pelatihan, Fatimah dan tim pengabdian Universitas Almuslim juga memberikan dukungan berupa alat-alat praktikum untuk menunjang proses pembelajaran berbasis proyek di SMA Negeri 1 Bireuen. Alat-alat praktikum seperti Kit Mekanika SMA, Kit Gelombang dan Termodinamika, serta berbagai peralatan laboratorium lainnya disumbangkan untuk memperkaya sarana pembelajaran di sekolah. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung dalam praktik pembelajaran sehari-hari, terutama untuk mata pelajaran sains.

Penyerahan alat praktikum kepada SMA N 1 Bireuen


Kegiatan pengabdian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (DRTPM)Tahun Anggaran 2024 yang juga memberikan dukungan dalam bentuk sumbangan beberapa alat praktikum untuk menunjang pembelajaran berbasis proyek di sekolah. "Sumbangan alat praktikum ini sangat membantu kami dalam mengembangkan pembelajaran berbasis PjBL yang lebih aplikatif dan menarik bagi siswa," ujar Zulfikri.


Kegiatan pendampingan ini diharapkan tidak hanya berakhir pada pelatihan saja, namun mampu menciptakan dampak jangka panjang bagi peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Bireuen. "Kami berharap, setelah kegiatan ini, para guru dapat lebih percaya diri dalam menyusun modul ajar dan lebih paham bagaimana menerapkannya di kelas. Yang terpenting, kami ingin siswa-siswa di SMA Negeri 1 Bireuen mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan dengan tantangan zaman," tutup Fatimah.


Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, kolaborasi antara Universitas Almuslim dan SMA Negeri 1 Bireuen diharapkan mampu membawa perubahan positif, baik bagi guru maupun peserta didik, serta mendukung implementasi Kurikulum Merdeka secara lebih efektif dan efisien.