Foto: H. Mukhlis, ST., Bupati Bireuen Periode 2025-2030.
Detikacehnews.id | Bireuen - H. Mukhlis, ST atau sering disapa Mukhlis Takabeya, nama yang kini menjadi sorotan masyarakat Bireuen, bukanlah sosok biasa. Ia adalah figur yang dikenal dengan kerja keras, visi besar, dan semangat pantang menyerah. Dengan latar belakang sebagai seorang pengusaha sukses, pemimpin politik, dan kini resmi terpilih sebagai Bupati Bireuen periode 2025–2030, perjalanan hidup Mukhlis adalah sebuah kisah inspiratif yang penuh perjuangan. Julukan “Petarung dari Selatan” yang disematkan kepadanya sejak lama, semakin relevan dalam menggambarkan kepribadiannya yang tak kenal menyerah.
Mukhlis bin Cut Hasan bin Syeikh Mahmud bin Syeikh Abbas bin Syeikh Fauzi Hadramaut, atau lebih akrab disapa Mukhlis Takabeya, lahir di Desa Alue Krub, Peusangan, pada 15 Januari 1972. Ia adalah salah satu cahaya mata dari pasangan Teungku Cut Hasan dan Rabiah. Mukhlis lahir dari keluarga sederhana dengan tradisi keislaman yang kental, yang memberikan fondasi kuat dalam membentuk kepribadiannya.
Mukhlis tumbuh dengan nilai-nilai disiplin dan kerja keras. Sebagai anak dari keluarga yang memiliki pengaruh di masyarakat, Mukhlis belajar untuk menghargai setiap perjuangan, sesuatu yang ia warisi dari nenek moyangnya yang dikenal sebagai tokoh masyarakat.
Perjalanan pendidikan Mukhlis dimulai di sekolah-sekolah lokal, hingga ia melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Setelah menyelesaikan SMA, ia melanjutkan ke Politeknik Unsyiah – kini Politeknik Negeri Lhokseumawe. Di Politeknik, Mukhlis mendalami teori-teori teknik dan konstruksi yang kelak menjadi bekal utamanya dalam dunia kerja.
Pada tahun 1996, setelah menamatkan pendidikannya, Mukhlis bergabung dengan PT Mutiara Aceh Lestari (MAL), sebuah perusahaan konstruksi yang dimiliki oleh Saifannur, abang kandungnya sendiri. Di perusahaan ini, ia terlibat langsung dalam proyek-proyek besar, termasuk pembangunan Jembatan Teupin Gapeuh di Aceh Utara. Proyek ini menjadi salah satu tonggak penting dalam kariernya, tempat di mana ia belajar menerapkan ilmu yang ia dapatkan di bangku kuliah ke dunia nyata.
Pada tahun 1997, Mukhlis menikahi Sadriah, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Puskesmas Blang Mangat. Sadriah adalah adik dari induk semang tempat Mukhlis tinggal selama menempuh pendidikan di Politeknik. Pernikahan ini membawa kebahagiaan besar bagi Mukhlis, yang kemudian dikaruniai empat orang anak, tiga putra, dan satu putri.
Di balik sosok Mukhlis yang pekerja keras, terdapat peran besar keluarganya yang selalu memberikan dukungan tanpa henti. Sadriah, sebagai istri, adalah pendamping setia yang membantu Mukhlis menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan keluarga.
Mukhlis dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah berhenti belajar. Setelah beberapa tahun berkecimpung di dunia konstruksi, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri, PT Takabeya Perkasa Group. Perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pemain utama dalam industri konstruksi di Aceh.
Keberhasilan Mukhlis di dunia bisnis tidak membuatnya lupa pada masyarakat. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, membantu pembangunan fasilitas umum, dan sering terjun langsung untuk mendengar kebutuhan masyarakat. Perjuangan, kerja keras, semangat pantang menyerah, dan dedikasi inilah yang membuatnya mendapat julukan “Petarung dari Selatan,” yang pertama kali diabadikan dalam sebuah buku tentang dirinya yang diterbitkan pada tahun 2020.
Momentum kebangkitan Mukhlis dimulai ketika musibah gempa dan tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Saat itu, Mukhlis yang telah memiliki jaringan luas di bidang konstruksi memutuskan untuk mengundurkan diri dari PT Mutiara Aceh Lestari (MAL), perusahaan konstruksi milik abangnya, Saifannur. Mukhlis memutuskan fokus membangun perusahaan sendiri, PT Takabeya Perkasa Group, yang ia dirikan dengan visi membantu membangun kembali Aceh pascabencana.
Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh, PT Takabeya Perkasa Group mendapatkan kepercayaan mengelola sejumlah proyek besar, termasuk pembangunan jetty dan jembatan rangka baja di berbagai wilayah. Pengalaman ini menjadi tonggak penting yang memperkokoh Mukhlis sebagai salah satu tokoh konstruksi terkemuka di Aceh.
Hingga kini, PT Takabeya Perkasa Group terus berkembang dan memiliki sertifikasi dalam beberapa bidang strategis, seperti jasa konstruksi saluran air, jembatan, jalan raya, dan prasarana lainnya. Mukhlis telah membangun perusahaan ini menjadi salah satu yang paling terpercaya di wilayah Aceh, dengan reputasi yang kokoh sebagai mitra pembangunan.
Awalnya, Mukhlis tidak tertarik untuk terlibat dalam politik partisan. Baginya, politik sering kali mengkotak-kotakkan manusia dalam warna yang berbeda. Namun, persepsinya berubah ketika almarhum abangnya, Saifannur, memutuskan maju sebagai calon Bupati Bireuen dalam Pilkada 2017.
Saifannur yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Bireuen, berpasangan dengan H. Muzakkar A. Gani, dan diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari Golkar, NasDem, Demokrat, dan Partai Damai Aceh. Mukhlis pun didapuk sebagai Ketua Tim Sukses pasangan ini.
Di bawah kepemimpinan strategis Mukhlis, tim pemenangan berhasil membawa pasangan Saifannur-Muzakkar (Fakar) meraih kemenangan telak dengan 74.292 suara, mengalahkan beberapa pasangan lain, termasuk Teungku M. Yusuf (Tu Sop)-dr. Purnama Setia Budi, yang memperoleh 61.186 suara.
Kemenangan ini menjadi pintu masuk Mukhlis ke dunia politik, yang kemudian ia lanjutkan dengan menjabat sebagai Ketua Harian Golkar Bireuen, sebelum akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD II Golkar Bireuen pada Musyawarah Daerah (Musda) Golkar, 24 Agustus 2020.
Setelah menggantikan Saifannur yang meninggal dunia, Mukhlis menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang luar biasa. Ia berhasil mengkonsolidasikan Partai Golkar di Bireuen dan memperkuat basis dukungan hingga tingkat akar rumput. Di bawah kepemimpinannya, Golkar Bireuen mencatat sejarah dengan perolehan kursi terbanyak di DPRK.
Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019, Golkar meraih 7 kursi, meningkat signifikan dari 3 kursi pada Pileg 2014. Prestasi ini kembali dilanjutkan pada Pileg 2024, di mana Golkar Bireuen meraih 9 kursi, mengungguli Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 7 kursi dan Partai Aceh dengan 6 kursi.
Keberhasilan ini mencerminkan kemampuan Mukhlis dalam membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat, mempersatukan kader partai, dan merumuskan strategi politik yang matang.
Meski telah sukses di dunia bisnis dan politik, Mukhlis tetap berkomitmen pada pendidikan. Pada tahun 2023, ia menyelesaikan studinya di Universitas Almuslim sebagai salah satu sarjana teknik lulusan terbaik. Dalam yudisium yang digelar di Aula Creative Center MA Jangka, Kamis (14 Desember 2023), Mukhlis menjadi simbol nyata bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak pernah mengenal kata terlambat.
Perjalanan politik Mukhlis Takabeya mencapai puncaknya pada Pilkada 2024, di mana ia maju sebagai calon Bupati Bireuen berpasangan dengan H. Razuardi. Didukung oleh koalisi besar, pasangan ini berhasil memenangkan hati rakyat dengan perolehan suara mayoritas 55,58%.
Kini, sebagai Bupati Bireuen, Mukhlis membawa harapan baru. Dalam pidato kemenangannya, ia berjanji untuk membangun pemerintahan yang transparan, pro-rakyat, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan bergandengan tangan dalam membangun Bireuen yang lebih baik.
Mukhlis Takabeya, Sang Petarung dari Selatan, kini memulai babak baru dalam perjuangannya. Ia bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga simbol harapan, inspirasi, dan bukti nyata bahwa kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil.
Mukhlis Takabeya adalah gambaran seorang pemimpin yang lahir dari kerja keras dan semangat melayani. Ia bukan hanya seorang petarung dalam bisnis dan politik, tetapi juga seorang pemimpin yang membawa harapan baru bagi masyarakat Bireuen. Perjuangannya membuktikan bahwa keberhasilan adalah milik mereka yang tidak pernah berhenti berusaha dan tetap rendah hati saat berada di puncak.