Indonesia Airlines.
Detikacehnews.id | Aceh - Dunia penerbangan Indonesia tengah bersiap menyambut kehadiran maskapai baru, Indonesia Airlines (INA), yang berfokus pada penerbangan internasional dengan konsep layanan premium. Di balik ambisi besar maskapai ini, ada sosok Iskandar, seorang pengusaha asal Bireuen, Aceh, yang kini menjadi CEO Indonesia Airlines.
Kisah perjalanan Iskandar dalam membangun bisnisnya tidaklah instan. Dari bekerja di sektor kelistrikan, perbankan, hingga akhirnya merambah energi terbarukan dan penerbangan, ia membuktikan bahwa anak bangsa bisa bersaing di tingkat global.
Iskandar lahir di Bireuen, Aceh, pada 7 April 1983. Karier profesionalnya dimulai saat ia bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias setelah tsunami 2004. Pengalaman itu membuka jalan baginya untuk bekerja di PLN pada 2006-2009, di mana ia terlibat dalam proyek kelistrikan di Indonesia.
Tak puas dengan pencapaiannya, Iskandar kemudian beralih ke dunia perbankan dan asuransi. Di sektor ini, ia mendapatkan wawasan luas tentang keuangan dan investasi, yang menjadi bekal penting dalam perjalanan bisnisnya.
Pada tahun 2015, Iskandar mengambil keputusan besar meninggalkan dunia perbankan dan memulai bisnis sendiri. Ia melihat peluang besar di sektor energi terbarukan, yang akhirnya melahirkan Calypte Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan berbasis di Singapura yang kini bergerak di energi, penerbangan, dan pertanian.
Berdirinya Calypte Holding Pte. Ltd. merupakan titik balik dalam karier Iskandar. Perusahaan ini menjadi pemain utama dalam pengembangan energi terbarukan, dengan salah satu proyek terbesarnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2.500 megawatt di Riau.
Namun, ambisi Iskandar tidak berhenti di sektor energi. Ia melihat peluang besar di industri penerbangan, khususnya di segmen premium, yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh penyewa jet pribadi. Dari sinilah lahir Indonesia Airlines, maskapai yang akan membawa standar penerbangan mewah ke tingkat komersial.
Sebagai CEO Indonesia Airlines, Iskandar memiliki visi besar untuk menjadikan maskapai ini sebagai pemain utama di industri penerbangan global. Strategi yang disiapkan:
Indonesia Airlines tidak hanya hadir sebagai maskapai biasa, tetapi juga membawa keramahtamahan khas Indonesia ke dunia internasional.
Untuk mewujudkan ambisinya, Iskandar tidak bekerja sendiri. Ia mengumpulkan tim terbaik yang terdiri dari para profesional dengan pengalaman di maskapai global ternama:
Dengan formasi tim yang kuat, Indonesia Airlines siap bersaing dengan maskapai premium seperti Qatar Airways, Emirates, dan Singapore Airlines.
Kisah Iskandar adalah bukti bahwa anak bangsa bisa berprestasi di kancah global. Dari seorang profesional di sektor kelistrikan hingga kini memimpin maskapai premium internasional, perjalanannya penuh dengan kerja keras, keberanian, dan visi besar.
Meski Indonesia Airlines berbasis di Singapura, keberadaannya tetap menjadi kebanggaan bagi Indonesia, terutama bagi masyarakat Aceh. Dengan standar layanan kelas dunia, maskapai ini siap membawa nama Indonesia lebih tinggi di industri penerbangan global.
Detikacehnews.id | Aceh - Dunia penerbangan Indonesia tengah bersiap menyambut kehadiran maskapai baru, Indonesia Airlines (INA), yang berfokus pada penerbangan internasional dengan konsep layanan premium. Di balik ambisi besar maskapai ini, ada sosok Iskandar, seorang pengusaha asal Bireuen, Aceh, yang kini menjadi CEO Indonesia Airlines.
Kisah perjalanan Iskandar dalam membangun bisnisnya tidaklah instan. Dari bekerja di sektor kelistrikan, perbankan, hingga akhirnya merambah energi terbarukan dan penerbangan, ia membuktikan bahwa anak bangsa bisa bersaing di tingkat global.
Iskandar lahir di Bireuen, Aceh, pada 7 April 1983. Karier profesionalnya dimulai saat ia bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias setelah tsunami 2004. Pengalaman itu membuka jalan baginya untuk bekerja di PLN pada 2006-2009, di mana ia terlibat dalam proyek kelistrikan di Indonesia.
Tak puas dengan pencapaiannya, Iskandar kemudian beralih ke dunia perbankan dan asuransi. Di sektor ini, ia mendapatkan wawasan luas tentang keuangan dan investasi, yang menjadi bekal penting dalam perjalanan bisnisnya.
Pada tahun 2015, Iskandar mengambil keputusan besar meninggalkan dunia perbankan dan memulai bisnis sendiri. Ia melihat peluang besar di sektor energi terbarukan, yang akhirnya melahirkan Calypte Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan berbasis di Singapura yang kini bergerak di energi, penerbangan, dan pertanian.
Berdirinya Calypte Holding Pte. Ltd. merupakan titik balik dalam karier Iskandar. Perusahaan ini menjadi pemain utama dalam pengembangan energi terbarukan, dengan salah satu proyek terbesarnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2.500 megawatt di Riau.
Namun, ambisi Iskandar tidak berhenti di sektor energi. Ia melihat peluang besar di industri penerbangan, khususnya di segmen premium, yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh penyewa jet pribadi. Dari sinilah lahir Indonesia Airlines, maskapai yang akan membawa standar penerbangan mewah ke tingkat komersial.
Sebagai CEO Indonesia Airlines, Iskandar memiliki visi besar untuk menjadikan maskapai ini sebagai pemain utama di industri penerbangan global. Strategi yang disiapkan:
- 48 rute internasional ke 30 negara dalam 5 tahun pertama
- 20 pesawat modern dalam tahap awal, terdiri dari Airbus A321neo, A321LR, A350-900, dan Boeing 787-9
- Berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten
- Layanan premium dengan standar keselamatan tinggi
Indonesia Airlines tidak hanya hadir sebagai maskapai biasa, tetapi juga membawa keramahtamahan khas Indonesia ke dunia internasional.
Untuk mewujudkan ambisinya, Iskandar tidak bekerja sendiri. Ia mengumpulkan tim terbaik yang terdiri dari para profesional dengan pengalaman di maskapai global ternama:
- Direktur Operasional: Mantan bos Singapore Airlines dengan pengalaman 40 tahun, serta salah satu pilot pertama yang menerbangkan Airbus A380.
- Direktur Komersial: Pernah bekerja selama 21 tahun di Emirates dan Asiana Airlines.
- Departemen Operasi Penerbangan: Dipimpin oleh pilot terbaik Indonesia yang saat ini bekerja di maskapai asing.
- Direktur Produk & Layanan: Sosok dari Brunei Darussalam, yang memiliki 25 tahun pengalaman di Royal Brunei dan Emirates.
Dengan formasi tim yang kuat, Indonesia Airlines siap bersaing dengan maskapai premium seperti Qatar Airways, Emirates, dan Singapore Airlines.
Kisah Iskandar adalah bukti bahwa anak bangsa bisa berprestasi di kancah global. Dari seorang profesional di sektor kelistrikan hingga kini memimpin maskapai premium internasional, perjalanannya penuh dengan kerja keras, keberanian, dan visi besar.
Meski Indonesia Airlines berbasis di Singapura, keberadaannya tetap menjadi kebanggaan bagi Indonesia, terutama bagi masyarakat Aceh. Dengan standar layanan kelas dunia, maskapai ini siap membawa nama Indonesia lebih tinggi di industri penerbangan global.
Sumber: CBNC Indonesia