Foto bersama Wakil Rektor III, Dekan FKIP, Ketua Prodi PGSD FKIP Universitas Almuslim dan jajaran dosen bersama pemateri dan mahasiswa PGSD FKIP.
Detikacehnews.id | Bireuen – Menyambut peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim menyelenggarakan seminar bertajuk “Peran Generasi Z sebagai Calon Guru SD dalam Membekali Generasi Alpha di Era Pendidikan yang Berkembang Pesat”. Kegiatan yang digelar pada Rabu, 30 April 2025 di Aula Creative Center MA Jangka ini menghadirkan narasumber yang penuh semangat dan inspirasi.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor III Universitas Almuslim, Dr. drh. Zulfikar, M.Si., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kesiapan generasi muda, khususnya calon guru SD, dalam menghadapi perubahan dunia pendidikan yang sangat dinamis. Menurutnya, pendidikan dasar merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter dan kecerdasan bangsa, dan para calon guru dari generasi Z memiliki tantangan sekaligus peluang besar dalam membentuk generasi masa depan.
“Generasi Alpha lahir dan tumbuh di tengah teknologi canggih, dengan akses informasi tanpa batas. Maka dibutuhkan guru-guru yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga adaptif, kreatif, dan memiliki kecerdasan emosional. Kalian, mahasiswa PGSD hari ini, adalah harapan besar untuk masa depan pendidikan kita,” ujar Zulfikar dalam pembukaan yang disambut antusias.
Dekan FKIP Universitas Almuslim, Dr. Sari Rizki, M.Psi., turut memberikan sambutan dalam acara tersebut. Dalam pidatonya, beliau mengapresiasi inisiatif Program Studi PGSD dalam menyelenggarakan seminar yang relevan dengan isu-isu pendidikan masa kini. Ia menekankan bahwa FKIP berkomitmen untuk terus mendorong mahasiswa menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi pemimpin pembelajaran yang transformatif.
Ketua Program Studi PGSD FKIP Umuslim, Asrul Karim, M.Pd., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh sekitar 250 mahasiswa PGSD dan sejumlah tamu undangan, termasuk para dosen PGSD yang turut hadir memberikan dukungan. Ia menambahkan bahwa seminar ini merupakan bagian dari strategi Prodi untuk memperkuat kapasitas mahasiswa dalam menyongsong peran sebagai pendidik di tengah perubahan zaman.
Dua pemateri hebat dihadirkan dalam seminar ini. Rizki Dasilva, S.Pd.I., MA., seorang motivator muda Bireuen yang juga menjabat sebagai Direktur Sekolah Islam Terpadu (SIT) Muhammadiyah Bireuen, tampil sebagai pemateri pertama. Dalam paparannya, Rizki mengajak para mahasiswa untuk menjadi guru yang visioner dan mampu membangun hubungan yang bermakna dengan murid. Ia menyoroti pentingnya guru memahami karakter dan pola pikir generasi Alpha yang sangat lekat dengan dunia digital.
“Menjadi guru di era sekarang tidak cukup hanya dengan menguasai kurikulum. Kalian harus jadi teladan, jadi inspirasi. Anak-anak generasi Alpha butuh figur yang bisa mereka percaya, kagumi, dan tiru, bukan hanya yang bisa menjelaskan pelajaran,” ucap Rizki dengan gaya penyampaian yang energik dan menggugah semangat.
Pemateri kedua, Nida Kurniati, M.Pd., menyampaikan materi tentang pendekatan-pendekatan pedagogi baru yang relevan untuk diterapkan di sekolah dasar. Ia menekankan pentingnya pembelajaran berbasis proyek, literasi digital, serta pentingnya empati dalam interaksi antara guru dan siswa.
“Seorang guru harus memahami bahwa setiap anak itu unik. Dengan pendekatan yang tepat dan personal, kita bisa membentuk karakter sekaligus meningkatkan kompetensi anak didik,” ujarnya.
Acara ini juga diselingi dengan penampilan seni tari tradisional oleh mahasiswa PGSD, yang menambah semarak suasana sekaligus menunjukkan bahwa mahasiswa PGSD FKIP Umuslim juga memiliki talenta dan kepedulian terhadap pelestarian budaya.
Melalui kegiatan ini, PGSD FKIP Universitas Almuslim membuktikan komitmennya dalam membentuk calon guru yang siap menjawab tantangan zaman. Generasi Z, yang kini duduk di bangku perkuliahan, disiapkan bukan hanya sebagai pendidik biasa, tetapi sebagai agen perubahan yang akan membekali generasi Alpha dengan nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan untuk hidup di dunia yang terus berkembang.
Seminar Hardiknas 2025 ini menjadi refleksi bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab institusi, tetapi juga perjuangan kolektif generasi ke generasi. Dan di tengah tantangan globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial, hadirnya guru-guru muda yang tangguh dan cerdas akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan Indonesia ke depan.