Foto Ilustrasi Kasus Pembunuhan.
Detikacehnews.id | Bireuen – Misteri di balik kematian tragis M. Hasyimi (44), warga Gampong Tanjong Beuridi, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, akhirnya menemui titik terang. Setelah lebih dari sepekan penyelidikan intensif, Polres Bireuen berhasil mengungkap bahwa kematian Hasyimi bukanlah kecelakaan seperti yang awalnya diduga, melainkan pembunuhan keji yang dilakukan oleh temannya sendiri.
Pelaku pembunuhan tersebut diketahui bernama Hasnawi alias Si Weuk, warga Gampong Pulo Harapan, Kecamatan yang sama. Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (12/6/2025), Kapolres Bireuen AKBP Tuschad Cipta Herdani, yang didampingi Kasatreskrim Iptu Jeffryandi, mengungkapkan secara gamblang bagaimana kasus ini berhasil dibongkar.
Menurut pengakuan pelaku yang disampaikan oleh Kapolres, motif utama dari pembunuhan ini adalah ingin menguasai harta milik korban, termasuk uang tunai hasil panen sawit dan pembayaran utang dari sejumlah rekannya.
"Pelaku mengaku mendorong korban dari tebing setinggi 20 meter di kawasan hutan Dusun Pulo Teungoeh, Gampong Darussalam, dengan maksud menguasai uang dan barang-barang milik korban," ujar AKBP Tuschad.
Awalnya, Hasnawi mengelak dan mengaku bahwa Hasyimi tewas karena terpeleset saat sedang bersama di hutan. Namun, berkat olah TKP yang dilakukan secara berulang kali dan analisis mendalam, polisi akhirnya menemukan sejumlah kejanggalan yang mengarah pada kemungkinan kuat terjadinya pembunuhan.
Polisi berhasil menemukan barang bukti penting berupa uang tunai sebesar Rp 1,3 juta yang disembunyikan di dalam batang pohon sawit. Selain itu, turut diamankan dua unit sepeda motor milik korban dan pelaku, pakaian dan sandal milik keduanya, serta kain dan kayu yang digunakan saat proses evakuasi jenazah.
“Hasil penyidikan dan keterangan saksi-saksi menguatkan dugaan bahwa pelaku memang merencanakan perbuatan ini,” jelas Kasatreskrim Iptu Jeffryandi.
Jasad korban pertama kali ditemukan warga di tepi Sungai Pineung, kawasan hutan Gampong Darussalam. Keluarga yang sejak awal curiga terhadap kondisi korban meminta agar jasad Hasyimi diautopsi di RSU dr. Fauziah Bireuen.
Hasil autopsi menunjukkan adanya bekas hantaman benda tumpul pada bagian leher dan tangan kiri korban, yang mengindikasikan korban mengalami penganiayaan berat sebelum akhirnya meninggal dunia.
“Lehernya seperti bekas dihantam benda keras. Itu bukan jatuh biasa,” ujar Abdul Hakim (46), abang kandung korban, kepada wartawan.
Beberapa saat sebelum kejadian, korban dan pelaku sempat terlihat bersama di sebuah warung kopi di kampung. Setelah itu, keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor menuju kawasan hutan yang kemudian menjadi tempat kejadian perkara (TKP).
Adik korban, Bidah (42), mengatakan bahwa kakaknya saat itu sedang membawa sejumlah uang tunai hasil panen sawit dan uang pembayaran utang. Ketika jasadnya ditemukan, uang tersebut sudah tidak ada.
Proses pencarian jasad Hasyimi sendiri berlangsung cukup dramatis. Menurut Muliadi (37), mantan kepala dusun setempat, warga dari dua desa ikut serta dalam pencarian yang memakan waktu lebih dari dua jam sebelum akhirnya menemukan jenazah di dasar tebing.
"Kami menduga ada sesuatu yang tidak wajar dari awal. Posisi tubuhnya, kondisinya, semua membuat kami yakin ini bukan murni kecelakaan," ujarnya.
Kini, pelaku telah diamankan dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana, yang memiliki ancaman hukuman berat. Polisi juga masih mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang turut serta atau membantu pelaku dalam aksi kejam tersebut.
Kapolres Bireuen memastikan bahwa proses hukum akan berjalan sesuai aturan dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi. Ia juga mengapresiasi kerja keras tim Reskrim yang dengan teliti dan cermat membongkar kasus ini dari balik tabir kebohongan.
"Kita tidak akan berhenti sampai semua fakta terungkap. Siapapun yang terlibat akan kita proses sesuai hukum yang berlaku," tegas Kapolres.