Anggota Satpol PP/WH bersama Tim Penertiban Terpadu yang terdiri dari Subdenpom, TNI, Polri, Dinas Perhubungan saat melakukan penertiban parkir di depan Cafe Pusat Kota Bireuen.
Operasi ini menyasar sejumlah lokasi yang selama ini menjadi sorotan masyarakat akibat kemacetan dan ketidaktertiban parkir, seperti di sekitar Defaree Cafe, Pos Cafe, Break Cafe, WD Cafe, Cafe In, Star Black Cafe, serta Warung Makan Bu Si Itek Bang Dolly. Tak hanya itu, kawasan strategis lainnya seperti sekitar Alun-alun Kota Bireuen dan ruas Jalan T. Hamzah Bendahara, dua titik penting dalam yg sering buat macet dan pusat kota juga menjadi fokus penertiban.
Menurut Chairullah Abed, yang akrab disapa Chaidir Abed, penertiban ini merupakan bagian dari langkah terpadu berdasarkan arahan langsung Bupati Bireuen untuk menciptakan ruang publik yang aman, tertib, dan nyaman bagi seluruh warga kota.
“Kegiatan ini kami laksanakan bersama Tim Penertiban Terpadu yang terdiri dari Subdenpom, TNI, Polri, Dinas Perhubungan, serta para kabid, kasie, dan seluruh personel Satpol PP-WH,” ujar Chaidir.
Salah satu sorotan utama dalam penertiban kali ini adalah jalur strategis di pengkolan lampu merah depan Pendopo Bupati yang mengarah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen. Jalur ini disebut sebagai jalur emergensi yang harus steril setiap saat karena menjadi akses utama ambulans dan kendaraan darurat lainnya.
“Perlu ada kesadaran kolektif dari semua pihak bahwa ini adalah jalur emergensi. Terutama di pengkolan Defaree Cafe dan lampu merah depan Pendopo, parkir yang semrawut di sana sangat membahayakan,” tegas Chaidir.
Ia menambahkan, keberadaan parkir yang tidak tertib tidak hanya mengganggu lalu lintas, tetapi juga berpotensi menghambat penanganan darurat medis, yang bisa berdampak fatal.
Selain perparkiran, penertiban juga menyasar para pedagang musiman pasca Idul Adha yang membuka lapak di zona terlarang, khususnya di kawasan Alun-alun Kota Bireuen, Tugu Kota Juang. Aktivitas berdagang di area ini dianggap mengganggu kelancaran lalu lintas dan menimbulkan risiko bagi pejalan kaki serta pengguna jalan lainnya.
“Kami bukan anti terhadap pedagang. Tapi demi ketertiban umum, semua harus menaati aturan. Ada zona-zona tertentu yang memang dilarang untuk berdagang,” jelasnya.
Menurut Chaidir, keberadaan para pedagang musiman yang tidak terkoordinasi dan memilih berjualan di trotoar atau bahu jalan dapat menciptakan konflik kepentingan antara kebutuhan ekonomi dan keselamatan publik.
Dalam pelaksanaan operasi tersebut, Satpol PP-WH juga memberikan imbauan kepada juru parkir untuk lebih proaktif dalam menata kendaraan para pengunjung cafe maupun rumah makan. Juru parkir diharapkan tidak hanya menarik retribusi, tetapi juga memastikan kendaraan terparkir dengan rapi dan tidak mengganggu lalu lintas.
“Parkir harus tampak tertata dan dikelola dengan baik oleh juru parkir itu sendiri. Kami mengajak seluruh masyarakat, termasuk pengelola usaha, untuk menjaga ketertiban bersama-sama,” ujar Chaidir.
Hingga operasi berakhir pukul 22.30 WIB, kondisi area perparkiran di sekitar pengkolan Defaree Cafe dan lampu merah Pendopo dilaporkan dalam keadaan tertib dan terkendali. Ini menjadi indikasi positif bahwa penertiban malam itu berjalan efektif dan mendapat dukungan masyarakat.
Chaidir menegaskan bahwa penertiban ini bukanlah kegiatan insidental semata, melainkan bagian dari agenda rutin dan berkelanjutan Satpol PP-WH dalam menjaga wajah kota yang tertib, bersih, dan ramah bagi semua kalangan.
“Sebelumnya juga sudah beberapa kali kami lakukan penertiban. Dan malam ini, pasca Iduladha, kami mulai lagi untuk menjaga konsistensi dan kesadaran masyarakat,” pungkasnya.
Satpol PP-WH berharap dengan dukungan semua elemen masyarakat, kesadaran akan pentingnya ketertiban di ruang publik akan semakin tumbuh. Kota Bireuen diharapkan menjadi kota yang bukan hanya maju dari sisi ekonomi, tetapi juga nyaman dan aman bagi seluruh warganya.