![]() |
Bupati Bireuen didampingi Pj. Sekda foto bersama Abu Mudi dalam momen pemberian penghargaan usai pembukaan MQK Al-Mahalli se-Aceh. |
Detikacehnews.id | Bireuen - Kabupaten Bireuen kembali menjadi pusat perhatian masyarakat Aceh dengan dibukanya secara resmi Festival Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Al-Mahalli se-Aceh oleh Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST bersama Ulama Kharismatik Aceh, Al-Mukarram Abu Mudi (Tgk. H. Hasanoel Basri HG). Pembukaan festival yang diberi tajuk "GEMA MUHARRAM" ini digelar di halaman Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Sabtu malam (28/06), bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H.
Acara yang penuh khidmat ini ditandai dengan pembukaan simbolis Kitab Mahalli, salah satu kitab klasik rujukan penting dalam khazanah keilmuan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Pembukaan ini bukan hanya sebagai seremoni belaka, melainkan sebagai lambang pengukuhan komitmen bersama dalam menjaga warisan literasi Islam klasik di bumi Aceh.
Dalam sambutannya, Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh panitia, peserta, dewan hakim, serta pihak-pihak yang telah bekerja keras menyukseskan festival ini. Ia menyebut kegiatan MQK bukan semata ajang kompetisi, melainkan ruang edukatif yang menyatukan para santri, ulama, dan masyarakat umum dalam ikatan silaturahmi dan kecintaan terhadap ilmu agama.
“Bulan Muharram bukan hanya awal tahun Hijriah, tetapi juga momentum muhasabah, refleksi diri, dan pembaruan tekad. Dalam masyarakat Aceh yang identik dengan nilai-nilai keislaman, Muharram selayaknya diisi dengan kegiatan bermakna seperti Musabaqah Qiraatil Kutub ini,” ungkap Bupati.
Lebih lanjut, Bupati menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Bireuen terus berkomitmen mendukung kegiatan keislaman dan pesantren, karena menurutnya pembangunan spiritual dan moral adalah fondasi dari pembangunan manusia yang seutuhnya.
“Tanpa pembangunan akhlak dan spiritual, pembangunan fisik akan kehilangan makna. Kegiatan seperti ini sangat penting dalam membentuk generasi Aceh yang cerdas, religius, dan berakhlak mulia,” pungkas Mukhlis.
Festival MQK Al-Mahalli yang digagas oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) MUDI Mesjid Raya Samalanga ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai dayah dan pesantren se-Aceh. Kegiatan berlangsung selama sepekan, dari 28 Juni hingga 4 Juli 2025, dengan beragam lomba seperti Fahmil Kutub, pembacaan kitab kuning, debat ilmiah Islam, hingga forum kajian kitab klasik.
Sebelum pembukaan resmi oleh Bupati dan Abu Mudi, rangkaian acara dimulai sejak pukul 20.45 WIB dengan lighting show pembuka yang memukau, disusul lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Tgk. Husni Mubarak dan pembacaan sholawat oleh Tgk. Zulkiram Ramadhan serta Ardian Salim yang menghidupkan suasana spiritual malam Muharram.
Ketua Panitia PHBI MUDI, Tgk. Muhammad Irfan, S.Ag dalam laporannya menyampaikan bahwa GEMA MUHARRAM adalah bentuk syiar Islam yang tidak hanya menekankan sisi spiritual, tetapi juga sebagai ajang intelektual santri. Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum kebangkitan keilmuan pesantren di era modern.
Sementara itu, sambutan dari Wakil Direktur I MUDI Mesjid Raya Samalanga, Abi Dr. H. Zahrul Fuadi Mubarak HB, M.Pd., menegaskan pentingnya MQK sebagai bagian dari tahfizh al-turats atau pelestarian warisan keilmuan Islam klasik.
Malam pembukaan ditutup dengan pengukuhan Dewan Hakim yang dipimpin oleh Abina Abdul Muhaimin, S.Sos, M.H, dilanjutkan dengan perlombaan perdana cabang Fahmil Kutub yang berlangsung hingga tengah malam. Perlombaan ini dipandu langsung oleh koordinator lomba dan melibatkan peserta dari berbagai kabupaten/kota di Aceh yang sudah menjalani seleksi sebelumnya.
Acara yang turut dihadiri oleh unsur Forkopimda, para ulama, tokoh masyarakat, camat, dan unsur Forkopimcam Samalanga, para pimpinan dayah, serta para wartawan media cetak dan elektronik ini ditutup dengan foto bersama dan penuh semangat ukhuwah Islamiyah.
Festival MQK Al-Mahalli se-Aceh menjadi simbol bahwa pesantren bukan hanya tempat pendidikan tradisional, tetapi juga pusat transformasi sosial dan spiritual. Kegiatan ini dinilai sangat strategis dalam menjaga kesinambungan tradisi ilmiah Islam di tengah tantangan zaman modern.
Dengan semangat Gema Muharram dan restu dari Abu Mudi, Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga kembali membuktikan eksistensinya sebagai garda terdepan dalam menjaga tradisi keilmuan Islam di Tanah Rencong.