Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Almuslim saat menampilkan Tarian Massal pada acara Pekan Kebudayaan di Aula Creative Center MA Jangka.
Detikacehnews.id | Bireuen - Aula Creative Center MA Jangka Universitas Almuslim disulap menjadi panggung ekspresi budaya yang memukau dalam gelaran Pekan Kebudayaan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Almuslim. Kegiatan ini berlangsung dengan semarak dan penuh antusiasme, mencerminkan semangat mahasiswa dalam menghidupkan warisan budaya melalui sentuhan inovatif dan estetika modern.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 17 Juni 2025 tersebut merupakan bentuk implementasi langsung dari mata kuliah Pementasan Sastra yang diampu oleh tiga dosen muda sekaligus inspiratif, Nia Astuti, M.Pd., Yuhafliza, M.Pd., dan Wirdatul Isnani, M.Pd. Lebih dari sekadar tugas perkuliahan, acara ini menjelma menjadi ruang kolaboratif, tempat mahasiswa mengekspresikan kepekaan artistik mereka melalui pementasan seni yang mengangkat kekayaan budaya Nusantara dan semangat kebhinekaan.
Dengan mengusung tema “Membentuk Karakter dan Kreativitas yang Inovatif dengan Menyatukan Keberagaman Budaya dalam Balutan Modern”, Pekan Kebudayaan ini menghadirkan berbagai pertunjukan seni yang merefleksikan keberagaman budaya Indonesia, mulai dari tarian tradisional, puisi, drama, hingga vokal solo. Setiap pertunjukan dipersiapkan dengan cermat oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Umuslim sebagai bentuk tanggung jawab akademik sekaligus ekspresi kebudayaan.
Dalam sambutannya, Nia Astuti, M.Pd. menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengapresiasi penuh keterlibatan seluruh unsur civitas akademika terkhusus kedua partnernya dalam mata kuliah tersebut, yaitu Yuhafliza, M.Pd., dan Wirdatul Isnani, M.Pd. “Ini bukan hanya tentang nilai akademik, tapi tentang bagaimana mahasiswa bisa menghidupkan sastra dalam bentuk seni yang bisa dirasakan oleh banyak orang,” tuturnya dengan penuh haru.
Kehadiran dan dukungan dari para pimpinan kampus menambah semangat acara. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Umuslim, Mutia Agustisa, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan dijadikan agenda tahunan prodi, meskipun sempat vakum sebelumnya. Ia menegaskan bahwa Prodi Bahasa Indonesia tak hanya tempat belajar tata bahasa dan sastra dalam teks, tetapi juga ruang yang dinamis untuk menghidupkan budaya dan kreativitas.
“Kami ingin membuktikan bahwa prodi Bahasa Indonesia adalah rumah bagi pelestarian nilai-nilai budaya dan sastra yang sangat luas cakupannya. Mahasiswa kami adalah generasi kreatif yang berbudaya,” ujar Mutia dengan penuh semangat.
Sementara itu, Dekan FKIP Universitas Almuslim, Dr. Sari Rizki, M.Psi., secara resmi membuka kegiatan dan menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang dibangun mahasiswa dan dosen. “Kita ingin kampus ini menjadi ekosistem akademik yang tidak hanya unggul secara intelektual, tapi juga kaya akan karya budaya,” ujarnya sambil membuka kegiatan secara simbolis.
Rangkaian acara dibuka dengan Tari Pemulia Jamee, sebuah tarian khas Aceh yang menjadi lambang penghormatan dan penyambutan. Penampilan ini menjadi penanda dimulainya hari penuh makna yang dirayakan melalui berbagai ekspresi seni.
Beberapa pertunjukan unggulan yang berhasil memukau penonton di antaranya:
- Tari Massal, yang menggambarkan semangat kolektif dan solidaritas mahasiswa;
- Puisi oleh Kaprodi, disampaikan langsung oleh Mutia Agustisa, M.Pd., membuktikan bahwa sastra hidup di semua kalangan;
- Tari Guel, tarian etnis Gayo yang memukau dengan keindahan ritmis dan makna filosofis mendalam;
- Vokal Solo, persembahan lagu penuh perasaan dari mahasiswa berbakat;
- Tarian India, sebagai bentuk akulturasi budaya yang menunjukkan keterbukaan terhadap globalisasi tanpa melupakan jati diri;
- Drama “Why Me”, pementasan yang menggugah emosi, mengangkat realita sosial generasi muda dan perjuangan menghadapi tekanan sosial;
- Puisi “Ananda Pintenate”, puisi yang menyuarakan semangat dan keresahan anak bangsa;
- Tari Mumang, tarian daerah yang mengangkat nilai kerja sama dan ketahanan masyarakat.
Setiap penampilan tidak hanya memikat dari sisi estetika, tetapi juga menyimpan pesan mendalam tentang kemanusiaan, keberagaman, perjuangan, dan cinta tanah air. Pekan Kebudayaan ini menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya cakap akademik, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dan kultural yang tinggi.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai unsur penting di lingkungan Universitas Almuslim, di antaranya: Kabag Akademik, Kabiro Umum, Wakil Dekan I dan III FKIP, Kasubbag Akademik FKIP, para Kaprodi di lingkup FKIP, dosen, serta mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, dan para tamu undangan lainnya. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa kegiatan ini mendapat dukungan luas sebagai bagian dari upaya pembangunan karakter mahasiswa melalui pendekatan budaya dan seni.
Pekan Kebudayaan Mahasiswa FKIP Umuslim tahun 2025 ini bukan hanya catatan acara tahunan semata. Ia telah menjadi gerakan budaya yang menyatukan tradisi dan inovasi dalam satu panggung inklusif. Kegiatan ini menjadi media efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebudayaan lokal sekaligus memperluas wawasan global dalam bingkai nasionalisme.
Dengan semangat dan komitmen kolektif dari seluruh elemen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Umuslim, acara ini menjadi harapan akan lahirnya generasi literat yang berbudaya, inovatif, dan mampu menyuarakan kebenaran melalui seni.