![]() |
Dr. Marwan Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, gugur dalam serangan brutal yang dilancarkan oleh militer Israel. |
Detikacehnews.id | Banda Aceh - Duka mendalam menyelimuti tanah air dan dunia internasional atas kepergian seorang tokoh kemanusiaan Indonesia yang selama ini berdiri di garis depan penderitaan rakyat Palestina. Dr. Marwan Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, gugur dalam serangan brutal yang dilancarkan oleh militer Israel. Ia wafat bukan hanya sebagai tenaga medis, tapi sebagai simbol keberanian, kemanusiaan, dan pengabdian tanpa batas.
Kabar syahidnya Dr. Marwan Sultan sontak mengguncang berbagai kalangan, termasuk komunitas jurnalis dan kemanusiaan di Aceh. Sekretaris Wilayah Dewan Pimpinan Wilayah Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Provinsi Aceh, Adhifatra Agussalim, dalam pernyataannya pada Ahad (6/7/2025), menyampaikan belasungkawa mendalam dan penghormatan setinggi-tingginya kepada almarhum yang disebutnya sebagai "pejuang sejati bagi nilai-nilai kemanusiaan."
“Gugurnya Dr. Marwan Sultan bukan hanya kehilangan bagi rakyat Palestina, tapi juga duka besar bagi seluruh bangsa Indonesia. Beliau telah meninggalkan kenyamanan hidupnya demi melayani para korban perang, dengan keberanian dan keikhlasan luar biasa. Beliau adalah cermin nyata bahwa kemanusiaan melampaui batas negara, agama, dan identitas,” ujar Adhifatra penuh haru.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan dan pengorbanan almarhum, SWI Aceh mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya insan pers, untuk tidak tinggal diam. Dalam seruannya, SWI Aceh mendorong berbagai langkah konkret yang mencerminkan solidaritas kemanusiaan dan komitmen terhadap perjuangan Palestina.
Menggelar doa bersama dan aksi damai sebagai bentuk duka sekaligus solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina dan mengenang jasa almarhum Dr. Marwan Sultan. Menggalang donasi kemanusiaan guna mendukung keberlangsungan operasional Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang hingga kini menjadi tulang punggung layanan medis di tengah blokade dan kehancuran. Mengedukasi publik melalui media tentang pentingnya kepedulian dan keberpihakan terhadap krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina. Dan Menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina sebagai hak fundamental yang dijamin oleh hukum internasional dan nurani universal.
Menurut Adhifatra, peran media sangat penting dalam menyuarakan kebenaran dan membela yang lemah. Ia menegaskan bahwa jurnalis tidak boleh menjadi penonton bisu di tengah penderitaan yang terus berlangsung akibat penjajahan.
“Insan pers memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi suara bagi mereka yang dibungkam. Kita tidak boleh larut dalam kebisuan. Sebagaimana kata Nelson Mandela: ‘We know too well that our freedom is incomplete without the freedom of the Palestinians.’ Sudah saatnya kita membuktikan bahwa nurani kita masih hidup dan berpihak,” tegasnya.
Dr. Marwan Sultan bukan nama asing bagi dunia kemanusiaan. Beliau adalah salah satu dokter Indonesia yang memilih mengabdi di medan paling berbahaya di dunia: Jalur Gaza. Di tengah keterbatasan, tekanan, dan ancaman maut yang mengintai setiap saat, Dr. Marwan tetap setia melayani para korban konflik dengan penuh kasih dan keikhlasan.
Bagi masyarakat Aceh yang memiliki sejarah panjang dengan penderitaan konflik dan tsunami, sosok Dr. Marwan Sultan sangat dekat di hati. Semangat solidaritas yang diwariskan dari masa-masa sulit kini disalurkan dalam bentuk dukungan nyata terhadap perjuangan rakyat Palestina, sebuah bangsa yang hingga kini belum merdeka.
Dari Serambi Mekkah, suara lantang kemanusiaan kembali menggema. Aceh, yang selama ini dikenal dengan kepedulian dan kekuatannya dalam solidaritas dunia Islam, sekali lagi menunjukkan bahwa perjuangan kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah. Gugurnya Dr. Marwan justru menjadi api semangat baru untuk terus berdiri bersama Palestina.
“Dr. Marwan mungkin telah syahid di medan juangnya, namun semangatnya akan terus hidup dalam setiap aksi solidaritas yang kita lakukan. Dunia boleh diam, tapi kita bangsa Indonesia, khususnya dari Aceh tidak akan tinggal diam,” tutup Adhifatra.
Gugurnya Dr. Marwan Sultan adalah kehilangan yang tak tergantikan, tapi juga pengingat kuat bahwa perjuangan belum selesai. Semoga setiap langkah kita menjadi bagian dari kebangkitan dan kemerdekaan Palestina, serta tegaknya nilai-nilai kemanusiaan di muka bumi.