Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

BMKG Peringatkan Hujan Ekstrem hingga 27 November, Warga Aceh Diminta Siaga Banjir

Rabu, 26 November 2025 | 07:18 WIB Last Updated 2025-11-26T00:18:17Z

Foto ilustrasi hujan deras.

 

Detikacehnews.id | Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang diprediksi masih akan mengguyur hampir seluruh wilayah Aceh hingga 27 November 2025. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan rendah yang berada tepat di atas perairan Aceh, sehingga meningkatkan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah.


Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Nasrol Adil, menjelaskan bahwa fenomena cuaca yang terjadi sejak beberapa hari terakhir merupakan dampak langsung dari tekanan rendah yang menimbulkan pertumbuhan awan-awan hujan secara signifikan. “BMKG merekomendasikan untuk siaga darurat banjir di hampir seluruh wilayah Aceh untuk tiga hari ke depan. Karena daerah tekanan rendah pas di wilayah Aceh,” ujar Nasrol yang dikutip di detikSumut, Selasa (25/11/2025).


Sejumlah kabupaten/kota disebut berpotensi mengalami banjir akibat curah hujan yang tinggi dan durasi hujan yang terus-menerus. Daerah-daerah tersebut meliputi Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Lhoksumawe, Pidie Jaya, Aceh Jaya, dan Aceh Barat. Mayoritas wilayah tersebut memiliki aliran sungai besar dan daerah hilir yang rentan tergenang ketika debit air meningkat.


Nasrol mengingatkan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah hulu sungai perlu waspada terhadap potensi kenaikan permukaan air secara tiba-tiba. Sementara itu, warga yang bermukim di wilayah hilir sungai diminta mengantisipasi kemungkinan banjir luapan yang dapat terjadi kapan saja jika hujan turun dalam durasi lama.


Imbauan pemerintah terkait kesiagaan bencana banjir perlu dipatuhi. Masyarakat harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika ada tanda-tanda kenaikan debit air,” tegasnya.


Tidak hanya berdampak pada daratan, cuaca ekstrem juga mempengaruhi kondisi laut di sejumlah wilayah perairan Aceh. BMKG memperingatkan adanya peningkatan tinggi gelombang akibat pengaruh siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.


Nasrol menyebutkan bahwa gelombang laut di utara Pidie dan Aceh Besar diperkirakan mencapai 2,5 hingga 3 meter, sehingga para nelayan diminta meningkatkan kewaspadaan saat melaut. Sementara itu, gelombang di beberapa kawasan perairan lain berkisar antara 1 hingga 3 meter.


Kondisi ini juga berpotensi mengganggu jalur pelayaran. Untuk perairan Banda Aceh–Sabang, tinggi gelombang diprediksi antara 1 hingga 2,5 meter, sedangkan perairan Simeulue bagian selatan diperkirakan mencapai 2 hingga 3 meter.


Sejak hujan berlangsung terus-menerus sejak Jumat (21/11), sejumlah kabupaten/kota di Aceh telah mengalami banjir luapan. Daerah terdampak mencakup Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Bireuen, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil. Di beberapa wilayah, banjir menyebabkan aktivitas warga terganggu, akses jalan terputus, dan fasilitas umum ikut terdampak.


Pemerintah daerah bersama BPBD masing-masing kabupaten/kota terus melakukan pemantauan di lapangan serta menyiapkan langkah antisipasi, termasuk evakuasi warga jika dibutuhkan. Warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti informasi perkembangan cuaca dari BMKG secara berkala.


BMKG menegaskan bahwa seluruh masyarakat Aceh harus tetap tenang namun waspada. Informasi resmi dari BMKG, pemerintah daerah, dan aparat terkait menjadi acuan utama untuk meminimalkan risiko bencana. Dengan curah hujan tinggi yang diprediksi masih akan berlangsung hingga empat hari ke depan, langkah-langkah mitigasi dinilai krusial untuk menjaga keselamatan masyarakat.


Cuaca ekstrem ini perlu disikapi secara serius. Kami mengimbau masyarakat agar menghindari aktivitas di daerah rawan banjir dan selalu siap dengan kemungkinan buruk akibat kondisi cuaca yang tidak menentu ini,” tutup Nasrol.


Dengan situasi cuaca yang belum stabil, pemerintah dan masyarakat diharapkan terus memperkuat koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Aceh.