Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Internal Auditor Jadi Kunci Ketahanan BUMD Aceh di Tengah Risiko Masa Depan

Rabu, 19 November 2025 | 15:35 WIB Last Updated 2025-11-19T08:35:58Z

Oleh : Adhifatra Agussalim, CIAPA, CASP, CPAM, C.EML, Praktisi Internal Auditor, anggota IRMAPA (Indonesia Risk Management Professional Association). // Editor: Elga Safitri.

 
Detikacehnews.id | Opini - Desakan untuk memperkuat keberlanjutan dan tata kelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di tingkat nasional menjadi sinyal dini bagi seluruh BUMD untuk berbenah. Di Aceh, tantangan tersebut terasa semakin kuat seiring tekanan regulasi, tuntutan transparansi, risiko digital yang berkembang cepat, hingga potensi bencana alam yang kerap terjadi. Kondisi ini membuat peran internal auditor bukan lagi sekadar pemeriksa administratif, tetapi garda terdepan dalam memastikan ketahanan dan keberlanjutan perusahaan.


BUMD di Aceh seperti penyedia air bersih dan produsen air minum kemasan berada dalam posisi strategis sekaligus rentan. Ketidakpastian fiskal daerah, perubahan aturan yang dinamis, serta ekspektasi publik yang semakin tinggi mendorong risiko operasional dan strategis meningkat. Di tengah situasi tersebut, kebutuhan akan tata kelola yang kuat dan sistem pengawasan modern menjadi mendesak.


Peran internal auditor kini bergeser. Mereka dituntut menjadi mitra strategis manajemen, bukan lagi sekadar pihak yang mencari kesalahan. Auditor harus memastikan risiko dapat diidentifikasi sejak dini, skema mitigasi siap dijalankan, dan proses bisnis terus dievaluasi. Mengatasi masalah saat sudah kronis justru menjadi gambaran lemahnya kontrol sebuah kondisi yang dapat dihindari melalui pengawasan yang proaktif.


Melihat dinamika BUMD, setidaknya ada tiga fokus utama yang harus dikawal internal auditor. Pertama, ketahanan operasional. Auditor wajib memastikan ketersediaan Business Impact Analysis (BIA), Business Continuity Plan (BCP), serta SOP keadaan darurat yang realistis dan telah disimulasikan. Di Aceh yang rawan bencana, kesiapan layanan publik menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar.


Kedua, aspek tata kelola dan kepatuhan. Regulasi yang terus berubah menuntut auditor memberikan peringatan dini dan memastikan seluruh bagian perusahaan mematuhi aturan. Penguatan budaya integritas juga menjadi pekerjaan yang tidak kalah penting.


Ketiga, transformasi digital. Ancaman siber kini menjadi risiko besar bagi BUMD. Auditor harus menilai keamanan sistem, mengawal digitalisasi layanan, dan memastikan data digunakan secara tepat untuk mengidentifikasi potensi penyimpangan.


Beberapa studi kasus di Aceh menunjukkan pengendalian internal di sejumlah BUMD masih lemah. Minimnya integrasi data dan belum tumbuhnya budaya risiko membuat tantangan semakin besar. Namun, ketika auditor dilibatkan sejak proses perencanaan, kualitas mitigasi meningkat dan potensi kerugian dapat ditekan.


Ke depan, internal auditor BUMD dituntut bertransformasi menjadi advisor, innovator, dan risk champion. Peran ini tidak hanya memastikan kepatuhan, tetapi juga menjaga keberlanjutan layanan publik dan daya tahan perusahaan menghadapi ketidakpastian.


Dengan penguatan fungsi audit internal, BUMD di Aceh diyakini mampu lebih siap menghadapi risiko masa depan sambil tetap menjalankan mandat publik secara profesional, transparan, dan berkelanjutan.


Di tengah meningkatnya tekanan regulasi, tuntutan transparansi, serta ancaman risiko baru mulai dari bencana alam hingga serangan siber BUMD di Aceh membutuhkan pengawasan yang tidak hanya formalitas, tetapi benar-benar berfungsi sebagai sistem pertahanan perusahaan. Di sinilah internal auditor memainkan peran yang semakin strategis.


Ketika auditor hadir sebagai mitra manajemen, bukan sekadar pemeriksa, BUMD mampu membaca risiko lebih cepat, menyiapkan mitigasi lebih matang, dan menjaga layanan publik tetap berjalan meski dalam situasi tidak pasti. Transformasi fungsi audit menjadi advisor, innovator, dan risk champion menjadi kunci untuk memastikan ketahanan jangka panjang perusahaan daerah.


Pada akhirnya, memperkuat peran internal auditor bukan hanya memperbaiki tata kelola, tetapi juga memastikan BUMD mampu bertahan, beradaptasi, dan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Di tengah ketidakpastian masa depan, auditor internal adalah fondasi yang memastikan BUMD tetap kokoh.