Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Akses Terputus, Tim Satgas Umuslim Tempuh Jalur Sungai Salurkan Bantuan ke Peusangan Siblah Krueng

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:32 WIB Last Updated 2025-12-10T04:32:41Z

Dokumentasi foto Tim Satgas Bencana Universitas Almuslim menyalurkan bantuan ke Kecamatan Peusangan Siblah Krueng.

 
Detikacehnews.id | Bireuen – Tekad Universitas Almuslim (Umuslim) untuk terus membantu masyarakat yang terdampak banjir besar di Kabupaten Bireuen tak pernah surut. Memasuki hari ketiga penyaluran bantuan, Selasa, 9 Desember 2025, Tim Satgas Bencana Umuslim kembali bergerak menembus berbagai tantangan medan kali ini menuju Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, salah satu kawasan yang masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur pascabanjir.


Banjir besar yang melanda Bireuen pada 26 November 2025 telah menyebabkan sejumlah jembatan putus dan akses jalan hilang tertimbun longsor. Salah satu jembatan utama yang menghubungkan Gampong Lueng Daneun dengan desa-desa sekitarnya rusak parah setelah dihantam derasnya arus sungai.


Kondisi tersebut membuat jalur darat tidak dapat dilalui sama sekali. Tim Satgas Umuslim pun harus mengambil keputusan cepat: mengalihkan seluruh logistik melalui jalur sungai satu-satunya akses menuju lima desa terdampak, yaitu Gampong Kubu, Gampong Teupin Raya, Gampong Pantee Baro Glee Siblah, Gampong Lueng Daneun, dan Gampong Dayah Baro.


Keputusan ini bukan tanpa risiko. Arus sungai masih cukup kuat, sedangkan kondisi cuaca beberapa kali berubah tiba-tiba. Namun, semangat para relawan untuk memastikan bantuan tiba di tangan warga mengalahkan ketidaknyamanan yang harus mereka hadapi.


Penyaluran hari ketiga dipimpin langsung oleh Sekretaris Yayasan Almuslim Peusangan, Dasril Azmi, M.Kom, yang bertindak sebagai koordinator lapangan. Bersama beliau turut hadir Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Elfiana, SP., M.Si., Humas FIKOM Zulkifli, serta sejumlah pimpinan fakultas dan anggota Satgas Umuslim lainnya.


Keterlibatan unsur pimpinan kampus secara langsung bukan hanya menunjukkan keseriusan Umuslim dalam membantu masyarakat, tetapi juga memberi dukungan moral bagi para relawan muda yang bertugas di lapangan.


Penyaluran hari ketiga dipimpin langsung oleh Sekretaris Yayasan Almuslim Peusangan, Dasril Azmi, M.Kom, yang bertindak sebagai koordinator lapangan. Bersama beliau turut hadir Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Elfiana, SP., M.Si., Humas FIKOM Zulkifli, serta sejumlah pimpinan fakultas dan anggota Satgas Umuslim lainnya.


Keterlibatan unsur pimpinan kampus secara langsung bukan hanya menunjukkan keseriusan Umuslim dalam membantu masyarakat, tetapi juga memberi dukungan moral bagi para relawan muda yang bertugas di lapangan.


Salah satu tantangan terbesar hari itu adalah melewati sungai di Lueng Daneun. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Dasril Azmi berkoordinasi langsung dengan Mapala Alaska Universitas Almuslim—unit mahasiswa pecinta alam yang memiliki kemampuan survival dan navigasi medan ekstrem.


Operasi penyeberangan dipimpin oleh Fikri Agusti bersama lima anggota Mapala Alaska lainnya. Mereka mengoperasikan boat kecil yang digunakan untuk mengangkut logistik secara bertahap, mulai dari beras, sembako, ikan asin, bawang merah, cabai, makanan ringan, mukena, sepatu, pakaian layak pakai, hingga paket obat-obatan.


Dengan arus sungai yang masih cukup deras, setiap perjalanan membutuhkan kehati-hatian tinggi. Boat hanya dapat membawa beban terbatas per perjalanan agar tetap stabil. Tidak jarang para anggota Mapala harus turun ke air untuk menjaga keseimbangan jalur masuk dan keluar logistik.


Kerja keras tim Mapala Alaska sangat membantu. Mereka berani menghadapi arus sungai dan memastikan logistik bisa disalurkan dengan aman,” ungkap Dasril, mengapresiasi dedikasi mahasiswa tersebut.


Selain menggunakan boat, sebagian tim Satgas memanfaatkan perahu milik warga setempat. Kolaborasi ini membuat proses distribusi berjalan lebih cepat dan efisien.


Dukungan masyarakat lokal terlihat tinggi. Warga ikut membantu memindahkan logistik dari perahu ke daratan, membuka jalan setapak, hingga mengatur proses penyerahan bantuan agar tetap tertib. Tidak sedikit pula warga yang menunggu di bibir sungai, menandakan bahwa bantuan tersebut sangat ditunggu setelah beberapa hari terisolasi.


Kerja sama yang hangat antara relawan dan masyarakat menjadi gambaran nyata bahwa semangat gotong royong masih kuat mengalir di tengah bencana.


Misi penyaluran bantuan selama tiga hari berturut-turut menunjukkan komitmen besar Umuslim sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.


Melalui Satgas Bencana, Umuslim menurunkan berbagai unsur mulai dari yayasan, fakultas, humas, organisasi kemahasiswaan, hingga tenaga relawan mandiri. Keseluruhan sumber daya kampus dikerahkan untuk memastikan masyarakat terdampak banjir mendapatkan dukungan yang layak. “Kami harus memastikan bahwa tidak ada desa yang terabaikan. Meskipun aksesnya sulit, kami berkomitmen untuk menjangkau masyarakat hingga ke lokasi paling terpencil,” tegas Dasril.


Hingga berita ini diturunkan, Tim Satgas Bencana Umuslim menyatakan siap melanjutkan misi kemanusiaan ke wilayah lain yang masih membutuhkan. Evaluasi dan konsolidasi terus dilakukan, terutama terkait jalur distribusi, kondisi cuaca, serta kebutuhan mendesak yang bervariasi di setiap desa.


Dengan kolaborasi yang solid, koordinasi yang baik, serta semangat kemanusiaan yang tidak pernah padam, Universitas Almuslim kembali membuktikan dirinya sebagai kampus yang hadir bagi masyarakat bukan hanya lewat pendidikan, tetapi juga melalui aksi nyata di tengah krisis.


Semoga bantuan yang telah disalurkan dapat meringankan beban warga, dan proses pemulihan di Peusangan Siblah Krueng berjalan lebih cepat dan aman.