Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Di Tengah Koordinasi Bencana, dr Zumirda Tetap Turun Langsung Tangani Pasien Luka Infeksi Korban Banjir di Kuala Ceurape

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:36 WIB Last Updated 2025-12-21T12:36:53Z

Dokumentasi foto dr. Zumirda saat sedang mengobati luka infeksi berat yang dialami seorang warga Desa Kuala Ceurape bernama Mulyana.


Detikacehnews.id | Bireuen - Di tengah padatnya aktivitas Pelayanan Kesehatan Gratis hari ketiga di Desa Kuala Ceurape, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Minggu (21/12/2025), sosok Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim (FK Umuslim) sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen, dr. Zumirda, Sp.B-ET, FISA, FINACS, tampak menjalankan dua peran sekaligus. Selain memimpin langsung koordinasi Tim Satgas Siaga Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen, ia juga turun tangan sebagai dokter bedah untuk menangani pasien dengan kondisi medis serius.


Sejak pagi hari, dr. Zumirda terlihat aktif mengoordinasikan jalannya pelayanan medis. Dengan menggunakan pengeras suara, ia memberikan instruksi kepada seluruh tim medis agar bergerak cepat merespons lonjakan pasien, namun tetap mengedepankan ketelitian dan profesionalisme. Ia secara khusus menekankan pentingnya perhatian ekstra bagi kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, serta warga dengan penyakit penyerta akibat kondisi pascabanjir.


Pelayanan harus cepat, tapi jangan terburu-buru. Pastikan pemeriksaan dilakukan dengan cermat, terutama untuk anak-anak, lansia, dan pasien dengan keluhan berat,” demikian arahan yang disampaikan dr. Zumirda kepada tim di lapangan.


Di sela-sela kesibukannya memimpin koordinasi, dr. Zumirda juga menangani langsung salah satu kasus medis yang cukup menyita perhatian, yakni luka infeksi berat yang dialami seorang warga Desa Kuala Ceurape bernama Mulyana. Ibu tiga anak tersebut menjadi korban banjir bandang yang terjadi pada Rabu pagi, 26 November 2025 lalu.


Dalam keterangannya kepada media, Mulyana menceritakan detik-detik menegangkan saat banjir bandang datang secara tiba-tiba. Ia mengaku tidak menyangka air bah masuk ke rumahnya dengan sangat cepat. Ketika berusaha menyelamatkan diri keluar rumah, lantai bangunan mendadak roboh akibat terjangan air, menyebabkan kaki kanannya terperosok ke dalam lubang runtuhan.
 

Saat itu saya hanya ingin menyelamatkan diri. Tiba-tiba lantai rumah ambruk dan kaki saya masuk ke dalam. Rasanya sakit sekali,” ungkap Mulyana.


Seiring berjalannya waktu, luka robek yang dialaminya semakin memburuk. Kaki Mulyana mengalami infeksi serius, bahkan sempat bernanah dan mengeluarkan cairan. Kondisi tersebut diperparah oleh keterbatasan akses pelayanan kesehatan akibat lumpuhnya infrastruktur pascabanjir. Meski beberapa kali mendapatkan pengobatan dari tim medis relawan yang datang ke desa, luka tersebut tak kunjung membaik.Menurut pengakuannya, selama masa pengobatan sebelumnya, ia hanya menerima antibiotik dan salep luka. Namun, alih-alih sembuh, kondisi kakinya justru semakin parah setelah penggunaan salep tersebut. Infeksi meluas dan menyebabkan rasa nyeri yang semakin hebat, sehingga aktivitas sehari-hari terganggu.


Waktu itu hanya diberi antibiotik dan salep. Tapi lama-lama malah semakin parah dan berair,” tutur Mulyana.


Melihat kondisi tersebut, dr. Zumirda sebagai dokter spesialis bedah melakukan penanganan langsung di lokasi pelayanan. Dengan penuh kehati-hatian, ia membersihkan luka robek yang telah terinfeksi, mengangkat jaringan bernanah, serta memberikan terapi lanjutan sesuai standar medis. Penanganan dilakukan secara menyeluruh untuk mencegah infeksi lanjutan dan mempercepat proses penyembuhan.


Mulyana pun tak dapat menyembunyikan rasa haru dan syukurnya atas penanganan yang diterima. Ia menilai pelayanan yang diberikan kali ini sangat berbeda dengan pengobatan sebelumnya.


Pelayanannya sangat beda dari dokter-dokter yang sudah datang ke desa kami sebelumnya. Luka saya dibersihkan dengan baik dan diberikan obat yang terbaik. Saya sangat berterima kasih kepada dr. Zumirda,” ucapnya dengan haru.


Kasus Mulyana menjadi cerminan nyata dampak kesehatan pascabanjir bandang yang tidak hanya bersifat ringan, tetapi juga memerlukan kehadiran dokter spesialis dengan kompetensi khusus. Kehadiran dr. Zumirda di lapangan, yang tidak hanya berperan sebagai pimpinan kegiatan tetapi juga turun langsung menangani pasien, mendapat apresiasi dari warga dan tim medis.


Pelayanan kesehatan gratis hari ketiga ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kemanusiaan yang digelar FK Umuslim bersama IDI Cabang Bireuen dan Tim Satgas Siaga Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen. Kegiatan tersebut dipusatkan di masjid desa setempat dan diikuti ratusan warga, termasuk dari desa-desa tetangga.


Melalui kepemimpinan lapangan yang tegas namun humanis, serta keterlibatan langsung dalam penanganan pasien, dr. Zumirda menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di masa bencana tidak hanya membutuhkan sistem dan koordinasi, tetapi juga kehadiran empati dan keteladanan dari para pemimpinnya.