![]() |
| Dokumentasi foto Dirjen Dikti Kemdiktisaintek didampingi Rektor Universitas Almuslim beserta jajarannya ke Dapur Umum di Rusunawa Desa Paya Cut, Kampus Timur. |
Detikacehnews.id | Bireuen - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng, melakukan kunjungan kerja ke Universitas Almuslim (Umuslim), Bireuen, Aceh, dalam rangka meninjau langsung berbagai titik tanggap darurat yang dikelola kampus tersebut menyikapi bencana banjir besar yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak 26 November 2025.
Kedatangan Dirjen Dikti disambut hangat oleh Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd, beserta jajaran pimpinan kampus, termasuk para Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, dekan, dosen, dan staf. Suasana penyambutan berlangsung penuh kekeluargaan, menegaskan komitmen Umuslim untuk hadir sebagai kekuatan kemanusiaan di tengah kondisi darurat.
Agenda pertama kunjungan dimulai di Dapur Umum Umuslim yang berlokasi di Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) Desa Paya Cut, Kampus Timur. Dapur umum ini telah beroperasi sejak 27 November 2025 atau sehari setelah banjir besar melanda wilayah Aceh, menanggung kebutuhan pangan sekitar 300 mahasiswa yang tidak dapat pulang karena akses transportasi terputus.
Rektor Umuslim, Dr. Marwan, M.Pd, menjelaskan bahwa keberadaan dapur umum menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi harus bergerak cepat dalam situasi krisis.
“Sejak hari kedua banjir kami langsung membuka dapur umum agar mahasiswa tetap mendapatkan makanan dan pendampingan. Hingga hari ini dapur umum telah berjalan sepuluh hari,” ungkap Rektor.
Ia juga menyampaikan arahan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Brian Yuliarto, yang menekankan bahwa perguruan tinggi harus mengerahkan ilmu, teknologi, dan inovasi untuk membantu masyarakat pada situasi darurat.
Dirjen Dikti Prof. Khairul Munadi memberikan apresiasi tinggi atas gerak cepat dan ketepatan respon Umuslim.
“Kehadiran perguruan tinggi sangat penting dalam situasi darurat. Saya mengapresiasi langkah cepat Umuslim yang sigap membuka dapur umum dan memenuhi kebutuhan mahasiswa,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Dikti menyapa mahasiswa terdampak banjir dari berbagai daerah, memberikan motivasi, serta menyerahkan donasi pribadi melalui Umuslim Peduli.
Setelah meninjau dapur umum, Dirjen Dikti melanjutkan kunjungan ke Posko Satgas Bencana Hidrometeorologi Aceh 2025 yang berlokasi di halaman Kampus MA Jangka. Posko ini menjadi pusat koordinasi Pos Umuslim Peduli sejak awal bencana, mengatur pendistribusian logistik, pendataan kebutuhan, hingga mobilisasi relawan.
Universitas Almuslim tidak bergerak sendiri, tetapi menjadi bagian penting dalam jejaring perguruan tinggi Aceh yang membuka Posko Tanggap Darurat Bencana Banjir Aceh 2025. Beberapa perguruan tinggi yang turut berkolaborasi di antaranya Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Tengku Umar (UTU), dan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL). Kendati terdapat beberapa titik posko regional, pusat koordinasi gabungan tetap dipusatkan di Kampus MA Jangka.
Ketua Satgas sekaligus Kepala LPPM Umuslim, Dr. Afkar, S.Pd., M.Pd, menjelaskan bahwa kunjungan Dirjen Dikti memberikan dorongan moral yang besar bagi para relawan.
“Beliau melihat langsung kesiapan posko dan menyampaikan apresiasi kepada relawan. Ini menjadi energi tambahan bagi kami untuk terus bekerja melayani masyarakat,” ujarnya.
Prof. Khairul dalam keterangannya menegaskan bahwa kampus memiliki peran strategis dalam memperkuat ketangguhan masyarakat saat bencana.
“Kampus bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, tetapi kekuatan kemanusiaan. Dalam situasi bencana, perguruan tinggi harus hadir secara nyata, cepat, dan terkoordinasi,” tegasnya.
Agenda berikutnya ialah peninjauan Posko Kesehatan yang beroperasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Peusangan Raya. Posko medis ini dikoordinasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen bersama Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim, Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) Cabang Aceh, Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, RS Peusangan Raya, Puskesmas Peusangan, dan Klinik Kodim Bireuen.
Koordinasi posko dipimpin oleh Ketua IDI Cabang Bireuen yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Umuslim, Dr. Zumirda, Sp.B, FISA, FINACS. Posko ini mulai beroperasi sejak 1 Desember 2025, memberikan layanan medis bagi korban banjir seperti luka ringan, infeksi, gangguan pernapasan, hingga penanganan emergensi lainnya.
Dalam tinjauannya, Dirjen Dikti berbincang dengan para tenaga medis dan mahasiswa kedokteran yang bertugas. Ia memberikan apresiasi terhadap dedikasi tim kesehatan.
“Tenaga medis dan mahasiswa kedokteran berada di garis depan. Kehadiran posko kesehatan ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi mampu menggerakkan profesi dan keahlian untuk membantu masyarakat,” ujarnya.
Rektor Umuslim, Dr. Marwan, M.Pd, turut mendampingi Dirjen Dikti dan menegaskan bahwa Umuslim berkomitmen penuh untuk membantu masyarakat Aceh melalui kolaborasi lintas lembaga.
Dengan beroperasinya dapur umum, posko satgas, dan posko kesehatan, Universitas Almuslim menjadi salah satu pusat penting dalam penanganan bencana banjir Aceh 2025. Kehadiran Dirjen Dikti Kemdiktisaintek di lapangan tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga memperkuat sinergi institusional antara pemerintah dan perguruan tinggi.
Kunjungan tersebut menegaskan bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, tenaga medis, peneliti, relawan, dan mahasiswa merupakan bagian dari kekuatan besar yang memastikan masyarakat tidak menghadapi bencana sendirian.
Melalui kerja sama antara Kemdiktisaintek dan Universitas Almuslim, diharapkan program tanggap darurat semakin kuat dan memberikan solusi konkret bagi masyarakat terdampak bencana, sejalan dengan semangat “Diktisaintek Berdampak” yang terus digaungkan pemerintah.
