![]() |
| Dokumentasi foto dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG dalam kegiatan Pelayanan Kesehatan gratis FK Umuslim dan Mitra Medis di Gampong Kapa Peusangan. |
Detikacehnews.id | Bireuen - Pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat terdampak banjir yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim (FK Umuslim) bersama Tim Satgas Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen pada hari ini kembali menghadirkan sosok penting di dunia kesehatan Bireuen. Salah satu dokter senior, dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG, turut hadir secara sukarela untuk memberikan pelayanan medis kepada warga, meskipun di tengah kesibukan aktivitas profesi dan akademiknya.
Kehadiran dr. Athaillah, yang merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (Obstetri dan Ginekologi), menjadi perhatian tersendiri dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis tersebut. Selain dikenal sebagai dokter kandungan yang aktif melayani pasien di RS Telaga Bunda Bireuen, ia juga merupakan figur yang berperan penting dalam pengembangan pendidikan kesehatan di Bireuen, khususnya di lingkungan Muhammadiyah.
Dalam kegiatan kemanusiaan ini, dr. Athaillah bergabung bersama puluhan dokter umum dan dokter spesialis lainnya yang tergabung dalam Tim Satgas Bencana. Ia memberikan pelayanan dan konsultasi kesehatan, khususnya terkait kesehatan perempuan, ibu hamil, serta keluhan ginekologis yang dialami warga terdampak banjir. Kehadirannya dinilai sangat relevan mengingat kelompok perempuan dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan dalam situasi pascabencana.
Dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG dikenal luas sebagai dokter yang berpraktik rutin di RS Telaga Bunda Bireuen, dengan jadwal praktik setiap Senin, Rabu, dan Jumat pukul 15.00–18.00 WIB. Di samping aktivitas klinis tersebut, ia juga aktif dalam dunia pendidikan dan organisasi. Ia tercatat pernah menjabat sebagai Direktur Akademi Keperawatan Muhammadiyah Bireuen, aktif di Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH), serta menjadi anggota Badan Pembina Harian UMMAH.
Di sela-sela pelayanan, dr. Athaillah menyampaikan bahwa keterlibatannya dalam kegiatan ini murni didasari panggilan kemanusiaan. Menurutnya, bencana banjir yang melanda wilayah Peusangan telah membawa dampak besar, tidak hanya pada aspek fisik dan lingkungan, tetapi juga terhadap kesehatan masyarakat, khususnya perempuan dan anak.
“Dalam kondisi bencana, masyarakat membutuhkan kehadiran tenaga kesehatan. Sebagai dokter, saya merasa terpanggil untuk ikut membantu, apalagi melihat langsung kondisi warga yang terdampak. Ini bentuk kepedulian dan pengabdian,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pelayanan kesehatan gratis seperti ini sangat penting, terutama bagi warga yang aksesnya terhadap fasilitas kesehatan masih terbatas akibat dampak banjir. Kehadiran dokter spesialis di lokasi pengungsian diharapkan dapat memberikan rasa aman dan membantu deteksi dini berbagai masalah kesehatan.
Kegiatan pelayanan kesehatan gratis ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian aksi kemanusiaan FK Umuslim dan Tim Satgas Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen yang telah berlangsung selama beberapa hari di sejumlah desa terdampak banjir. Selain melibatkan dokter dari FK Umuslim, kegiatan ini juga diperkuat oleh dokter dari berbagai institusi lain, tenaga perawat, bidan, apoteker, relawan, serta mahasiswa kedokteran.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen, dr. Zumirda, Sp.B-ET, FISA, FINACS, mengapresiasi kehadiran dr. Athaillah dan para dokter senior lainnya yang bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka.
“Kehadiran dokter senior seperti dr. Athaillah menjadi kekuatan besar bagi tim kami. Ini menunjukkan solidaritas dan semangat kemanusiaan yang tinggi dari para tenaga kesehatan di Bireuen,” ujar dr. Zumirda.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa warga menyambut positif kehadiran dr. Athaillah. Sejumlah warga perempuan tampak memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berkonsultasi terkait kesehatan reproduksi dan kondisi pascabencana yang mereka alami.
Melalui keterlibatan dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG, pelayanan kesehatan gratis hari ini tidak hanya menjadi ajang pengobatan massal, tetapi juga menghadirkan keteladanan tentang makna pengabdian seorang dokter kepada masyarakat. Di tengah padatnya jadwal praktik dan tanggung jawab akademik, kehadirannya di lokasi bencana menjadi bukti bahwa nilai kemanusiaan tetap menjadi prioritas utama dalam profesi kesehatan.
