![]() |
| Foto jembatan Bailey yang menghubungkan Gampong Teupin Reudeup, Kecamatan Peusangan Selatan, dengan Gampong Awe Geutah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen. |
Detikacehnews.id | Bireuen — Pemasangan Jembatan Bailey yang menghubungkan Gampong Teupin Reudeup, Kecamatan Peusangan Selatan, dengan Gampong Awe Geutah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, menunjukkan progres signifikan. Pada Kamis sore, 18 Desember 2025, jembatan tersebut telah mulai dapat dilalui oleh kendaraan roda dua, sekaligus menjadi jalur alternatif penghubung Jalan Nasional Medan–Banda Aceh.
Berdasarkan pantauan awak media di lokasi, kehadiran jembatan sementara ini menarik perhatian masyarakat sekitar. Sejak beberapa hari terakhir, warga tampak berbondong-bondong datang untuk menyaksikan secara langsung kesiapan jembatan yang telah lama dinantikan pascabanjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada akhir November lalu. Tidak sedikit pula warga yang mengabadikan momen tersebut melalui foto dan video sebagai dokumentasi maupun untuk dibagikan di media sosial.
Sebelumnya, jembatan ini ditargetkan rampung dan mulai difungsikan pada Jumat ini. Namun demikian, upaya percepatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama tim teknis di lapangan membuat jembatan tersebut lebih awal dapat dimanfaatkan, meskipun masih terbatas untuk kendaraan roda dua.
Jembatan Bailey ini dibangun sebagai solusi sementara guna mengalihkan arus lalu lintas di jalur Aceh–Medan, khususnya di kawasan Kabupaten Bireuen, setelah Jembatan Kuta Blang mengalami kerusakan parah dan putus akibat banjir bandang pada 25 November 2025 lalu. Putusnya jembatan utama tersebut sempat mengganggu kelancaran arus transportasi dan aktivitas ekonomi masyarakat, mengingat jalur tersebut merupakan salah satu akses nasional yang sangat vital.
Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, menjelaskan bahwa jembatan Bailey yang dipasang memiliki panjang sekitar 36 meter dan disambungkan dengan sisa konstruksi jembatan rangka baja lama yang masih memungkinkan untuk digunakan. Namun, demi menjaga faktor keselamatan dan keamanan pengguna jalan, jembatan ini hanya diperuntukkan bagi kendaraan dengan beban maksimal 12 ton.
Lebih lanjut, Bupati Mukhlis mengungkapkan bahwa proses pemasangan jembatan Bailey tersebut tidak lepas dari sejumlah kendala teknis yang menyebabkan waktu pengerjaannya sedikit lebih lama dari perencanaan awal. Salah satu kendala utama adalah material jembatan yang berasal dari tiga unit jembatan Bailey berbeda, yang kemudian harus digabungkan menjadi satu konstruksi utuh. Kondisi tersebut menuntut ketelitian dan penyesuaian teknis yang lebih kompleks di lapangan.
Meski demikian, upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil yang menggembirakan. Pantauan di lapangan menunjukkan antusiasme masyarakat yang cukup tinggi terhadap mulai difungsikannya jembatan tersebut. Sejumlah warga terlihat mencoba melintasi jembatan dengan sepeda motor, sementara yang lain memilih menyaksikan dari tepi sungai sambil merekam dan memotret sebagai bentuk rasa syukur atas pulihnya kembali akses penghubung antarwilayah.
Kehadiran Jembatan Bailey Teupin Reudeup–Awe Geutah ini diharapkan dapat sementara waktu memulihkan konektivitas dan memperlancar arus transportasi di Kabupaten Bireuen, sembari menunggu pembangunan jembatan permanen sebagai solusi jangka panjang. Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi aturan penggunaan jembatan demi keselamatan bersama.
