![]() |
| Dokumentasi foto penemuan jenazah korban peristiwa terbaliknya perahu getek di Sungai Krueng Peusangan, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen. |
Detikacehnews.id | Bireuen - Setelah dua hari dilakukan pencarian intensif, korban peristiwa terbaliknya perahu getek di Sungai Krueng Peusangan, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korban ditemukan mengapung di arus sungai kawasan Jembatan Awee Geutah pada Kamis (18/12/2025) sekitar pukul 14.10 WIB.
Pantauan di lokasi, arus Sungai Krueng Peusangan tampak relatif normal pada siang hari tersebut. Namun di balik air sungai yang keruh, tersimpan kisah pilu dari peristiwa tragis yang terjadi dua hari sebelumnya. Warga yang berada di sekitar lokasi bersama personel TNI serta para pekerja pembangunan Jembatan Bailey mendadak terdiam ketika melihat sesosok tubuh manusia mengapung perlahan mengikuti arus sungai.
Jenazah tersebut diketahui merupakan korban yang sebelumnya dilaporkan hilang akibat perahu getek terbalik saat melakukan penyeberangan darurat di kawasan Ulee Jalan, Kecamatan Peusangan Selatan. Korban ditemukan sekitar dua kilometer dari titik awal kejadian, diduga terseret arus sungai yang cukup deras sejak peristiwa nahas tersebut terjadi.
Saat ditemukan, identitas korban belum dapat dipastikan. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, serta unsur terkait lainnya segera melakukan proses evakuasi. Proses evakuasi turut disaksikan langsung oleh Bupati Bireuen, H. Mukhlis, serta Kapolres Bireuen AKBP Tuschad Cipta Herdani. Jenazah kemudian dibawa menggunakan ambulans milik PT Takabeya Perkasa menuju RSUD Fauziah Bireuen untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk proses identifikasi dan otopsi.
Peristiwa ini merupakan rangkaian dari kecelakaan air yang terjadi pada Selasa (16/12/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Sebuah perahu getek milik warga dilaporkan terbalik di aliran Sungai Krueng Peusangan, tepatnya di bawah Jembatan Gampong Suwah, Kecamatan Peusangan Selatan. Perahu tersebut selama ini digunakan sebagai sarana penyeberangan darurat sekaligus untuk mengangkut barang menuju sejumlah gampong, di antaranya Gampong Darul Aman dan Gampong Tanjong Beuridi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, perahu getek tersebut terbuat dari drum plastik dan kayu, dan pada saat kejadian memuat muatan yang cukup berat. Di dalam perahu terdapat sekitar 30 karung beras dengan berat masing-masing 15 kilogram, dua unit sepeda motor jenis Honda Vario dan Honda Scoopy, serta satu unit pompa air. Selain muatan barang, perahu juga mengangkut empat orang penumpang dan dua orang pengendali.
Perahu tersebut dikemudikan oleh Hasan Basri (30) dan Ikbal (31), keduanya merupakan warga Gampong Darul Aman, Kecamatan Peusangan Selatan. Saat menyeberang dari arah Gampong Ulee Jalan menuju Gampong Darul Aman, perahu diduga mengalami kelebihan muatan. Ketika berada sekitar empat meter dari tepian sungai, perahu tiba-tiba miring ke arah kanan dan kehilangan keseimbangan hingga akhirnya terbalik di tengah arus sungai.
Derasnya arus Sungai Krueng Peusangan saat itu diduga memperparah kondisi, sehingga perahu kecil tersebut tidak mampu bertahan. Empat orang penumpang terseret arus sungai. Tiga di antaranya berhasil menyelamatkan diri, sementara satu orang lainnya hanyut dan dinyatakan hilang.
Adapun penumpang yang berhasil selamat yakni Safwadi bin Suud (69), warga Gampong Darul Aman, yang sempat dalam kondisi lemas dan dirujuk ke RSUD Fauziah Bireuen untuk mendapatkan perawatan medis. Selain itu, Malikusaleh bin Nurdi (48), warga Gampong Darul Aman, serta Dahri (45), warga Gampong Tanjong Beuridi, juga berhasil menyelamatkan diri dari peristiwa tersebut. Sementara satu penumpang lainnya, yang diperkirakan berusia sekitar 48 tahun, dilaporkan hilang dan menjadi fokus pencarian selama dua hari terakhir.
Seorang saksi mata di lokasi kejadian mengungkapkan bahwa korban sempat terlihat melambaikan tangan meminta pertolongan saat terseret arus. Namun derasnya aliran sungai membuat upaya penyelamatan tidak dapat dilakukan tepat waktu.
“Dari empat penumpang, tiga orang berhasil diselamatkan. Satu orang sempat melambaikan tangan meminta pertolongan, namun tidak sempat tertolong,” ujar saksi tersebut.
Selama dua hari proses pencarian, tim gabungan yang melibatkan Basarnas, Satpolairud, RAPI, TNI/Polri, komunitas Bentang Adventura, serta masyarakat setempat terus melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Krueng Peusangan, mulai dari titik awal kejadian hingga sejumlah lokasi yang dinilai rawan. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil ketika jenazah korban ditemukan mengapung di kawasan Awee Geutah.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat akan tingginya risiko penggunaan sarana penyeberangan darurat yang tidak memenuhi standar keselamatan, terutama saat membawa muatan berlebih dan melintasi sungai dengan arus deras. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat segera mengambil langkah antisipatif guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
