![]() |
| Foto salah satu tenaga kesehatan Bireuen, Didi Suryadi. |
Detikacehnews.id | Bireuen - Para tenaga kesehatan (Nakes) di berbagai wilayah Aceh yang terdampak banjir besar kembali menyuarakan keprihatinan sekaligus harapan kepada pemerintah agar memberikan prioritas akses Bahan Bakar Minyak (BBM) khusus bagi petugas medis. Kelangkaan BBM yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dilaporkan mulai menghambat mobilitas Nakes dalam menjalankan tugas kemanusiaan, terutama di kawasan yang terisolasi akibat banjir.
Dalam kondisi darurat seperti saat ini, akses BBM menjadi salah satu kebutuhan utama untuk memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan optimal. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan antrean panjang di SPBU dan terbatasnya pasokan BBM menyulitkan tenaga medis mencapai fasilitas kesehatan, melakukan kunjungan lapangan, serta merespons kasus gawat darurat yang muncul di tengah masyarakat.
Di Kabupaten Bireuen, salah satu tenaga kesehatan, Didi Suryadi atau yang akrab dikenal sebagai Didi Noah, mengungkap betapa seriusnya dampak kelangkaan BBM terhadap pelayanan. Ia menuturkan bahwa hambatan mobilitas bukan hanya memperlambat pelayanan, namun juga dapat mengancam keselamatan pasien yang membutuhkan penanganan segera.
“Antrean BBM semakin panjang dan sangat menghambat perjalanan menuju pelayanan kesehatan. Kami tetap berusaha melayani semaksimal mungkin, tapi tanpa pasokan BBM yang lancar, kami kesulitan bergerak cepat, apalagi untuk pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan segera,” ujarnya.
Kondisi ini menjadi kekhawatiran bersama di antara tenaga kesehatan yang berada di lapangan. Banyak desa saat ini terputus aksesnya akibat genangan banjir, sementara laporan warga yang membutuhkan tindakan medis terus meningkat. Situasi ini membuat kehadiran Nakes di setiap titik sangat diperlukan, baik untuk pemeriksaan kesehatan, perawatan darurat, hingga pendampingan bagi warga rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil.
Menyikapi hal tersebut, para Nakes Aceh mendesak pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk segera menetapkan prioritas akses atau kuota BBM khusus bagi kendaraan medis. Prioritas ini diharapkan mencakup ambulans, kendaraan operasional puskesmas, motor petugas lapangan, hingga kendaraan tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah (home care).
Langkah prioritas ini dinilai sangat krusial agar rantai pelayanan kesehatan tidak terganggu, mengingat dalam masa tanggap darurat, kecepatan respons menjadi faktor penentu yang dapat menyelamatkan nyawa.
Pemerintah daerah melalui BPBD dan Dinas Kesehatan setempat diharapkan segera mengambil langkah koordinatif dengan pihak SPBU maupun PT Pertamina untuk menyusun mekanisme penyaluran BBM bagi tenaga kesehatan. Instruksi dan kebijakan yang tepat dan cepat sangat diperlukan agar petugas medis tidak terjebak dalam antrean panjang atau kekurangan BBM ketika hendak menuju lokasi pelayanan.
Selain itu, dukungan energi bagi Nakes juga menjadi bagian integral dari mitigasi bencana. Ketersediaan BBM bagi petugas kesehatan akan memastikan kegiatan seperti pengobatan massal, kunjungan lapangan, pelayanan di posko-posko kesehatan, serta evakuasi pasien dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
Para tenaga kesehatan berharap pemerintah dapat segera menindaklanjuti desakan ini agar pelayanan kesehatan masyarakat yang terdampak banjir tetap berlangsung efektif dan tidak mengalami penurunan kualitas. Dengan dukungan penuh dari pemerintah terkait pasokan BBM, Nakes Aceh berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di tengah situasi bencana yang masih berlangsung.
