![]() |
| Dokumentasi foto FK Umuslim dan Mitra Medis gelar pengobatan gratis di Pante Lhong. Selasa (23/12). |
Detikacehnews.id | Bireuen – Ratusan warga Gampong Pante Lhong, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, yang hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian, mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis yang digelar pada Selasa (23/12/2025). Kegiatan kemanusiaan tersebut dipusatkan di meunasah setempat dan disambut dengan antusias oleh masyarakat, khususnya warga yang mengalami berbagai keluhan kesehatan pascabencana banjir hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu.
Pelayanan kesehatan gratis ini merupakan bagian dari rangkaian aksi kemanusiaan yang secara berkelanjutan dilakukan di sejumlah desa terdampak banjir di Kabupaten Bireuen. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di tiga desa lain sebagai upaya respons cepat terhadap kebutuhan kesehatan masyarakat pascabencana.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), serta didukung oleh berbagai mitra medis dan relawan kesehatan dari kalangan dosen, mahasiswa, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim yang juga menjabat sebagai Ketua IDI Cabang Bireuen, dr. Zumirda, Sp.B, FINACS, FICS, menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan di Gampong Pante Lhong dilaksanakan secara komprehensif dengan melibatkan formasi lengkap tenaga medis lintas disiplin ilmu.
“Pada kegiatan ini kami menurunkan tim medis secara lengkap, mulai dari dokter spesialis bedah, spesialis anak, jantung, penyakit dalam, ginjal, THT, hingga spesialis mata. Selain itu, bidan dan perawat juga turut bersiaga untuk memastikan seluruh warga mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan merata,” ujar dr. Zumirda di sela-sela kegiatan.
Sejak pagi hari, warga tampak mulai berdatangan ke meunasah untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Tingginya jumlah warga yang hadir sempat membuat petugas medis kewalahan. Namun demikian, berkat sistem pelayanan yang terstruktur, pembagian tugas yang jelas, serta koordinasi yang baik antar tim medis, proses pemeriksaan dan pengobatan tetap berjalan tertib dan lancar hingga sore hari.
Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan, tim medis menerapkan sistem pelayanan terpisah bagi kelompok lansia, anak-anak, dan remaja. Langkah ini dilakukan guna mempercepat proses pendataan, pemeriksaan, serta penanganan medis sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing kelompok usia. Ketersediaan obat-obatan yang memadai juga menjadi faktor pendukung utama sehingga setiap pasien dapat langsung memperoleh terapi sesuai diagnosis medis.
Berdasarkan data panitia pelaksana, tercatat sekitar 400 warga, baik dari Gampong Pante Lhong maupun desa-desa sekitar, memanfaatkan layanan kesehatan gratis tersebut. Adapun keluhan kesehatan yang paling banyak disampaikan warga meliputi penyakit kulit seperti gatal-gatal dan varisela, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), bronkitis, serta penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus dan gangguan jantung.
Tidak hanya memberikan layanan pengobatan umum, tim medis juga melakukan berbagai tindakan medis lanjutan di lokasi pelayanan. Sejumlah pasien mendapatkan tindakan bedah ringan, seperti penjahitan luka dan perawatan luka terbuka akibat cedera yang dialami saat bencana banjir. Bahkan, sebagai bentuk pelayanan jemput bola, tim medis turut mendatangi langsung rumah warga untuk menangani pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang tidak memungkinkan hadir ke lokasi pelayanan.
Selain aspek kesehatan fisik, kegiatan ini juga mencakup layanan kesehatan jiwa melalui pendampingan psikologis dan trauma healing oleh dokter spesialis. Layanan tersebut difokuskan pada warga yang mengalami tekanan psikologis, kecemasan, serta trauma pascabencana banjir yang berdampak signifikan terhadap kondisi mental masyarakat.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi sosial ekonomi para pengungsi, Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim bersama IDI Cabang Bireuen, Unusa, serta para mahasiswa juga menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar selama masa pemulihan pascabencana.
“Prinsip kami sederhana, tim datang ke lokasi untuk melayani, bukan untuk dilayani. Fokus utama kami adalah memastikan seluruh pelayanan kesehatan benar-benar sampai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas dr. Zumirda.
Pantauan media di lokasi menunjukkan, kehadiran tim medis disambut hangat dan penuh harapan oleh warga. Mereka berharap kegiatan pelayanan kesehatan gratis seperti ini dapat terus berlanjut hingga kondisi kesehatan masyarakat pascabencana benar-benar pulih dan kehidupan kembali berjalan normal.
