Detikacehnews.id | Bireuen - Dua Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terciduk turun langsung membersihkan rumah warga korban banjir di Gampong Raya Tambo, Kecamatan Peusangan, Rabu, 17 Desember 2025. Tanpa protokoler dan seremonial berlebihan, para wakil rakyat tersebut terlihat bahu-membahu membersihkan lumpur tebal yang masih mengendap di rumah warga hampir 20 hari pascabanjir.
Anggota DPRK Bireuen dari PKS yang terlibat langsung dalam aksi kemanusiaan tersebut adalah Syahrizal, S.P., Ketua PKS Bireuen yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi V DPRK Bireuen, serta H. Zulfahmi, ST., MT selaku Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRK Bireuen. Keduanya tampak menyatu bersama relawan dan warga, mengangkat perabot rumah tangga, menyemprot lumpur, serta membersihkan bagian rumah yang terdampak paling parah.
Aksi ini merupakan bagian dari kegiatan pembersihan rumah warga yang digelar oleh DPD PKS Bireuen melalui Bidang Kepanduan dan Bela Negara. Gampong Raya Tambo dipilih sebagai lokasi awal karena menjadi salah satu wilayah dengan dampak banjir paling parah di Kecamatan Peusangan. Meski banjir telah berlalu, kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak rumah warga yang belum dapat dihuni secara layak akibat tebalnya endapan lumpur.
Ketua Bidang Kepanduan dan Bela Negara DPD PKS Bireuen, Elmahmudi mengatakan bahwa kegiatan ini digagas sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap penderitaan warga pascabencana. Menurutnya, keterbatasan tenaga dan minimnya ketersediaan air bersih menjadi kendala utama warga dalam membersihkan rumah mereka secara mandiri.
“Sudah hampir 20 hari pascabanjir, namun masih banyak rumah warga yang kondisinya memprihatinkan. Lumpur sudah mengering dan sulit dibersihkan. Karena itu, kami turun langsung bersama relawan untuk membantu mempercepat pemulihan,” ujar Elmahmudi.
Untuk mendukung efektivitas kegiatan, PKS Bireuen juga menyediakan peralatan tambahan, termasuk pompa air, guna mempermudah proses pembersihan lumpur yang menumpuk di dalam rumah warga. Langkah tersebut dinilai sangat membantu, mengingat kondisi lumpur yang cukup tebal dan sulit ditangani dengan peralatan seadanya.
Kehadiran Syahrizal dan Zulfahmi di tengah-tengah relawan menjadi perhatian warga. Keduanya tidak hanya memantau, tetapi turut bekerja langsung membersihkan rumah warga. Syahrizal menyampaikan bahwa sebagai wakil rakyat, sudah menjadi kewajiban moral untuk hadir dan membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
“Ini bukan soal pencitraan, tapi soal tanggung jawab. Ketika masyarakat sedang kesulitan, kami merasa perlu turun langsung, melihat kondisi sebenarnya, dan membantu sebisa mungkin,” kata Syahrizal.
Ia menambahkan bahwa kegiatan pembersihan ini tidak berhenti di satu lokasi saja. PKS Bireuen berkomitmen untuk terus melanjutkan aksi serupa di wilayah lain yang terdampak banjir, sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia.
Senada dengan itu, Zulfahmi menegaskan bahwa semangat gotong royong harus menjadi kekuatan utama dalam menghadapi bencana. Menurutnya, kehadiran wakil rakyat di lapangan penting tidak hanya untuk membantu secara langsung, tetapi juga untuk memastikan bahwa aspirasi dan kebutuhan warga pascabencana dapat diperjuangkan melalui jalur kebijakan.
“Kami ingin memastikan bahwa warga tidak merasa sendiri menghadapi dampak bencana ini. Apa yang kami lihat di lapangan akan menjadi bahan perjuangan di DPRK, agar penanganan pascabencana bisa lebih maksimal,” ujar Zulfahmi.
Selain kedua anggota DPRK tersebut, aksi pembersihan ini juga melibatkan sejumlah relawan PKS Bireuen lainnya, di antaranya Teuku Nikmat Sidqi, Iramadhani, Achyar, Herizal, Rina, Mahabbi, Septiandi, Helmi Kuala, Azhari. Para relawan bekerja secara gotong royong membersihkan lumpur, menyelamatkan perabot rumah tangga, serta membantu warga menata kembali rumah mereka.
Melalui kegiatan ini, PKS Bireuen berharap dapat meringankan beban warga terdampak banjir sekaligus memperkuat kehadiran politik yang berpihak pada kemanusiaan. Aksi tersebut juga menjadi pengingat bahwa peran wakil rakyat tidak hanya berada di ruang sidang, tetapi juga di tengah masyarakat saat mereka paling membutuhkan bantuan.

