Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Semarakkan Tahun Ajaran Baru, Rahmi Hayati Jadi Pemateri Diklat Pendidikan Nasional

Sabtu, 22 Juli 2023 | 15:43 WIB Last Updated 2023-07-22T08:44:53Z

Semarakkan Tahun Ajaran Baru, Rahmi Hayati Jadi Pemateri Diklat Pendidikan Nasional
Foto : Rahmi Hayati, M.Pd menjadi salah satu pemateri pada kegiatan Diklat Pendidikan Nasional 

Detikacehnews.id | Bireuen - Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim, Rahmi Hayati, M.Pd menjadi pemateri pada kegiatan Diklat Pendidikan Nasional yang digelar sejak 19 - 22 Juli 2023.

Hal itu dibenarkan oleh Rahmi Hayati saat dikonfirmasi awak media detikacehnews.id via WhatsApp, Sabtu, (22/7/2023).

"Benar, saya menjadi salah satu pemateri pada kegiatan Diklat Pendidikan Nasional selama 4 hari," ujarnya.

Rahmi Hayati yang saat ini juga tercatat sebagai mahasiswa S3 di Universitas Negeri Medan (UNIMED) mengatakan bahwa dirinya membawakan materi Difusi Inovasi Pendidikan pada kegiatan diklat tersebut. Menurutnya, difusi inovasi pendidikan merujuk pada proses penyebaran dan adopsi ide-ide, praktik, atau teknologi baru dalam konteks pendidikan.

Hal ini melibatkan pengenalan, penerimaan, dan penggunaan inovasi tersebut oleh para praktisi, seperti guru, kepala sekolah dan pengambil keputusan di bidang pendidikan.

"Dalam konteks ini, inovasi dapat merujuk pada berbagai hal, seperti metode pengajaran baru, teknologi pendidikan, kurikulum yang diperbarui, atau strategi pembelajaran yang baru," terangnya.

Proses difusi inovasi umumnya melibatkan serangkaian tahap yang disebut "model difusi inovasi". Model ini telah dikembangkan oleh Everett Rogers dan mencakup lima tahap:

Pengetahuan: Pada tahap ini, individu atau kelompok belajar tentang inovasi melalui berbagai sumber, seperti literatur ilmiah, seminar, konferensi, atau diskusi dengan rekan sejawat.

Persuasi: Setelah mendapatkan pengetahuan tentang inovasi, individu atau kelompok perlu diyakinkan akan manfaatnya. Hal ini dapat dilakukan melalui presentasi, studi kasus, atau bukti empiris yang menunjukkan efektivitas inovasi tersebut.

Keputusan: Tahap ini melibatkan pengambilan keputusan untuk mengadopsi atau menolak inovasi. Faktor-faktor seperti kepercayaan pada inovasi, ketersediaan sumber daya, dan dukungan organisasional dapat mempengaruhi keputusan ini.

Implementasi: Setelah keputusan diambil, inovasi diterapkan dalam konteks pendidikan. Tahap ini melibatkan perencanaan, pelatihan, dan pengorganisasian sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikan inovasi dengan sukses.

Konfirmasi: Tahap akhir adalah evaluasi dan penilaian terhadap inovasi. Efektivitas dan dampak inovasi terhadap pembelajaran dan prestasi siswa dievaluasi, dan apabila inovasi tersebut terbukti berhasil, dapat diterapkan secara lebih luas.




Dalam proses difusi inovasi, penting untuk memahami karakteristik individu dan konteks organisasional yang dapat mempengaruhi adopsi dan implementasi inovasi. Faktor-faktor seperti sikap terhadap perubahan, ketersediaan sumber daya, dukungan kepemimpinan, dan budaya sekolah dapat berperan penting dalam kesuksesan difusi inovasi pendidikan. Penting juga untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, dalam proses difusi inovasi. Kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat dapat memperkuat adopsi dan implementasi inovasi serta meningkatkan peluang keberhasilannya.

Selain itu, teknologi dan media juga dapat memainkan peran penting dalam difusi inovasi pendidikan. Platform pembelajaran online, aplikasi pendidikan, atau alat bantu pembelajaran digital dapat memfasilitasi akses dan penggunaan inovasi dalam skala yang lebih luas.Lanjutnya Difusi inovasi pendidikan merupakan proses yang penting untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih baik dan memastikan bahwa siswa mendapatkan manfaat dari perkembangan terkini dalam bidang pendidikan. Menurut Rahmi Hayati,M.Pd Difusi inovasi membuka peluang bagi guru untuk memperoleh pengetahuan tentang metode pengajaran yang baru, teknologi pendidikan, atau strategi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan mengadopsi inovasi ini, guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa.

Dengan mengadopsi inovasi pendidikan, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi siswa. Misalnya, penggunaan teknologi pendidikan seperti perangkat lunak pembelajaran interaktif atau platform pembelajaran online dapat membantu menggugah minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Inovasi dalam pendidikan juga dapat membantu guru meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka dalam perencanaan, pengorganisasian, dan penilaian. Misalnya, penggunaan alat bantu teknologi, seperti aplikasi manajemen kelas atau sistem penilaian otomatis, dapat menghemat waktu dan usaha dalam tugas administratif, sehingga guru dapat fokus pada kegiatan pengajaran yang lebih langsung.

Difusi inovasi memungkinkan guru untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Dengan terus belajar tentang inovasi baru dalam pendidikan, guru dapat meningkatkan kompetensi mereka dan tetap relevan dalam era perubahan yang terus berlangsung. Ini dapat memperkuat kepercayaan diri mereka sebagai pendidik dan membantu mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.