Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Ciptakan Inovasi Pembelajaran, Guru SMA Negeri 1 Bireuen Dapatkan Pelatihan Modul Ajar Kreatif

Selasa, 01 Oktober 2024 | 21:30 WIB Last Updated 2024-10-06T06:59:17Z


Guru SMA Negeri 1 Mengikuti Pelatihan Modul Ajar Kreatif yang diinisiasi oleh dosen Universitas Almuslim.


Detikacehnews.id | Bireuen - Komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di SMA Negeri 1 Bireuen kembali mendapat perhatian serius melalui kegiatan pelatihan pengembangan modul ajar inovatif yang digelar pada 1 Oktober 2024. Kegiatan ini diinisiasi dosen Universitas Almuslim, yaitu Fatimah, S.Pd., M.Si., (Ketua Tim Pengabdian), Marnita, M.Pd., (Anggota Tim Pengabdian), dan Drs. M. Taufiq, M.Pd., (Anggota Tim Pengabdian). Melalui kerja keras Fatimah bersama tim pengabdian Universitas Almuslim, mereka menggelar pelatihan intensif yang berfokus pada pengembangan modul ajar berbasis Problem-Based Learning (PBL) dan Project-Based Learning (PjBL).

Kegiatan ini merupakan wujud dari implementasi dalam hibah Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun Anggaran 2024 yang telah dimenangkan oleh Fatimah bersama dengan dua tim lainnya.


Sebanyak 19 guru dari berbagai mata pelajaran, termasuk 6 guru Fisika, 7 guru Biologi, dan 6 guru Kimia, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tujuan utama pelatihan adalah membekali para guru dengan keterampilan dalam merancang modul ajar berbasis PBL dan PjBL, yang dirancang untuk mendorong siswa agar lebih kritis, kreatif, dan mandiri dalam belajar. Fatimah, selaku Ketua Pengusul sekaligus inisiator kegiatan ini, menjelaskan pentingnya pendekatan ini di era pendidikan modern.


"Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan proyek (PjBL) memberikan ruang bagi siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam mengeksplorasi materi pelajaran. Kedua pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Saya percaya bahwa guru yang memiliki kemampuan merancang modul ajar berbasis PBL dan PjBL akan lebih mampu memotivasi siswanya untuk berpikir out of the box dan memecahkan masalah secara mandiri," ujar Fatimah.


Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini menggunakan metode In-On-In yang mengombinasikan teori dan praktik langsung. Pada tahap pertama (In), para guru diberikan materi dasar tentang PBL dan PjBL serta contoh-contoh modul ajar. Kemudian, pada tahap kedua (On), guru-guru bekerja secara berkelompok untuk menyusun modul ajar berbasis PBL dan PjBL yang relevan dengan mata pelajaran mereka. Pada tahap terakhir (In), para guru dan fasilitator dari Universitas Almuslim melakukan evaluasi dan refleksi terhadap modul ajar yang telah disusun.


Fatimah menjelaskan lebih lanjut mengenai alasan pemilihan metode ini, “Kami memilih metode In-On-In karena metode ini memberi ruang bagi guru untuk langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran sehari-hari di kelas.


Pembelajaran berbasis PBL dan PjBL saat ini semakin diminati di dunia pendidikan karena mampu mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar. Dalam PBL, siswa dihadapkan pada masalah nyata yang harus mereka selesaikan, sementara dalam PjBL, mereka terlibat dalam proyek-proyek autentik yang mendorong kreativitas dan kolaborasi. Kedua pendekatan ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, problem solving, dan kerja tim yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern.


Kepala SMA Negeri 1 Bireuen, Zulfikri, S.Ag., M.M., memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif ini. "Saya sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan ini yang diinisiasi oleh Universitas Almuslim. Kami sebagai sekolah sangat terbantu, dan kami berharap dengan adanya modul ajar baru ini, kualitas pembelajaran di SMA Negeri 1 Bireuen bisa semakin meningkat. Siswa tidak hanya belajar secara pasif, tapi lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran, yang pastinya akan membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan di masa depan," tutur Zulfikri dengan penuh semangat.


Zulfikri juga menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan para guru, tetapi juga membuka peluang besar untuk melakukan inovasi pembelajaran yang lebih kreatif. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Bireuen untuk melakukan hal yang sama.


Para guru peserta pelatihan juga menyambut baik program ini. Nurjannah, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Bireuen yang juga menjadi salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan betapa pelatihan ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana menyusun modul ajar yang lebih interaktif.


"Sebelumnya kami lebih banyak menggunakan metode konvensional dalam mengajar. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, saya merasa lebih siap dan lebih percaya diri untuk mencoba pendekatan baru. Modul ajar berbasis PBL dan PjBL benar-benar memberi siswa tantangan yang berbeda dan mengajak mereka untuk berpikir kritis serta bekerja secara tim. Saya yakin, hal ini akan berdampak positif pada motivasi belajar siswa," kata Nurjannah dengan antusias.


Selain itu, Marnita, M.Pd., salah satu fasilitator dari Universitas Almuslim, menambahkan bahwa kolaborasi ini tidak hanya memperkaya guru dengan pengetahuan baru, tetapi juga menjadi ajang berbagi pengalaman antara pihak sekolah dan akademisi.


"Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menjaga mutu pendidikan. Kami dari pihak universitas merasa senang bisa berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah di Bireuen. Kami juga belajar banyak dari pengalaman para guru di lapangan," ungkap Marnita.


Selain pelatihan, Universitas Almuslim juga memberikan dukungan berupa alat-alat praktikum untuk menunjang proses pembelajaran berbasis proyek di SMA Negeri 1 Bireuen. Alat-alat praktikum seperti Kit Mekanika SMA, Kit Gelombang dan Termodinamika, serta berbagai peralatan laboratorium lainnya disumbangkan untuk memperkaya sarana pembelajaran di sekolah. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung dalam praktik pembelajaran sehari-hari, terutama untuk mata pelajaran sains.


Fatimah menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dari program pengabdian yang lebih luas. "Ini baru permulaan. Kami berharap ke depan lebih banyak sekolah yang terlibat dalam kegiatan serupa, sehingga dampaknya bisa dirasakan secara lebih luas di wilayah Bireuen. Kami berkomitmen untuk terus mendampingi guru-guru dalam menyusun modul ajar inovatif yang sesuai dengan kebutuhan zaman."


Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan SMA Negeri 1 Bireuen dapat menjadi pionir dalam penerapan modul ajar berbasis PBL dan PjBL di Bireuen, serta menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk berinovasi dalam menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi siswa.


Pelatihan ini sekaligus membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah merupakan salah satu kunci utama dalam menciptakan sistem pendidikan yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman.