Misnar, MA., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim
Detikacehnews.id | Bireuen - Dalam upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan semangat juang kepada generasi muda, Misnar, MA., seorang dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim, memperkenalkan sejarah perjuangan perempuan Aceh kepada para siswa SMA Negeri 1 Kuala pada hari Rabu, 23 Oktober 2024. Acara yang berlangsung di aula sekolah ini disambut antusias oleh puluhan siswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah perjuangan perempuan Aceh dalam mempertahankan tanah air.
Dalam pemaparannya, Misnar, yang juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, memfokuskan materi pada peran penting perempuan Aceh dalam perjuangan melawan penjajah, baik masa kolonial Belanda maupun Jepang. Ia mengangkat sosok-sosok legendaris seperti Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, dan Laksamana Malahayati, yang dikenal dengan keberanian dan kecerdasannya dalam memimpin pasukan serta mempertahankan kehormatan bangsa.
Misnar menjelaskan bahwa perempuan Aceh tidak hanya berperan sebagai pendukung di belakang layar, tetapi juga memimpin di garis depan dalam peperangan. "Perempuan Aceh dikenal tidak hanya karena keanggunan mereka, tetapi juga karena keberanian yang luar biasa," ujar Misnar. Ia menekankan bagaimana Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia, sebagai contoh, tidak pernah gentar dalam menghadapi kekuatan militer kolonial yang jauh lebih unggul secara teknologi. "Keberanian mereka memberi pelajaran berharga tentang keteguhan hati dan pengorbanan tanpa pamrih untuk tanah air," tambahnya.
Laksamana Malahayati, sebagai salah satu tokoh yang paling ditonjolkan oleh Misnar, menjadi sorotan karena ia merupakan perempuan pertama di dunia yang memegang jabatan sebagai laksamana, memimpin armada laut Kesultanan Aceh. "Laksamana Malahayati berhasil memimpin armada untuk mempertahankan perairan Aceh dari serangan penjajah, ini merupakan pencapaian luar biasa yang bahkan diakui oleh dunia internasional," kata Misnar dengan penuh kebanggaan.
Selain menyampaikan kisah-kisah heroik, Misnar juga menekankan pentingnya generasi muda mempelajari sejarah sebagai cermin untuk masa depan. "Sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi tentang bagaimana kita memahami identitas kita sebagai bangsa," tegasnya. Menurutnya, dengan mempelajari perjuangan perempuan Aceh, siswa dapat meneladani sikap pantang menyerah dan kepemimpinan yang bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup di era modern.
Misnar juga menyampaikan bahwa nilai-nilai keberanian dan keadilan yang diajarkan oleh tokoh-tokoh perempuan Aceh tersebut harus menjadi inspirasi dalam menghadapi berbagai masalah sosial saat ini. "Perjuangan mereka adalah bentuk cinta kepada tanah air yang perlu kita warisi, bukan hanya dalam konteks pertempuran fisik, tetapi juga dalam memperjuangkan keadilan, kemanusiaan, dan hak-hak perempuan," ujarnya.
Selama sesi tanya jawab, para siswa tampak sangat tertarik dengan topik yang diangkat oleh Misnar. Beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin kuat. Salah seorang siswi, Sarah, mengungkapkan kekagumannya terhadap perempuan Aceh setelah mendengar pemaparan Misnar. "Saya merasa sangat bangga menjadi orang Aceh. Kisah-kisah ini mengajarkan saya untuk tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan apa yang benar," ungkapnya.
Kepala Sekolah SMA N 1 Kuala, Jumiati, S.Pd., M.Pd., yang juga hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya kepada Misnar. "Kegiatan pemaparan ini sangat inspiratif dan membuka wawasan siswa tentang sejarah lokal yang sering kali kurang disorot dalam kurikulum pendidikan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan agar siswa lebih mengenal tokoh-tokoh pahlawan dari Aceh, khususnya perempuan," ujarnya.
Misnar menutup pemaparannya dengan sebuah pesan moral: "Perempuan Aceh telah membuktikan bahwa peran mereka sangat penting dalam membangun peradaban. Kini, tugas kita adalah melanjutkan perjuangan itu dengan cara-cara yang relevan di masa kini, baik dalam pendidikan, karier, maupun kehidupan sosial. Kita semua harus berperan aktif dalam menjaga dan membangun bangsa ini."
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari rangkaian kegiatan edukatif lainnya di SMA N 1 Kuala yang bertujuan untuk memperkaya pengetahuan sejarah lokal di kalangan siswa, sekaligus membangkitkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan sebagai anak bangsa.