Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Dua Jam Menunggu Tanpa Penanganan Optimal, Pasien IGD Adukan Langsung ke Bupati Bireuen

Senin, 02 Juni 2025 | 23:16 WIB Last Updated 2025-06-02T16:16:47Z

Momen Zulkifli, pasien IGD mengeluhkan pelayanan yang tidak optimal dari RSUD dr Fauziah kepada Bupati Bireuen.



Detikacehnews.id | Bireuen - Suasana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Fauziah Bireuen mendadak berubah ketika seorang pasien bernama Zulkifli, warga Kecamatan Kuta Blang, menyampaikan keluhan langsung kepada Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, yang sedang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit plat merah tersebut pada Senin siang (2/6).


Zulkifli, yang datang dalam kondisi luka berdarah dan memerlukan penanganan segera, mengaku kecewa berat dengan pelayanan yang ia terima. Ia menyebutkan bahwa sudah lebih dari dua jam dirinya menunggu di ruang IGD tanpa adanya tindakan medis yang berarti maupun kepastian kapan akan dipindahkan ke ruang rawat inap.


Saya sudah menunggu dua jam di sini, tapi belum juga mendapatkan pengobatan awal. Luka di tubuh saya masih berdarah-darah. Bahkan belum ada arahan dari petugas untuk pemindahan ke ruang rawat. Saya tidak tahu harus mengadu ke siapa,” ujar Zulkifli kepada sejumlah wartawan yang meliput.


Rasa kecewa dan sakit yang ia rasakan membuat Zulkifli tak mampu lagi menahan amarah. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan langsung menghampiri Bupati Mukhlis yang tengah memantau situasi di ruang IGD. Di hadapan Bupati dan rombongan, ia menyampaikan keluhannya dengan suara gemetar penuh emosi.


Mendengar keluhan tersebut, Bupati Bireuen dengan sigap menenangkan Zulkifli dan menyatakan keprihatinannya atas pelayanan yang tidak optimal. Ia langsung memanggil petugas medis untuk segera memberikan perhatian dan penanganan kepada pasien, serta menekankan agar pelayanan kepada masyarakat, khususnya pasien gawat darurat, harus menjadi prioritas utama.


Ini tidak bisa dibiarkan. Pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan sakit, tentu mereka membutuhkan perhatian dan pelayanan cepat. Saya minta pihak rumah sakit untuk menindaklanjuti dan memperbaiki hal seperti ini,” tegas Bupati Mukhlis.


Zulkifli juga menjelaskan bahwa sebelumnya ia telah berobat ke puskesmas. Namun, pihak puskesmas menyarankan dirinya untuk dirujuk ke RSUD dr. Fauziah demi penanganan yang lebih lanjut. Ironisnya, saat tiba di rumah sakit rujukan tersebut, ia justru merasa diabaikan.


Saya pikir di sini akan lebih cepat ditangani. Tapi kenyataannya malah harus menunggu dengan luka yang makin terasa perih. Jangankan pindah ke ruang rawat inap, diberi tindakan awal saja tidak,” lanjut Zulkifli.


Dalam pantauan media ini, Bupati H. Mukhlis yang berjalan kaki dari Pendopo Bupati Bireuen menuju RSUD dr. Fauziah, yang berjarak sekitar 500 meter, secara langsung berbincang dengan sejumlah pasien dan keluarga mereka. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Bupati untuk memastikan pelayanan publik, khususnya kesehatan, berjalan sesuai standar.


Menanggapi keluhan tersebut, perwakilan dari manajemen RSUD dr. Fauziah menyampaikan bahwa saat ini terdapat kebijakan baru dari BPJS Kesehatan yang mewajibkan observasi pasien selama enam jam di ruang IGD sebelum diperbolehkan untuk dipindahkan ke ruang rawat inap.


Namun, alasan tersebut tetap dinilai kurang memadai jika tidak dibarengi dengan tindakan medis awal terhadap pasien yang membutuhkan penanganan segera.


Sidak Bupati Mukhlis ini diharapkan menjadi langkah awal dalam pembenahan sistem pelayanan di RSUD dr. Fauziah. Ia menegaskan bahwa evaluasi internal akan segera dilakukan dan meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen untuk mengawal kasus ini agar tidak terulang kembali.


Kita harus pastikan rumah sakit daerah ini menjadi tempat yang nyaman dan cepat dalam melayani masyarakat yang membutuhkan pengobatan. Saya tidak mau lagi mendengar ada warga kita yang merasa diabaikan,” pungkasnya.


Momen tersebut menjadi pengingat penting bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang pelayanan kesehatan agar tidak mengabaikan hak-hak dasar pasien, terutama dalam situasi darurat. Pelayanan yang cepat, tepat, dan penuh empati adalah kunci utama membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi layanan publik.