Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pawai Budaya HUT Bireuen 2025 Jadi Sorotan, Dapat Julukan “Pawai Ureung Tuha”

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 19:03 WIB Last Updated 2025-10-11T12:03:01Z

Dok. Foto Pawai Budaya HUT Bireuen ke-26. Sabtu, 11 Oktober 2025



Detikacehnews.id | Bireuen – Pawai Budaya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Bireuen tahun 2025 menghadirkan suasana yang berbeda dan penuh kejutan. Jika biasanya pawai diikuti oleh para pelajar dan mahasiswa, kali ini giliran para “ureung tuha” istilah dalam bahasa Aceh yang berarti kalangan orangtua yang tampil memukau dan penuh semangat di hadapan ribuan penonton, Sabtu (11/10/2025).


Peserta pawai tahun ini terdiri dari jajaran pimpinan instansi, kepala dinas, camat, kepala sekolah, hingga para guru di seluruh Kabupaten Bireuen. Mereka berbaris rapi dan menampilkan beragam busana adat dan pakaian kreasi khas daerah dengan gaya yang tak kalah energik dibandingkan generasi muda.


Pemandangan unik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang memadati kawasan Simpang Empat hingga Pendopo Bupati Bireuen. Sorak-sorai, tawa, dan tepuk tangan penonton menggema di sepanjang jalan. Warga tampak antusias menyaksikan para pejabat dan tenaga pendidik tampil santai, kreatif, dan penuh percaya diri dalam balutan pakaian adat Aceh dan busana kreasi lainnya.


Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah ketika para pimpinan daerah, termasuk Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST, Ketua DPRK, Kapolres, Kajari, Dandim, dan Ketua Pengadilan Negeri, turut berjalan dan menunggangi kuda sambil mengenakan pakaian adat Aceh. Kehadiran mereka di barisan pawai menjadi simbol kebersamaan dan keteladanan dalam melestarikan budaya daerah.


Menurut panitia pelaksana, Zamzani, S.Pd, konsep pawai tahun ini memang sengaja dirancang berbeda. “Biasanya anak sekolah dan mahasiswa yang tampil. Tahun ini kita ingin menunjukkan bahwa semangat berkarya dan mencintai budaya tidak mengenal usia. Semua bisa berpartisipasi, termasuk para pimpinan dan tenaga pendidik,” ujarnya.


Antusiasme masyarakat terlihat luar biasa. Sejak pagi, warga sudah memenuhi sisi jalan untuk menyaksikan parade peserta yang menampilkan busana adat dari berbagai kecamatan di Bireuen. Banyak penonton yang mengabadikan momen tersebut dan membagikannya di media sosial dengan berbagai komentar lucu dan penuh apresiasi. Beberapa warganet bahkan menjuluki kegiatan ini sebagai “Pawai Ureung Tuha Uroe Nyoe” (Pawai Orangtua Hari Ini), yang dengan cepat menjadi bahan candaan ringan namun bernada bangga terhadap semangat para peserta.


Meskipun usia para peserta mayoritas sudah tidak muda, semangat mereka untuk tampil tetap membara. Banyak di antara mereka yang mempersiapkan kostum dan penampilan dengan serius, bahkan menambahkan elemen humor dan atraksi ringan yang menghibur penonton.


Ini luar biasa. Biasanya kami hanya melihat anak-anak sekolah yang tampil. Tapi hari ini, para guru dan pejabat pun ikut berkreasi. Rasanya lebih hangat, lebih dekat dengan masyarakat,” ujar salah satu penonton yang hadir di lokasi acara.


Pawai budaya yang mengusung tema “Jejak Sejarah Bumoe Jeumpa” ini menjadi salah satu kegiatan paling berkesan dalam rangkaian HUT Bireuen tahun ini. Selain sebagai ajang hiburan, kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata pelestarian budaya dan perekat hubungan sosial antara pemerintah, tenaga pendidik, dan masyarakat.


Dalam sambutannya, Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah menunjukkan kreativitas dan semangat tinggi.


Pawai budaya ini bukan sekadar perayaan, tapi juga simbol kebersamaan lintas generasi. Melalui budaya, kita perkuat persatuan dan cinta terhadap daerah kita,” ungkapnya.


Meski diwarnai tawa dan canda, “Pawai Ureung Tuha” justru menjadi bukti bahwa usia bukanlah batas untuk berkreasi. Dengan langkah yang mantap dan senyum penuh semangat, para peserta membuktikan bahwa kecintaan terhadap budaya dan kebersamaan tetap menyala di setiap generasi.


Dan hari ini, Bireuen tidak hanya merayakan ulang tahun daerahnya tetapi juga merayakan semangat orang-orang yang terus menjaga jati diri Bumoe Jeumpa dengan hati yang gembira dan penuh cinta budaya.