Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Kacabdin Bireuen Tegaskan Tak Ada Paksaan dalam Seminar Nasional Guru, Kegiatan Berskala Luas Disambut Antusias

Minggu, 01 Juni 2025 | 08:18 WIB Last Updated 2025-06-01T01:18:20Z

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd.



Detikacehnews.id | Bireuen - Ratusan guru dari berbagai jenjang pendidikan di Aceh, termasuk guru SMA, SMK, MI hingga pengawas sekolah, selama dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu (31 Mei–01 Juni 2025), mengikuti seminar nasional bertajuk “The Power of Teaching: Menjadi Guru Berpengaruh dan Inspiratif dengan Pendekatan Deep Learning”. Kegiatan ini digelar oleh Lembaga Pelatihan dan Pengembangan SDM Grapensi, bekerja sama dengan Universitas Islam Aceh (UIA) serta sejumlah lembaga pendidikan lainnya.


Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini tidak bersifat paksaan. Ia hanya menyampaikan himbauan kepada para guru di bawah wilayah kerjanya untuk ikut serta, karena kegiatan ini diyakini membawa manfaat besar dalam peningkatan mutu guru, terutama dalam memahami pendekatan deep learning.


Seminar nasional ini berlangsung di aula Universitas Islam Aceh (UIA) Kampus Peusangan, Kabupaten Bireuen. Hari pertama dilaksanakan secara tatap muka, sedangkan hari kedua dilanjutkan secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini menjadi magnet tersendiri bagi insan pendidikan, terbukti dari antusiasme peserta yang datang dari berbagai daerah, seperti Bireuen, Banda Aceh, Lhokseumawe, Aceh Utara, Pidie, dan Pidie Jaya.


Abdul Hamid yang dikonfirmasi awak media detikacehnews.id (01/6) menegaskan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam pelaksanaan kegiatan Seminar Nasional The Power of Teaching yang berlangsung di Universitas Islam Aceh. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini murni bersifat imbauan untuk mendukung peningkatan kompetensi dan pemahaman guru terhadap pendekatan deep learning dalam proses pembelajaran.


Kami hanya menghimbau, bukan memaksa. Tujuannya jelas, demi peningkatan mutu guru dalam menghadapi tantangan pendidikan era digital. Kegiatan ini adalah upaya mendorong guru menjadi lebih inspiratif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, bukan ajang seremonial semata,” ujar Abdul Hamid kepada media.


Terkait keluhan fasilitas, Abdul Hamid menjelaskan bahwa semua fasilitas telah dicantumkan secara jelas dalam brosur kegiatan yang disampaikan kepada calon peserta sebelum acara. Dalam brosur disebutkan bahwa peserta akan mendapatkan: Sertifikat Nasional, Thumbler eksklusif Grapensi, E-book terbaru karya Mr. Sa'ad Budiman Lubis, Snack dua kali dan makan siang, Fun & Energic Seminar, serta Hadiah dan plakat penghargaan untuk kepala sekolah dan guru inspiratif.


Untuk memastikan hal tersebut, awak media juga mewawancarai beberapa guru dari SMA di Bireuen yang turut hadir sebagai peserta. Seorang guru dari SMA di Kota Juang Bireuen, mengatakan bahwa tidak ada tekanan atau paksaan dari pihak Cabdin.


Saya ikut karena tertarik dengan materinya. Pak Sa’ad Budiman itu pemateri yang luar biasa, membahas soal guru kreatif dan penerapan AI dalam pembelajaran. Banyak hal baru yang saya dapatkan, dan saya merasa terinspirasi,” ungkapnya.


Senada dengan itu, peserta lainnya juga menyebut bahwa fasilitas yang diperoleh sesuai dengan informasi dalam brosur, bahkan menilai kegiatan ini cukup bermanfaat untuk meningkatkan wawasan profesional guru.
 

Kegiatan ini dilaksanakan oleh GRAPENSI, sebuah lembaga pelatihan pendidikan yang bermitra dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan nasional. Seminar juga menghadirkan motivator nasional, Bapak Sa’ad Budiman Lubis, S.Pd.I., M.M, yang dikenal sebagai inspirator guru kreatif dan digital.


Seminar ini membuat kami menangis haru, memaknai kembali panggilan jiwa sebagai guru. Terima kasih kepada Bapak Sa’ad atas ilmu dan motivasinya,” ujar seorang peserta dalam sesi testimoni.


Abdul Hamid berharap agar kegiatan serupa tidak disalahartikan, dan mengajak semua pihak untuk terbuka terhadap program-program yang bertujuan memperkuat kapasitas tenaga pendidik.


Kita ingin guru-guru Bireuen maju dan mampu bersaing di tingkat nasional. Jika ada hal yang belum sempurna dalam pelaksanaan, kami akan evaluasi dan perbaiki ke depan,” tutupnya.