Notification

×

Iklan

Iklan


Tag Terpopuler

Ratusan Guru Ikuti Seminar Nasional di UIA Bireuen, Tekankan Pentingnya Guru Berpengaruh dalam Era Deep Learning

Minggu, 01 Juni 2025 | 07:57 WIB Last Updated 2025-06-01T01:20:37Z
Ratusan guru dari berbagai sekolah di Kabupaten/Kota Provinsi Aceh mengikuti Seminar Nasional di UIA.


Detikacehnews.id | Bireuen – Ratusan guru dari berbagai jenjang pendidikan di Aceh, termasuk guru SMA, SMK, MI hingga pengawas sekolah, selama dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu (31 Mei-01 Juni 2025), mengikuti seminar nasional bertajuk “The Power of Teaching: Menjadi Guru Berpengaruh dan Inspiratif dengan Pendekatan Deep Learning”. Kegiatan ini digelar oleh Lembaga Pelatihan dan Pengembangan SDM Grapensi, bekerja sama dengan Universitas Islam Aceh (UIA) serta sejumlah lembaga pendidikan lainnya.


Seminar nasional ini berlangsung di aula Universitas Islam Aceh (UIA) Kampus Peusangan, Kabupaten Bireuen. Hari pertama seminar dilaksanakan secara tatap muka, sedangkan hari kedua dilanjutkan secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini menjadi magnet tersendiri bagi insan pendidikan, terbukti dari antusiasme peserta yang datang dari berbagai daerah, seperti Bireuen, Banda Aceh, Lhokseumawe, Aceh Utara, Pidie, dan Pidie Jaya.


Direktur Eksekutif Grapensi, Akmal Rusli, S.Pd., dalam sambutannya menjelaskan bahwa seminar ini diadakan sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas guru di tengah perubahan zaman yang menuntut kreativitas dan inovasi dalam dunia pendidikan. Tema The Power of Teaching, lanjutnya, sengaja dipilih untuk memberikan semangat baru kepada para guru agar mampu menjadi figur inspiratif, bukan hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam membentuk karakter dan semangat belajar peserta didik.


Menjadi guru hari ini tidak cukup hanya mengajar, tapi juga harus menginspirasi. Guru harus hadir sebagai sosok yang memberi makna dalam kehidupan anak-anak didik. Untuk itulah kita hadirkan pendekatan deep learning, pendekatan yang menyentuh hati dan menyatu dengan kultur siswa,” ujar Akmal.


Selama dua hari pelaksanaan, para peserta mendapatkan materi dari total tujuh narasumber berpengalaman, tiga di antaranya hadir langsung di aula UIA pada hari Sabtu, sementara empat lainnya menyampaikan paparannya secara daring pada hari Minggu.


Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bireuen, Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menegaskan pentingnya seminar ini sebagai bagian dari proses adaptasi terhadap perubahan arah kebijakan pendidikan nasional. Ia menyoroti bahwa saat ini Indonesia sedang memasuki fase transisi dari kurikulum Merdeka Belajar menuju pendekatan deep learning, sebagaimana dicetuskan oleh Menteri Pendidikan yang baru.


Ini bukan sekadar perubahan kurikulum, tetapi perubahan cara pandang dan pendekatan dalam mendidik. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah harus mendapatkan pemahaman yang utuh agar tidak lagi terpaku pada pola lama dalam mengajar,” tegas Abdul Hamid.


Ia juga menambahkan bahwa pola pengajaran konvensional yang selama ini mengandalkan ceramah satu arah, sudah tidak relevan dengan kebutuhan peserta didik zaman sekarang yang hidup dalam era digital dan penuh dinamika. Deep learning disebut sebagai pendekatan yang menekankan pada penghayatan, empati, dan keterlibatan emosional, sehingga siswa bisa belajar secara lebih mendalam dan bermakna.


Pembukaan seminar turut dihadiri oleh berbagai unsur penting, di antaranya Rektor UIA, perwakilan dari Polres Bireuen (Kasat Binmas), Ketua Komite SMA, SMK, SLB, serta Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Lhokseumawe. Kehadiran para tokoh ini menjadi bentuk dukungan moral terhadap transformasi pendidikan yang saat ini sedang berlangsung.


Rektor Universitas Islam Aceh dalam sambutannya menyatakan bahwa dunia akademik harus menjadi mitra strategis dalam menyukseskan reformasi pendidikan. UIA, katanya, siap menjadi tuan rumah kegiatan-kegiatan serupa ke depan, terutama dalam meningkatkan kualitas guru sebagai ujung tombak pendidikan nasional.


Seminar nasional ini diharapkan menjadi titik awal gerakan perubahan di kalangan guru di Aceh, khususnya dalam menyongsong era pembelajaran yang lebih transformatif. Banyak peserta seminar yang menyampaikan apresiasi dan harapannya agar kegiatan semacam ini bisa lebih sering dilakukan dan menjangkau lebih banyak guru di pelosok daerah.


Salah satu peserta dari Pidie Jaya, Nurhayati, S.Pd., menyampaikan kesannya, “Kegiatan ini sangat membuka wawasan kami. Materi yang dibahas tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif. Saya merasa lebih siap untuk mengajar dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan menyentuh hati anak-anak.”


Senada dengan itu, seorang kepala sekolah dari Lhokseumawe menambahkan, “Ini adalah momentum penting bagi kami para kepala sekolah untuk memahami arah kebijakan baru dan bagaimana mendampingi guru-guru kami agar tetap relevan dengan tantangan zaman.”


Dengan selesainya kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing. Mereka tidak hanya membawa sertifikat, tetapi juga semangat baru untuk membangun pendidikan Aceh yang lebih inklusif, berdaya saing, dan bermakna.