![]() |
| Dokumentasi foto Dokter Spesialis yang tergabung dalam Tim Satgas Siaga Bencana sedang memeriksa warga desa Kuala Ceurape yang mengeluhkan berbagai penyakit dampak dari banjir. |
Detikacehnews.id | Bireuen - Hari ketiga pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gratis kembali digelar di Gampong Kuala Ceurape, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, pada Minggu, 21 Desember 2025. Kegiatan kemanusiaan ini menyasar masyarakat terdampak banjir bandang yang hingga kini masih merasakan dampak serius terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan tempat tinggal mereka.
Pelayanan kesehatan gratis tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim (FK Umuslim) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen serta Tim Satuan Tugas (Satgas) Siaga Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen. Masjid Gampong Kuala Ceurape dipilih sebagai pusat pelayanan medis guna memudahkan akses masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan.
Sejak pagi hari, ratusan warga tampak memadati lokasi pelayanan. Tidak hanya warga setempat, masyarakat dari desa-desa tetangga juga turut berdatangan untuk memanfaatkan layanan kesehatan gratis tersebut. Antusiasme tinggi ini mencerminkan besarnya kebutuhan layanan medis pascabencana, khususnya di wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim yang juga Ketua IDI Cabang Bireuen, dr. Zumirda, Sp.B-ET, FISA, FINACS. Ia turun langsung memimpin koordinasi di lapangan serta memastikan seluruh rangkaian pelayanan berjalan optimal di tengah lonjakan jumlah pasien.
Sebelum bergerak menuju lokasi pelayanan, seluruh tim Satgas terlebih dahulu mengikuti konsolidasi di posko bersama RSU Peusangan Raya. Dalam arahannya, dr. Zumirda menekankan pentingnya respons cepat terhadap tingginya antusiasme masyarakat, sembari mengingatkan seluruh dokter dan tenaga kesehatan untuk tetap mengedepankan profesionalisme, ketelitian dalam pemeriksaan, serta empati terhadap kondisi psikologis dan fisik warga terdampak bencana.
Alur pelayanan kesehatan dimulai dari proses pendaftaran yang dibantu oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim. Selanjutnya, pasien menjalani pemeriksaan dan konsultasi medis sesuai keluhan yang dirasakan. Setelah mendapatkan diagnosis, pasien langsung menerima obat-obatan yang telah disiapkan oleh tim farmasi berdasarkan resep dokter. Seluruh rangkaian layanan, termasuk obat-obatan, diberikan secara gratis tanpa pungutan biaya apa pun.
Pada hari ketiga ini, tim medis mencatat bahwa sebagian besar keluhan kesehatan yang dialami warga merupakan penyakit yang umum muncul pascabencana banjir. Penyakit yang paling banyak ditangani antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dyspepsia, cephalgia, common cold, serta hipertensi. Selain itu, banyak warga juga mengeluhkan nyeri otot (myalgia), rheumatoid arthritis, faringitis, dan gastritis.
Tidak hanya penyakit dalam, tim medis juga menangani cukup banyak kasus penyakit kulit akibat lingkungan yang lembap dan sanitasi yang terganggu. Di antaranya adalah bacterial dermatitis, tinea, impetigo bullosa dan krustosa, serta luka terbuka yang mengalami infeksi sekunder. Bahkan, beberapa pasien teridentifikasi mengalami visceral larva migrans dan gangguan kesehatan lain yang memerlukan penanganan medis berkelanjutan, termasuk penyakit jantung.
Dominasi penyakit infeksi dan gangguan kulit ini dinilai sebagai dampak langsung dari banjir bandang yang merendam hampir seluruh rumah warga. Air bah yang bercampur lumpur dan limbah menyebabkan kondisi lingkungan menjadi tidak higienis, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Pemilihan Gampong Kuala Ceurape sebagai lokasi pelayanan kesehatan hari ketiga didasarkan pada tingkat kerusakan yang tergolong sangat parah. Warga setempat menyampaikan bahwa sekitar 40 rumah mengalami rusak total, sementara hampir seluruh rumah di desa tersebut terdampak banjir. Bahkan, ketinggian air sempat mencapai hampir dua meter dan merendam permukiman warga selama beberapa waktu.
Melalui pelayanan kesehatan gratis ini, FK Umuslim bersama IDI Cabang Bireuen dan Tim Satgas Siaga Bencana berharap dapat membantu meringankan beban masyarakat, sekaligus mencegah munculnya komplikasi penyakit pascabencana. Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata kepedulian dunia medis dan akademisi terhadap kondisi kesehatan masyarakat di wilayah terdampak bencana alam.
Pelayanan kesehatan gratis tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim (FK Umuslim) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen serta Tim Satuan Tugas (Satgas) Siaga Bencana Gabungan Kabupaten Bireuen. Masjid Gampong Kuala Ceurape dipilih sebagai pusat pelayanan medis guna memudahkan akses masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan.
Sejak pagi hari, ratusan warga tampak memadati lokasi pelayanan. Tidak hanya warga setempat, masyarakat dari desa-desa tetangga juga turut berdatangan untuk memanfaatkan layanan kesehatan gratis tersebut. Antusiasme tinggi ini mencerminkan besarnya kebutuhan layanan medis pascabencana, khususnya di wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim yang juga Ketua IDI Cabang Bireuen, dr. Zumirda, Sp.B-ET, FISA, FINACS. Ia turun langsung memimpin koordinasi di lapangan serta memastikan seluruh rangkaian pelayanan berjalan optimal di tengah lonjakan jumlah pasien.
Sebelum bergerak menuju lokasi pelayanan, seluruh tim Satgas terlebih dahulu mengikuti konsolidasi di posko bersama RSU Peusangan Raya. Dalam arahannya, dr. Zumirda menekankan pentingnya respons cepat terhadap tingginya antusiasme masyarakat, sembari mengingatkan seluruh dokter dan tenaga kesehatan untuk tetap mengedepankan profesionalisme, ketelitian dalam pemeriksaan, serta empati terhadap kondisi psikologis dan fisik warga terdampak bencana.
Alur pelayanan kesehatan dimulai dari proses pendaftaran yang dibantu oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim. Selanjutnya, pasien menjalani pemeriksaan dan konsultasi medis sesuai keluhan yang dirasakan. Setelah mendapatkan diagnosis, pasien langsung menerima obat-obatan yang telah disiapkan oleh tim farmasi berdasarkan resep dokter. Seluruh rangkaian layanan, termasuk obat-obatan, diberikan secara gratis tanpa pungutan biaya apa pun.
Pada hari ketiga ini, tim medis mencatat bahwa sebagian besar keluhan kesehatan yang dialami warga merupakan penyakit yang umum muncul pascabencana banjir. Penyakit yang paling banyak ditangani antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dyspepsia, cephalgia, common cold, serta hipertensi. Selain itu, banyak warga juga mengeluhkan nyeri otot (myalgia), rheumatoid arthritis, faringitis, dan gastritis.
Tidak hanya penyakit dalam, tim medis juga menangani cukup banyak kasus penyakit kulit akibat lingkungan yang lembap dan sanitasi yang terganggu. Di antaranya adalah bacterial dermatitis, tinea, impetigo bullosa dan krustosa, serta luka terbuka yang mengalami infeksi sekunder. Bahkan, beberapa pasien teridentifikasi mengalami visceral larva migrans dan gangguan kesehatan lain yang memerlukan penanganan medis berkelanjutan, termasuk penyakit jantung.
Dominasi penyakit infeksi dan gangguan kulit ini dinilai sebagai dampak langsung dari banjir bandang yang merendam hampir seluruh rumah warga. Air bah yang bercampur lumpur dan limbah menyebabkan kondisi lingkungan menjadi tidak higienis, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Pemilihan Gampong Kuala Ceurape sebagai lokasi pelayanan kesehatan hari ketiga didasarkan pada tingkat kerusakan yang tergolong sangat parah. Warga setempat menyampaikan bahwa sekitar 40 rumah mengalami rusak total, sementara hampir seluruh rumah di desa tersebut terdampak banjir. Bahkan, ketinggian air sempat mencapai hampir dua meter dan merendam permukiman warga selama beberapa waktu.
Melalui pelayanan kesehatan gratis ini, FK Umuslim bersama IDI Cabang Bireuen dan Tim Satgas Siaga Bencana berharap dapat membantu meringankan beban masyarakat, sekaligus mencegah munculnya komplikasi penyakit pascabencana. Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata kepedulian dunia medis dan akademisi terhadap kondisi kesehatan masyarakat di wilayah terdampak bencana alam.
