Detikacehnews.id | Bireuen - Dalam rangka mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan memperkuat pemahaman Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen menggelar kegiatan pendampingan bagi kepala sekolah dan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 16 Oktober 2024, di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen dan diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari kepala sekolah dari berbagai jenjang pendidikan.
Dalam penyampaian materinya, Arifnawati menjelaskan pentingnya perubahan paradigma pendidikan melalui Kurikulum Merdeka yang lebih menekankan pada pengembangan potensi individu siswa. “Kurikulum Merdeka bukan hanya sekadar mengubah sistem pembelajaran, tetapi ini adalah langkah untuk membebaskan siswa dari belenggu pembelajaran yang kaku. Guru harus mampu memfasilitasi siswa agar mereka bisa menggali potensi terbaik mereka,” ujar Arifnawati di depan para peserta.
Ia juga menyoroti penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai sumber belajar yang dinamis bagi para guru dan siswa. Menurut Arifnawati, PMM merupakan alat penting yang harus dimaksimalkan dalam mendukung pembelajaran berbasis kompetensi, yang sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Ia memandu para peserta untuk memahami bagaimana platform tersebut dapat membantu meningkatkan literasi dan numerasi siswa.
“Dalam PMM, kita tidak hanya mendapatkan sumber belajar yang berkualitas, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dan berbagi pengalaman dengan guru-guru lainnya. Ini sangat penting agar kita bisa saling belajar dan terus berkembang,” lanjutnya.
Selain itu, Arifnawati menekankan pentingnya komunitas belajar di sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Ia mendorong para kepala sekolah dan guru untuk aktif dalam membangun komunitas belajar yang suportif, sehingga implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan efektif di setiap sekolah. “Komunitas belajar adalah pondasi bagi kesuksesan Kurikulum Merdeka. Dengan adanya komunitas ini, guru tidak akan bekerja sendiri, tetapi secara kolektif mendorong pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa,” tambahnya.
Kegiatan pendampingan ini merupakan bagian dari program nasional yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh. Pendampingan serupa dilakukan di 11 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, termasuk di Kabupaten Bireuen.
Peserta kegiatan, yang terdiri dari kepala sekolah PAUD, SD, SMP, PKBM, SMK, dan SLB, menyambut baik materi yang disampaikan oleh Arifnawati. Mereka mengakui bahwa pemahaman mereka tentang penerapan Kurikulum Merdeka semakin mendalam setelah mengikuti kegiatan ini.
Dengan adanya kegiatan pendampingan ini, diharapkan kualitas pembelajaran di Kabupaten Bireuen akan semakin meningkat seiring dengan semakin baiknya pemahaman para guru dan kepala sekolah mengenai Kurikulum Merdeka. Arifnawati juga berharap bahwa pendampingan ini dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan di Aceh secara keseluruhan. “Kita semua harus berkomitmen untuk terus belajar dan berinovasi demi masa depan siswa-siswa kita,” pungkasnya.
Kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa guru-guru di Bireuen, seperti Arifnawati, berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan semangat Merdeka Belajar.